Fitnah Dunia yang Paling Banyak Menjerumuskan Manusia
Selasa, 07 September 2021 - 19:33 WIB
Di antara fitnah dunia yang paling banyak menjerumuskan manusia adalah harta. Betapa banyak manusia rela menghabiskan waktunya hanya untuk berburu kemewahan harta dunia. Bahkan tidak lagi peduli halal dan haram dalam mendapatkannya. Padahal Nabi kita telah mengingatkan agar kita tidak menjadi “budak harta”.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْصَةِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ
“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamisah dan khamilah (sejenis pakaian yang terbuat dari wool/sutera). Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah” (HR. Bukhari).
Dalam hadis ini, Nabi mendoakan celaka bagi hamba dinar dan yang lainnya. Seseorang disebut “hamba dinar” dan “hamba dirham” karena dia melakukan berbagai amal perbuatannya hanya semata-mata mencari harta benda.
Dalam kitab At Tamhid li Syarh Kitabi At Tauhid ditegaskan, orang yang berhamba pada dinar dan dirham termasuk perbuatan syirik, karena orang tersebut sedang menghambakan dirinya kepada selain Allah Ta'ala.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah dalam kitab 'Taisiirul Kariimir Rahman' menjelaskan tentang hakikat kehidupan dunia dan akhirat . Bahwa hakikat kehidupan dunia adalah sekadar permainan dan senda gurau, permainan dengan anggota badan, dan senda gurau dalam masalah hati.
Hati akan menjadi bingung dan bimbang karena dunia. Jiwa pun akan berusaha memiliki sesuatu yang dicintai serta memiliki keinginan yang kuat di dalamnya. Akhirnya akan menyebabkan seorang hamba sibuk dengan dunia seperti anak-anak yang asyik dengan mainannya.
Lalu, cobalah sejenak kita renungkan tentang hakikat kehidupan dunia agar kita tidak terjerumus dalam tipu dayanya.
Tentang hakikat kehidupan dunia Allah Ta’ala berfirman :
وَ مَا الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَاۤ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهۡوٌ ؕ وَلَـلدَّارُ الۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لِّـلَّذِيۡنَ يَتَّقُوۡنَؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ
“Dan tidaklah kehidupan dunia kecuali hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kalian tidak mau berpikir ? “ (QS. Al-An’am: 32).
Kehidupan Kampung Akhirat
Karena dunia yang tidak abadi dan menipu itu, tidakkah manusia mau berpikir? Tidakkah manusia mau menggunakan akalnya ? Hendaknya mereka menyadari manakah di antara kehidupan dunia dan akhirat yang lebih pantas untuk didahulukan.
Dalam kitab Taisiirul Kariimir Rahman pun, dijelaskan bahwa kehidupan akhirat di surga lebih baik kondisinya maupun sifatnya, serta lebih kekal dan abadi. Di dalamnya terdapat segala sesuatu yang diinginkan oleh jiwa, menyenangkan dipandang mata, berupa kenikmatan yang bisa dirasakan oleh hati dan juga ruh.
Ya, di dalam kampung akhirat yang bernama surga, akan banyak kesenangan dan sukacita. Itu semua tidak bisa dirasakan oleh setiap orang, namun hanya khusus untuk orang-orang bertakwa yang melakukan perintah-perintah Allah dan meninggalkan serta menjauhi larangan-Nya
Allah Ta’ala berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْصَةِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ
“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamisah dan khamilah (sejenis pakaian yang terbuat dari wool/sutera). Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah” (HR. Bukhari).
Dalam hadis ini, Nabi mendoakan celaka bagi hamba dinar dan yang lainnya. Seseorang disebut “hamba dinar” dan “hamba dirham” karena dia melakukan berbagai amal perbuatannya hanya semata-mata mencari harta benda.
Dalam kitab At Tamhid li Syarh Kitabi At Tauhid ditegaskan, orang yang berhamba pada dinar dan dirham termasuk perbuatan syirik, karena orang tersebut sedang menghambakan dirinya kepada selain Allah Ta'ala.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah dalam kitab 'Taisiirul Kariimir Rahman' menjelaskan tentang hakikat kehidupan dunia dan akhirat . Bahwa hakikat kehidupan dunia adalah sekadar permainan dan senda gurau, permainan dengan anggota badan, dan senda gurau dalam masalah hati.
Hati akan menjadi bingung dan bimbang karena dunia. Jiwa pun akan berusaha memiliki sesuatu yang dicintai serta memiliki keinginan yang kuat di dalamnya. Akhirnya akan menyebabkan seorang hamba sibuk dengan dunia seperti anak-anak yang asyik dengan mainannya.
Lalu, cobalah sejenak kita renungkan tentang hakikat kehidupan dunia agar kita tidak terjerumus dalam tipu dayanya.
Tentang hakikat kehidupan dunia Allah Ta’ala berfirman :
وَ مَا الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَاۤ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهۡوٌ ؕ وَلَـلدَّارُ الۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لِّـلَّذِيۡنَ يَتَّقُوۡنَؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ
“Dan tidaklah kehidupan dunia kecuali hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kalian tidak mau berpikir ? “ (QS. Al-An’am: 32).
Baca Juga
Kehidupan Kampung Akhirat
Karena dunia yang tidak abadi dan menipu itu, tidakkah manusia mau berpikir? Tidakkah manusia mau menggunakan akalnya ? Hendaknya mereka menyadari manakah di antara kehidupan dunia dan akhirat yang lebih pantas untuk didahulukan.
Dalam kitab Taisiirul Kariimir Rahman pun, dijelaskan bahwa kehidupan akhirat di surga lebih baik kondisinya maupun sifatnya, serta lebih kekal dan abadi. Di dalamnya terdapat segala sesuatu yang diinginkan oleh jiwa, menyenangkan dipandang mata, berupa kenikmatan yang bisa dirasakan oleh hati dan juga ruh.
Ya, di dalam kampung akhirat yang bernama surga, akan banyak kesenangan dan sukacita. Itu semua tidak bisa dirasakan oleh setiap orang, namun hanya khusus untuk orang-orang bertakwa yang melakukan perintah-perintah Allah dan meninggalkan serta menjauhi larangan-Nya
Allah Ta’ala berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً