Memperbanyak Shalawat di Hari Jumat dan Raih 4 Keutamaannya
Jum'at, 10 September 2021 - 05:56 WIB
Shalawat merupakan bagian dari adab sekaligus termasuk sebab doa mustajab.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib,
كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Semua doa itu terhalang, sampai dibacakan shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ath-Thabarani No. 821)
Salah seorang sahabat Rasul, namanya Fadhalah bin ‘Ubaid. Ia berkisah. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk, tiba-tiba seseorang masuk dan melakukan shalat dan berdoa, “Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku.”
Kemudian, saat itu Rasulullah bersabda, “Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang melakukan shalat. Apabila engkau melakukan shalat dan duduk, maka pujilah Allah dengan pujian yang menjadi hakNya. lalu bershalawatlah kepadaku, kemudian berdoalah kepadaNya.”
Kemudian ada orang lain setelah itu yang melakukan shalat lalu memuji Allah, dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi pun bersabda, “Wahai orang yang melakukan shalat, berdoalah maka akan dikabulkan doamu!” (HR. At-Tirmizi No. 3476)
4. Menghindarkan diri dari sifat bakhil dan kecelakaan
Hal ini sebagaimana yang diingatkan oleh baginda Nabi melalui sabdanya,
إِنَّ الْبَخِيلَ مَنْ ذُكْرِتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Sesungguhnya orang yang bakhil adalah orang yang mendengar namaku disebutkan namun ia tidak bershalawat kepadaku.” (HR. An-Nasa’i No. 9800)
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Sungguh celaka orang yang mendengar namaku disebutkan tapi ia tidak bershalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi No. 3545)
Wallahu A'lam
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib,
كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Semua doa itu terhalang, sampai dibacakan shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ath-Thabarani No. 821)
Salah seorang sahabat Rasul, namanya Fadhalah bin ‘Ubaid. Ia berkisah. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk, tiba-tiba seseorang masuk dan melakukan shalat dan berdoa, “Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku.”
Kemudian, saat itu Rasulullah bersabda, “Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang melakukan shalat. Apabila engkau melakukan shalat dan duduk, maka pujilah Allah dengan pujian yang menjadi hakNya. lalu bershalawatlah kepadaku, kemudian berdoalah kepadaNya.”
Kemudian ada orang lain setelah itu yang melakukan shalat lalu memuji Allah, dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi pun bersabda, “Wahai orang yang melakukan shalat, berdoalah maka akan dikabulkan doamu!” (HR. At-Tirmizi No. 3476)
4. Menghindarkan diri dari sifat bakhil dan kecelakaan
Hal ini sebagaimana yang diingatkan oleh baginda Nabi melalui sabdanya,
إِنَّ الْبَخِيلَ مَنْ ذُكْرِتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Sesungguhnya orang yang bakhil adalah orang yang mendengar namaku disebutkan namun ia tidak bershalawat kepadaku.” (HR. An-Nasa’i No. 9800)
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Sungguh celaka orang yang mendengar namaku disebutkan tapi ia tidak bershalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi No. 3545)
Wallahu A'lam
(wid)