Keutamaan Mengajarkan Ilmu
Minggu, 26 September 2021 - 05:10 WIB
Orang yang mengajarkan ilmu , menjadi seorang guru, baik guru dalam ilmu agama maupun ilmu dunia mempunyai keutamaan begitu besar. Sebaliknya orang yang enggan membagikan ilmu yang dimilikinya, dengan beragam alasan karena malas atau merasa khawatir akan muncul pesaing yang bisa mengancam dirinya, akan sangat merugi di akhirat nanti.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu pengetahuan lalu ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat kelak Allah SWT akan mengekangnya dengan kekang api neraka.” (HR. Abu Dawud dan Imam Tirmidzi).
Menuntut ilmu dalam Islam merupakan suatu hal yang diwajibkan, karena semakin banyak ilmu, maka semakin banyak pula pengetahuan tentang amal shalih dan amalan yang bernilai ibadah disisi Allah Subhanahu wa ta'ala. Dengan mempunyai bekal ilmu yang bermanfaat, maka akan mewariskan dan menjadikannya sebagai amalan yang tidak akan terputus jika masih digunakan secara terus menerus. Bahkan, dengan berilmu maka Allah Ta’ala akan meninggikan derajatnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang sholeh atau sholehah.” (HR. Muslim).
Dengan demikian, orang orang yang mengajarkan ilmu, menjadi seorang guru, baik guru dalam ilmu agama maupun ilmu dunia punya keutamaan begitu besar. Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim).
Dinukil dari laman daaruttauhiid.org dijelaskan, kebaikan yang disampaikan dalam hadis ini bukan hanya kebaikan dalam ilmu agama akan tetapi kebaikan ilmu dunia juga. Termasuk dalam memberikan kebaikan. Seperti kebaikan orang dengan memberikan wejangan, nasehat, menulis buku dalam ilmu yang memberikan banyak manfaat bagi orang lain. Karenanya, setiap muslim wajib menjadi pengajar atau pembelajar atau keduanya.
Allah Ta'ala berfirman:
مَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّؤْتِيَهُ اللّٰهُ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُوْلَ لِلنَّاسِ كُوْنُوْا عِبَادًا لِّيْ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ كُوْنُوْا رَبَّانِيّٖنَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُوْنَ الْكِتٰبَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُوْنَ ۙ
“Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!” (QS Ali Imran : 79)
Wallahu A'lam
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu pengetahuan lalu ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat kelak Allah SWT akan mengekangnya dengan kekang api neraka.” (HR. Abu Dawud dan Imam Tirmidzi).
Menuntut ilmu dalam Islam merupakan suatu hal yang diwajibkan, karena semakin banyak ilmu, maka semakin banyak pula pengetahuan tentang amal shalih dan amalan yang bernilai ibadah disisi Allah Subhanahu wa ta'ala. Dengan mempunyai bekal ilmu yang bermanfaat, maka akan mewariskan dan menjadikannya sebagai amalan yang tidak akan terputus jika masih digunakan secara terus menerus. Bahkan, dengan berilmu maka Allah Ta’ala akan meninggikan derajatnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang sholeh atau sholehah.” (HR. Muslim).
Dengan demikian, orang orang yang mengajarkan ilmu, menjadi seorang guru, baik guru dalam ilmu agama maupun ilmu dunia punya keutamaan begitu besar. Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim).
Dinukil dari laman daaruttauhiid.org dijelaskan, kebaikan yang disampaikan dalam hadis ini bukan hanya kebaikan dalam ilmu agama akan tetapi kebaikan ilmu dunia juga. Termasuk dalam memberikan kebaikan. Seperti kebaikan orang dengan memberikan wejangan, nasehat, menulis buku dalam ilmu yang memberikan banyak manfaat bagi orang lain. Karenanya, setiap muslim wajib menjadi pengajar atau pembelajar atau keduanya.
Allah Ta'ala berfirman:
مَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّؤْتِيَهُ اللّٰهُ الْكِتٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُوْلَ لِلنَّاسِ كُوْنُوْا عِبَادًا لِّيْ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ كُوْنُوْا رَبَّانِيّٖنَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُوْنَ الْكِتٰبَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُوْنَ ۙ
“Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!” (QS Ali Imran : 79)
Baca Juga
Wallahu A'lam
(wid)