Khutbah Jumat: Wabah Covid-19, Terapi Pencegahan Menurut Islam

Kamis, 09 September 2021 - 20:42 WIB
Semua urusan ada ditangan-Nya. Allah yang mengatur dan memudahkannya. Semua yang Allah kehendaki pasti terjadi dan yang tidak dikehendaki pasti tidak ada serta tidak ada yang pelindung kecuali Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ مَنْ ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُمْ مِنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً ۚ وَلَا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا


Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allâh. [ QS al-Ahzâb/33:17 ]



Kaum muslimin yang berbahagia.

Sesungguhnya syariat Islam datang menyodorkan sarana-sarana dan anjuran serta mendorong untuk untuk berobat. Dan sesungguhnya berobat dan berusaha mencari kesembuhan itu tidaklah bertentangan dengan tawakkal kepada Allah SWT.

Cara pengobatan penyakit yang dibawa oleh syariat Islam mencakup dua jenis terapi: terapi preventif (pencegahan) sebelum munculnya penyakit dan terapi kuratif(penyembuhan) setelah penyakit mewabah atau menimpa.

Islam datang membawa syariat yang diantara isinya terdapat prinsip-prinsip pengobatan dan penyembuhan dan pedoman-pedoman berobat yang akan mendatangkan keselamatan dan kesehatan bagi seorang Muslim di dunia dan di akhirat.

Siapa saja yang menelaah buku ath-Thibbin Nabawi karya al-‘Allâmah Ibnul Qayyim rahimahullah, niscaya ia akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa dalam pembahasan seputar petunjuk-petunjuk yang dibawa oleh syariat Islam dan hadits-hadits shahih yang berasal dari Rasulullah SAW.

Tentang terapi pencegahan, Nabi SAW bersabda:

مِنَ اصْطَبَحَ سَبْعَ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ، وَلَا سِحْرٌ


Barang siapa di pagi hari mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwa, niscaya tidak celaka oleh bahaya racun dan pengaruh sihir pada hari itu. (HR al-Bukhari dan Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqash Ra)

Dan terdapat hadits dari Nabi SAW dalam hadits ‘Utsman bin ‘Affan Ra sesungguhnya Nabi SAW bersabda, ”Siapa saja yang berkata pada setiap pagi hari dan setiap sore hari (sebanyak tiga kali):

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ


Dengan nama Allah, yang tidak akan berbahaya dengan nama-Nya, segala sesuatu di bumi dan langit. Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui Niscaya dia tidak ada sesuatu pun yang akan mencelakainya. (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi dll, dari Utsman bin Affan Ra)

Dari Beliau SAW juga:

مَنْ قَرَأَ الْآيَتَيْنِ مَنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَتِهِ كَفَتَاهُ


Barang siapa membaca dua ayat terakhir dari Surat al-Baqarah dalam suatu malam, niscaya itu akan mencukupinya. (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi dll, dari Abu Mas’ud Ra)

Maksudnya itu cukup untuk melindungnya dari mara bahaya, keburukan dan kejahatan. Dalam hadits Abdullah bin Khubaib Radhiyallahu anhu, sesungguhnya ia berkata, “Pada suatu malam, saat hujan deras dan kegelapan yang pekat, kami mencari Rasulullah SAW untuk mengimami shalat kami. Kemudian aku menemukan Beliau. Beliau SAW bersabda, ‘Ucapkanlah!’. Namun aku tidak mengucapkan apa-apa.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More