Laa Tahzan! Ramadhan Harus Tetap Semangat Meski Suasana Pandemik
Selasa, 21 April 2020 - 07:15 WIB
Hawa Ramadhan 1441 Hijriyah sudah mulai terasa. Meski berada dalam suasana pandemik, umat Islam tidak boleh larut dalam cemas dan kesedihan. Ramadhan tahun ini boleh berbeda dari biasanya, namun semangat menyambut dan menghidupkan Ramadhan harus tetap digelorakan. Laa Tahzan, Innallaha Ma'ana (janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita). Semoga kita termasuk orang-orang yang diampuni dan diberkahi di bulan Ramadhan.
Qadarullah, Allah Ta'ala telah menuliskan ilmu-Nya tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam Lauhul Mahfuzh sejak 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Ketetapan atau qadar dari Allah ini sejalan dengan firman-Nya dalam Al-Quran: "Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah. Barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At-Taghabun: ayat 11)
Takdir Allah tidaklah kejam. DIA Maha Pengasih di antara semua pengasih. DIA menghendaki sesuatu tentu ada hikmah dan pelajaran berharga di dalamnya. Tinggal bagaimana kita memaknai musibah dengan pandangan iman agar kita ridha atas kehendak-Nya.
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai penjelasan juga pembeda antara yang benar dan salah. Berbicara Ramadhan, umat Islam selalu diingatkan dengan satu ayat populer yaitu Surah Al-Baqarah ayat 183:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Menurut Dai yang juga Founder Shift! Pemuda Hijrah, Ustaz Hanan Attaki, ayat ini merupakan perintah sekaligus penyemangat bagi kaum muslimin untuk menyiapkan diri sebelum Ramadhan. Allah Ta'ala membuka ayat tersebut dengan panggilan "Ya Ayyuhalladzina Amanu".
"Kalau kita mendengar itu dibacakan oleh Qari', disunnahkan membaca 'Labbaika Ya Rabbi'," kata Ustaz Hanan Attaki dalam kajian online Spesial Tarhib Ramadhan secara dari kediamannya di Bandung belum lama ini.
Jika kita menjawab dengan ucapan "Labbaika Ya Rabbi", mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mendapat kebaikan. Dalam Hadis Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau menjelang bulan Ramadhan atau di awal Ramadhan selalu menyampaikan Khutbah "Wahai sekalian Manusia, telah datang bulan penuh kemuliaan yang waktunya penuh kebaikan". Beliau juga memberi kabar gembira kepada umatnya yang berpuasa.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)
Gembira Menyambut Bulan Ramadhan
Kita bergembira karena Ramadhan bulan penuh istimewa dan penuh amal saleh. Siapa yang melakukan ibadah sunnah, nilainya seperti orang yang melakukan ibadah wajib di selain Ramadhan. Dan siapa yang melaksanakan yang wajib, nilainya seperti orang yang melaksanakan 70 kali ibadah wajib di selain Ramadhan.
"Seorang kekasih tentu bahagia apabila dekat dengan kekasihnya. Meski diuji dengan wabah Covid-19 kita bisa dekat dengan orang yang dicintai. Begitulah orang beriman di bulan Ramadhan bisa dekat dengan Rabb-Nya," kata Ustaz Hanan Attaki.
Rasulullah SAW dan sahabat selalu bergembira menyambut bulan Ramadhan. Mereka saling memberi nasihat. Saking bahagianya mereka punya banyak rencana untuk beramal saleh termasuk bersedekah. Gembira ria menyambut Ramadhan adalah sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan itu menunjukkan indikasi hati kita.
Karena itu, jadikan bulan Ramadhan sebagai khalwah. Apalagi saat situasi seperti ini bulan Ramadhan sangat istimewa meski tak bisa salat di Masjid, tak bisa i'tikaf. Tapi kalau mau positif thinking biasanya kita terpotong karena kerja, sekarang Ramadhan di rumah saja menyibukkan diri dengan kebaikan apapun yang bisa dilakukan.
"Gak kebayang kita gak bisa salat tarawih di Masjid. Inilah kehidupan. Ada waktu kita ingin beramal saleh tapi kita gak bisa. Kapan? Ketika kita di alam kubur. Dari masjid kita dengar azan tapi kita terhalang memenuhinya. Kangen pengen taklim lagi di masjid. Jadi sekarang kesempatan kita buat dekat dengan Allah Ta'ala," kata dai pemilik suara khas dan merdu ini.
Siapkan Bekal Iman dan Ilmu
Allah Ta'ala menyuruh kita membekali diri menyambut bulan Ramadhan. Hendaknya kaum muslimin membekali dirinya dengan iman dan ilmu. Bagi setiap orang bulan Ramadhan tentu punya kesan berbeda-beda. Ada yang bulan Ramadhan tidak berkesan alias lewat begitu saja padahal rumahnya dekat dengan masjid. Ada juga yang menjadikannya sebagai momentum hijrah dan beramal saleh.
Mari berusaha untuk tidak berbuat dosa baik dosa mata maupun dosa lisan. Kalau raga sehat, namun hati penuh penyakit, maka bulan Ramadhan tidak akan berkesan. Ada orang yang menyambut Ramadhan dengan bersih-bersih bagus, yang utama adalah bagaimana membersihkan hati dari segala kotoran.
