Meminjamkan Uang dan Pahala yang Akan Didapatkannya

Senin, 30 Agustus 2021 - 11:09 WIB
ilustrasi. Foto coalitionrecovery
Berhutang atau pinjam-meminjam dalam Islam adalahdibolehkan. Hukumnya termasuk ke kategori muamalah antar sesama yang mubah. Hanya saja, yang dilarang adalah pinjam meminjam yang ada ribanya, yaitu ketika pinjaman memiliki bunga atau denda ketika jatuh tempo.



Dalam Islam memberikan pinjaman adalah bentuk saling menolong . Hal ini, menurut Ustadz Hadhrami yang termasuk ke dalam keumuman hadis yang disampaikan dari sahabat Abu Musa Al Asy'ari radhiyallahu'anhu:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya seperti satu bangunan yang tersusun rapi, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” Dan beliau merekatkan jari-jemarinya.( HR. Al-Bukhari (no. 481, 2446, 6026), Muslim (no. 2585) dan at-Tirmidzi no. 1928)

"Sehingga, daripada itulah, karena memberikan pinjaman dengan niat membantu, maka tidak boleh mengambil keuntungan yaitu bunga,"ungkap dai yang rutin mengisi kajian di Yayasan Hisbah Jakarta ini.



Maka kemudian, transaksi yang berniat membantu inilah bernilai pahala di sisi Allah Ta’ala, termasuk ke dalam hadis:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنِ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ.

“Barangsiapa menghilangkan satu kesulitan seorang Mukmin dari kesulitan-kesulitan dunia, maka Allah akan menghilangkan kesulitan darinya dari kesulitan-kesulitan di hari Kiamat. Dan barangsiapa memudahkan urusan seorang Mukmin, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudarany”( HR. Muslim (no. 2699), lihat Taudhiihul Ahkaam (no. 1276)).

"Jadi, jika saat ini Anda termasuk ke golongan orang-orang Allah Ta’ala berikan kecukupan dan kelebihan secara materi, tidak terdampak dengan adanya Pandemi. Maka inilah saatnya anda gunakan harta Anda untuk membantu orang-orang yang kesulitan ekonominya. Tidak mesti Anda mensedekahkan harta Anda jika itu memberatkan, cukup dengan meminjamkannya saja itu sudah bernilai pahala. Dan amalan ini tentunya sebagai bentuk syukur kepada Allah Ta’ala. Dan janji Allah Ta’ala bagi yang bersyukur adalah akan menambahkan bagi mereka nikmat-Nya,"tuturnya.



Berikut pahala yang akan didapat, bila meminjamkan uang dengan ikhlas dan tanpa riba:

1. Mendapat kemudahan urusan dunia akherat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebtu menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)

2. Mendapat rahmat

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah merahmati seseorang yang bersikap mudah ketika menjual, ketika membeli dan ketika menagih haknya (utangnya).” (HR. Bukhari no. 2076)

3. Mendapatkan naungan Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan untuk melunasi hutang atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapat naungan Allah.” (HR. Muslim no. 3006)

Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.  Abdullah berkata, Dikatakan, Siapakah orang-orang yang terasing itu?  beliau menjawab: Orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (yang sesat).

(HR. Ibnu Majah No. 3978)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More