Rahasia dan Faedah Melihat Stempel Tanda Kenabian Muhammad SAW

Rabu, 13 Oktober 2021 - 07:30 WIB
Beginilah penampakan tanda stempel Kenabian yang melekat di antara dua bahu Rasulullah SAW. Foto/Ist
Salah satu keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam (SAW) adalah stempel tanda kenabian yang melekat di tubuh beliau. Secara lahiriyah memang manusia biasa, namun beliau memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki siapa pun di muka bumi.

Stempel cap tanda kenabian ini disebut dengan "Khatam an-Nubuwwah". Tak ada manusia yang diberi kemuliaan ini kecuali Baginda Rasulullah SAW.



Sayyidina Ali Bin Abi Thalib menceritakan sifat-sifat Rasulullah: "Di antara kedua bahu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdapat khatam (tanda) kenabian, yaitu khatam para Nabi". (HR Ahmad Ubadah adh-Dhabi, Ali bin Hujr dan lainnya, yang mereka terima dari Isa bin Yunus dari Umar bin Abdullah dari Ibrahim bin Muhammad yang bersumber dari salah seorang putera Sayyidina Ali bin Abi Thalib).

Jabir bin Samurah berkata: "Aku melihat sebuah cap (stempel) di punggung Rasulullah SAW kira-kira sebesar telur merpati." (HR Muslim 2344)

Dalam Syarh al-Barzanji dikatakan: "Ia (Khatam an-Nubuwwah) adalah daging atau lemak yang hitam (nampak timbul) bercampur kekuningan (seperti urat), lalu sekelilingnya itu ada bulu-bulu rambut yang beriring-iringan seperti bulu kuda (yang halus).

Dikutip dari Pustaka Muhibbin, Khatam an-Nubuwwah disebut sebagai lambang "Tawajjuh" yang menjadi salah satu legalitas tanda kenabian Rasulullah Muhammad. Munculnya stempel kenabian ini dikatakan sejak Rasulullah dilahirkan. Pendapat lain mengatakan muncul setelah beberapa saat dilahirkan. Begitu muncul tanda kenabian tersebut bersamaan dengan keluarnya cahaya yang menjulang tinggi ke langit.

Faedah Melihat Khatam an-Nubuwwah



Di antara asrar (rahasia) dari Khatam an-Nubuwwah adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi berikut: "Siapa yang berwudhu kemudian melihatnya (Khatam an-Nubuwwah) di waktu Shubuh, maka Allah menjaganya sampai sore hari. Siapa yang melihatnya di waktu Maghrib, maka Allah menjaganya sampai waktu Shubuh. Siapa yang melihatnya pada permulaan bulan, maka Allah menjaganya sampai akhir bulan dari bala' dan marabahaya. Siapa yang melihatnya pada waktu bepergian, maka kepergiannya akan menjadi berkah. Dan siapa yang meninggal pada tahun itu juga, maka Allah menutupnya dengan keimanan. Yang terpenting yang saya kehendaki dari Allah bahwa orang yang melihatnya dengan pandangan cinta dan iman sepanjang umurnya sekali saja, maka Allah menjaganya dari semua yang dibenci sampai berjumpa dengan Allah." (Madarij ash-Shu’ud Syarh al-Barzanji Halaman 50-52)

Keterangan Gambar:

1. Bagian tengah bertulis: اللهُ وَحْدَهُ لَاشَريْكَ لَهُ مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ "Allahu wahdahu laa syariika lahu Muhammadun 'Abduhu wa Rasuluhu" (Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagiNya, Nabi Muhammad hamba dan utusanNya).

2. Baris kanan tertulis: تَوَجَّهُ حَيْثُ شئْتَ "Tawajjahu haitsu Syi'ta" (Engkau [wahai Muhammad] menghadap ke arah mana pun).

3. Baris kiri: فَانَّكَ مَنْصُوْرٌ "Fainnaka manshurun" (Maka sesusungguhnya engkau [Nabi Muhammad] akan dibantu).



Wallahu A'lam
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman, yakni:  Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya.  Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.  Dan dia benci kembali kepada kekufuran, seperti dia benci bila dilempar ke neraka

(HR. Bukhari No. 15)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More