Surat Al Kahfi 9-26: Sosok Tanpa Nama Ashaba Al-Kahfi
Kamis, 14 Oktober 2021 - 15:27 WIB
Kisah pemuda di dalam goa atau Ashāba Al-Kahfi adalah salah satu kisah paling terkenal dalam Al-Quran . Kisah ini dituturkan di hampir semua agama Samawi. Menariknya, tidak ada yang bisa memastikan siapa saja mereka yang disebut sebagai Ashāba Al-Kahfi ini, bahkan jumlah merekapun, hanya Allah SWT yang tau pastinya.
Allah SWT menceritakan kisah mereka cukup panjang dalam Al Quran, Surat Al-Kahf i ayat 9-26 (18 ayat).
Prof Dr Qurash Shihab dalam Tafsir Al Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran menjelaskan Surat Al Kahfi adalah salah satu surat yang juga sangat istimewa dalam Al Quran. Salah satunya, surat ini berada dipertengahan Al Quran, yakni akhir dari juz XV dan awal juz XVI.
Tak kalah istimewanya, hampir seluruh isi surat ini berisi kisah luar biasa, dari sosok-sosok tanpa nama di dalam Al Quran. Pada awalnya terdapat kisah Ashāba Al-Kahfi, sesudahnya disebutkan kisah dua pemilik kebun, selanjutnya terdapat isyarat tentang kisah Adam as. dan iblis. Pada pertengahan surah, diuraikan kisah Nabi Musa as. dengan seorang hamba Allah yang saleh (Khidir), dan pada akhirnya adalah kisah Dzū al-Qarnayn.
Sosok-sosok yang Allah SWT ceritakan dalam surat ini menjadi cerita besar bagi manusia, namun sangat misterius informasinya.
Terkait hal ini, kiranya tepat apa yang Muhammad Iqbal katakan dalam Rekonstruksi Pemikiran Religius Dalam Islam, “Al Quran adalah sebuah kitab yang menekankan perbuatan daripada pemikiran.”
Allah SWT tidak menjelaskan rincian informasi mengenai identitas tokoh tersebut. Melainkan memaparkan secara menyeluruh sejumlah hikmah dan tanda-tanda Kebesaran-Nya dalam peristiwa-peristiwa yang dialami oleh sosok-sosok tersebut. Seraya Dia ingin mengatakan bahwa tidak penting identitas, waktu, tempat, nasab dan stigma masyarakat tentang mereka, yang terpenting sejauh apa kualitas iman, dan nilai perbuatan yang sudah mereka lakukan.
Kisah beberapa “pemuda anonym” yang dikenal dengan Ashāba Al-Kahfi, merupakan salah satu kisah yang paling memukau masyarakat pada masanya, dan mungkin juga hingga saat ini.
Bayangkan, mereka dikatakan tertidur di dalam Goa selama ratusan tahun. Mereka melarikan diri demi mempertahankan imannya dari satu rezim yang kejam, hingga menemukan sebuah Goa.
Di tempat tersebut, mereka berdoa, lalu tertidur. Setelah ratusan tahun mereka terbangun, dan mengira mereka hanya tidur sebentar saja.
Siapapun tentu akan berdecak kagum akan pengalaman yang mereka jalani, dan menjadi peristiwa yang demikian menghebohkan. Tapi bagi Allah SWT, kisah mereka sebenarnya tidaklah luar biasa. Ketika mengawali kisah Ashāba Al-Kahfi, Allah SWT berfirman:
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? ( QS Al-Kahfi: 9 )
Ketika menafsirkan ayat ini, Quraish Shihab menjelaskan tentang begitu banyaknya tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang berseliweran di sekitar kita.
Peristiwa yang dialami oleh Ashhab al-Kahf/para Penghuni Gua tidaklah lebih menakjubkan dari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang lain. Hanya saja tanda-tanda yang lain telah seringkali kita saksikan, sehingga keajaiban dan kekaguman kita menjadi berkurang atau sirna.
Bahkan keberadaan diri kita sendiri, dari sebelumnya tidak ada sama sekali, hingga menjadi seperti sekarang, merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang sangat luar biasa.
Munculnya keinginan manusia terhadap keajaiban-keajaiban kecil terjadi karena mereka senantiasa luput dari kesadaran akan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang demikian banyak ini.
