Akhlak dan Doa Imam Nawawi Saat Berangkat Menuju Rumah Gurunya
Kamis, 25 November 2021 - 22:48 WIB
Ustaz Hamdan Nasution Attantisy
Pengajar Ilmu Fiqih Ponpes Al-Yusufiyah
Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Imam An-Nawawi (631-676 H) adalah ulama besar bermazhab Syafi'i yang sudah mencapai derajat kewalian Al-Quthb Al-Gouts. Semasa masih nyantri dan hendak belajar kepada gurunya, beliau memiliki akhlak dan kebiasaan mulia yang dapat kita tiru.
1. Beliau selalu bersedekah kepada orang sedaya mampu di tengah jalan saat menuju rumah gurunya.
2. Beliau selalu berdoa saat hendak menuju tempat gurunya, dengan doa berikut:
Allahummastur 'annii 'aiba mu'allimii hatta la taqo'a 'ainii lahu 'ala naqiishotin wa la yuballighonii dzaalika 'anhu 'an ahadin, radhiyallahu 'anhu.
"Ya Allah, tutuplah aib (kekurangan) guruku dariku, sehingga aku tak pernah melihat kekurangan pada guruku, dan tidak ada seorang pun yang pernah menyampaikan kekurangan guruku kepadaku. Semoga Allah meridhoi beliau (guruku)".
Siapa yang Tak Punya Aib?
Selain Nabi dan Rasul adalah hal yang jaiz jatuh kepada dosa atau aib. Dan tidak sedikit kalangan kekasih Allah yang terus Allah jaga, sehingga tidak terjatuh kepada dosa.
Namun kita berdoa kepada Allah agar Allah tutup aib guru-guru kita dari mata kita. Jangan pula sampai ada orang yang menyampaikan Aib guru kita kepada kita.
Sebab saat kita melihat dan tau ada aib guru kita, akan muncul di hati murid yang "bodoh" akan kekurangan derajat gurunya, dan berkurang rasa hormatnya, yang mengakibatkan dia tidak mendapat manfa'at ilmunya.
Dulu, pernah ada "seseorang" yang merendahkan salah satu guruku, maka sepontan aku jawab dengan bantahan bertubi-tubi. Dan hatiku sangat ingin menampar wajahnya dengan tamparan yang sangat keras, sekeras-kerasnya.
Walau akhirnya dia bungkam seribu bahasa. Dan jika aku mendengar ada orang yang ingin merendahkan guruku, maka sangat ingin tangan ini menempeleng kepalanya dengan sehina-hina tempeleng.
Maka aku terus berdoa agar tidak ada lagi orang yang menyampaikan hal-hal seperti itu di hadapanku. Selamat Hari Guru untuk seluruh guruku yang pernah mengajarkan kebaikan kepadaku yang tak bisa kusebut satu persatu!
Baca Juga: Bagaimana Adab Murid kepada Guru? Ini Kata Imam Al-Ghazali
Pengajar Ilmu Fiqih Ponpes Al-Yusufiyah
Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Imam An-Nawawi (631-676 H) adalah ulama besar bermazhab Syafi'i yang sudah mencapai derajat kewalian Al-Quthb Al-Gouts. Semasa masih nyantri dan hendak belajar kepada gurunya, beliau memiliki akhlak dan kebiasaan mulia yang dapat kita tiru.
1. Beliau selalu bersedekah kepada orang sedaya mampu di tengah jalan saat menuju rumah gurunya.
2. Beliau selalu berdoa saat hendak menuju tempat gurunya, dengan doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَنِّيْ عَيْبَ مُعَلِّمِيْ حَتّٰي لَا تَقَعَ عَيْنِيْ لَهٗ عَلَي نَقِيْصَةٍ وَلَا يُبَلِّغَنِي ذٰلِكَ عَنْهُ عَنْ اَحَدٍ ، رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ
Allahummastur 'annii 'aiba mu'allimii hatta la taqo'a 'ainii lahu 'ala naqiishotin wa la yuballighonii dzaalika 'anhu 'an ahadin, radhiyallahu 'anhu.
"Ya Allah, tutuplah aib (kekurangan) guruku dariku, sehingga aku tak pernah melihat kekurangan pada guruku, dan tidak ada seorang pun yang pernah menyampaikan kekurangan guruku kepadaku. Semoga Allah meridhoi beliau (guruku)".
Siapa yang Tak Punya Aib?
Selain Nabi dan Rasul adalah hal yang jaiz jatuh kepada dosa atau aib. Dan tidak sedikit kalangan kekasih Allah yang terus Allah jaga, sehingga tidak terjatuh kepada dosa.
Namun kita berdoa kepada Allah agar Allah tutup aib guru-guru kita dari mata kita. Jangan pula sampai ada orang yang menyampaikan Aib guru kita kepada kita.
Sebab saat kita melihat dan tau ada aib guru kita, akan muncul di hati murid yang "bodoh" akan kekurangan derajat gurunya, dan berkurang rasa hormatnya, yang mengakibatkan dia tidak mendapat manfa'at ilmunya.
Dulu, pernah ada "seseorang" yang merendahkan salah satu guruku, maka sepontan aku jawab dengan bantahan bertubi-tubi. Dan hatiku sangat ingin menampar wajahnya dengan tamparan yang sangat keras, sekeras-kerasnya.
Walau akhirnya dia bungkam seribu bahasa. Dan jika aku mendengar ada orang yang ingin merendahkan guruku, maka sangat ingin tangan ini menempeleng kepalanya dengan sehina-hina tempeleng.
Maka aku terus berdoa agar tidak ada lagi orang yang menyampaikan hal-hal seperti itu di hadapanku. Selamat Hari Guru untuk seluruh guruku yang pernah mengajarkan kebaikan kepadaku yang tak bisa kusebut satu persatu!
Baca Juga: Bagaimana Adab Murid kepada Guru? Ini Kata Imam Al-Ghazali
(rhs)