Yuk kita siapin iman. Setelah iman kita siapin ilmu. Bagaimana cara menyiapkan ilmu? Baca kembali buku-buku Fiqihnya dan hadis-hadis seputar Ramadhan. Simak ceramah maupun taushiyah yang membahas fiqih Ramadhan dan tema-tema yang menguatkan iman.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Duhai Allah Tuhan kami, berkahi kami di bulan Sya'ban dan pertemukanlah (sampaikan) kami dengan bulan Ramadhan.
Wallahu A'lam Bish Showab
Qadarullah, Allah Ta'ala telah menuliskan ilmu-Nya tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam Lauhul Mahfuzh sejak 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Ketetapan atau qadar dari Allah ini sejalan dengan firman-Nya dalam Al-Quran: "Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah. Barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At-Taghabun: ayat 11)
Takdir Allah tidaklah kejam. DIA Maha Pengasih di antara semua pengasih. DIA menghendaki sesuatu tentu ada hikmah dan pelajaran berharga di dalamnya. Tinggal bagaimana kita memaknai musibah dengan pandangan iman agar kita ridha atas kehendak-Nya.
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai penjelasan juga pembeda antara yang benar dan salah. Berbicara Ramadhan, umat Islam selalu diingatkan dengan satu ayat populer yaitu Surah Al-Baqarah ayat 183:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Menurut Dai yang juga Founder Shift! Pemuda Hijrah, Ustaz Hanan Attaki, ayat ini merupakan perintah sekaligus penyemangat bagi kaum muslimin untuk menyiapkan diri sebelum Ramadhan. Allah Ta'ala membuka ayat tersebut dengan panggilan "Ya Ayyuhalladzina Amanu".
"Kalau kita mendengar itu dibacakan oleh Qari', disunnahkan membaca 'Labbaika Ya Rabbi'," kata Ustaz Hanan Attaki dalam kajian online Spesial Tarhib Ramadhan secara dari kediamannya di Bandung belum lama ini.
Jika kita menjawab dengan ucapan "Labbaika Ya Rabbi", mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mendapat kebaikan. Dalam Hadis Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau menjelang bulan Ramadhan atau di awal Ramadhan selalu menyampaikan Khutbah "Wahai sekalian Manusia, telah datang bulan penuh kemuliaan yang waktunya penuh kebaikan". Beliau juga memberi kabar gembira kepada umatnya yang berpuasa.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)
Gembira Menyambut Bulan Ramadhan
Kita bergembira karena Ramadhan bulan penuh istimewa dan penuh amal saleh. Siapa yang melakukan ibadah sunnah, nilainya seperti orang yang melakukan ibadah wajib di selain Ramadhan. Dan siapa yang melaksanakan yang wajib, nilainya seperti orang yang melaksanakan 70 kali ibadah wajib di selain Ramadhan.
"Seorang kekasih tentu bahagia apabila dekat dengan kekasihnya. Meski diuji dengan wabah Covid-19 kita bisa dekat dengan orang yang dicintai. Begitulah orang beriman di bulan Ramadhan bisa dekat dengan Rabb-Nya," kata Ustaz Hanan Attaki.
Rasulullah SAW dan sahabat selalu bergembira menyambut bulan Ramadhan. Mereka saling memberi nasihat. Saking bahagianya mereka punya banyak rencana untuk beramal saleh termasuk bersedekah. Gembira ria menyambut Ramadhan adalah sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan itu menunjukkan indikasi hati kita.
Karena itu, jadikan bulan Ramadhan sebagai khalwah. Apalagi saat situasi seperti ini bulan Ramadhan sangat istimewa meski tak bisa salat di Masjid, tak bisa i'tikaf. Tapi kalau mau positif thinking biasanya kita terpotong karena kerja, sekarang Ramadhan di rumah saja menyibukkan diri dengan kebaikan apapun yang bisa dilakukan.
"Gak kebayang kita gak bisa salat tarawih di Masjid. Inilah kehidupan. Ada waktu kita ingin beramal saleh tapi kita gak bisa. Kapan? Ketika kita di alam kubur. Dari masjid kita dengar azan tapi kita terhalang memenuhinya. Kangen pengen taklim lagi di masjid. Jadi sekarang kesempatan kita buat dekat dengan Allah Ta'ala," kata dai pemilik suara khas dan merdu ini.
Siapkan Bekal Iman dan Ilmu
Allah Ta'ala menyuruh kita membekali diri menyambut bulan Ramadhan. Hendaknya kaum muslimin membekali dirinya dengan iman dan ilmu. Bagi setiap orang bulan Ramadhan tentu punya kesan berbeda-beda. Ada yang bulan Ramadhan tidak berkesan alias lewat begitu saja padahal rumahnya dekat dengan masjid. Ada juga yang menjadikannya sebagai momentum hijrah dan beramal saleh.
Mari berusaha untuk tidak berbuat dosa baik dosa mata maupun dosa lisan. Kalau raga sehat, namun hati penuh penyakit, maka bulan Ramadhan tidak akan berkesan. Ada orang yang menyambut Ramadhan dengan bersih-bersih bagus, yang utama adalah bagaimana membersihkan hati dari segala kotoran.
Yuk kita siapin iman. Setelah iman kita siapin ilmu. Bagaimana cara menyiapkan ilmu? Baca kembali buku-buku Fiqihnya dan hadis-hadis seputar Ramadhan. Simak ceramah maupun taushiyah yang membahas fiqih Ramadhan dan tema-tema yang menguatkan iman.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Duhai Allah Tuhan kami, berkahi kami di bulan Sya'ban dan pertemukanlah (sampaikan) kami dengan bulan Ramadhan.
Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)