Mengenai tafsir atas tanda kebesaran Allah SWT yang terdapat dalam ayat ini, Quraish Shibab mengutip pendapat Thahir Ibn ‘Asyur yang menilai ayat ini bagaikan berkata, “Apakah engkau menduga bahwa peristiwa yang dialami Ashāba Al-Kahfi merupakan kisah ajaib?
Allah SWT menceritakan kisah mereka cukup panjang dalam Al Quran, Surat Al-Kahf i ayat 9-26 (18 ayat).
Baca Juga
Prof Dr Qurash Shihab dalam Tafsir Al Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran menjelaskan Surat Al Kahfi adalah salah satu surat yang juga sangat istimewa dalam Al Quran. Salah satunya, surat ini berada dipertengahan Al Quran, yakni akhir dari juz XV dan awal juz XVI.
Tak kalah istimewanya, hampir seluruh isi surat ini berisi kisah luar biasa, dari sosok-sosok tanpa nama di dalam Al Quran. Pada awalnya terdapat kisah Ashāba Al-Kahfi, sesudahnya disebutkan kisah dua pemilik kebun, selanjutnya terdapat isyarat tentang kisah Adam as. dan iblis. Pada pertengahan surah, diuraikan kisah Nabi Musa as. dengan seorang hamba Allah yang saleh (Khidir), dan pada akhirnya adalah kisah Dzū al-Qarnayn.
Sosok-sosok yang Allah SWT ceritakan dalam surat ini menjadi cerita besar bagi manusia, namun sangat misterius informasinya.
Terkait hal ini, kiranya tepat apa yang Muhammad Iqbal katakan dalam Rekonstruksi Pemikiran Religius Dalam Islam, “Al Quran adalah sebuah kitab yang menekankan perbuatan daripada pemikiran.”
Allah SWT tidak menjelaskan rincian informasi mengenai identitas tokoh tersebut. Melainkan memaparkan secara menyeluruh sejumlah hikmah dan tanda-tanda Kebesaran-Nya dalam peristiwa-peristiwa yang dialami oleh sosok-sosok tersebut. Seraya Dia ingin mengatakan bahwa tidak penting identitas, waktu, tempat, nasab dan stigma masyarakat tentang mereka, yang terpenting sejauh apa kualitas iman, dan nilai perbuatan yang sudah mereka lakukan.
Kisah beberapa “pemuda anonym” yang dikenal dengan Ashāba Al-Kahfi, merupakan salah satu kisah yang paling memukau masyarakat pada masanya, dan mungkin juga hingga saat ini.
Bayangkan, mereka dikatakan tertidur di dalam Goa selama ratusan tahun. Mereka melarikan diri demi mempertahankan imannya dari satu rezim yang kejam, hingga menemukan sebuah Goa.
Di tempat tersebut, mereka berdoa, lalu tertidur. Setelah ratusan tahun mereka terbangun, dan mengira mereka hanya tidur sebentar saja.
Siapapun tentu akan berdecak kagum akan pengalaman yang mereka jalani, dan menjadi peristiwa yang demikian menghebohkan. Tapi bagi Allah SWT, kisah mereka sebenarnya tidaklah luar biasa. Ketika mengawali kisah Ashāba Al-Kahfi, Allah SWT berfirman:
أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْكَهْفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايَٰتِنَا عَجَبًا
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? ( QS Al-Kahfi: 9 )
Ketika menafsirkan ayat ini, Quraish Shihab menjelaskan tentang begitu banyaknya tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang berseliweran di sekitar kita.
Peristiwa yang dialami oleh Ashhab al-Kahf/para Penghuni Gua tidaklah lebih menakjubkan dari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang lain. Hanya saja tanda-tanda yang lain telah seringkali kita saksikan, sehingga keajaiban dan kekaguman kita menjadi berkurang atau sirna.
Bahkan keberadaan diri kita sendiri, dari sebelumnya tidak ada sama sekali, hingga menjadi seperti sekarang, merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang sangat luar biasa.
Munculnya keinginan manusia terhadap keajaiban-keajaiban kecil terjadi karena mereka senantiasa luput dari kesadaran akan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang demikian banyak ini.
Mengenai tafsir atas tanda kebesaran Allah SWT yang terdapat dalam ayat ini, Quraish Shibab mengutip pendapat Thahir Ibn ‘Asyur yang menilai ayat ini bagaikan berkata, “Apakah engkau menduga bahwa peristiwa yang dialami Ashāba Al-Kahfi merupakan kisah ajaib?