Barakah binti Tsa'labah: Satu-satunya Wanita yang Pernah Memarahi Rasulullah

Kamis, 09 Desember 2021 - 09:00 WIB
Manusia agung dan mulia, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam ternyata pernah dimarahi oleh seorang wanita yang bernama Barakah binti Tsalabah. Foto ilustrasi/ist
Manusia agung dan mulia, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam ternyata pernah dimarahi oleh seorang wanita. Siapakah wanita itu? Dialah Barakah binti Tsa'labah bin Amru bin Hishan bin Malik bin Salman bin Amru bin Nu'man al-Habsyiyah, atau dikenal dengan nama Ummu Aiman.

Bagaimana kisahnya sampai Ummu Aiman berani memarahi Rasulullah? Awalnya Barakah binti Tsa'labh adalah budak milik ‘Abdullah bin Abdul Muthalib, tidak lain ayah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Setelah menikah dengan Ubaid bin Harits, ia dikaruniai seorang anak bernama Aiman. Kemudian, masyarakat pun memanggilnya dengan Ummu Aiman dan nama itulah yang banyak dikenal hingga kini. Beliau juga ibu asuh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.



Dan ternyata, Ummu Aiman pun ikut dalam perang Uhud dan Khaibar juga menyertai Nabi Muhammad sejak belia. Bahkan, saat Ummu Aminah binti Wahab wafat dalam perjalanan pulangnya dari ziarah ke makam ‘Abdullah, Ummu Aimanlah yang menggendong dan membawa pulang Nabi kemudian merawatnya bersama istri Abu Thalib.

Dalam buku 'Mereka adalah Para Shahabiyat' diceritakan bahwa RasulullahShallallahu alaihi wa sallam memuliakan Ummu Aiman ini, Rasulullah sering mengunjunginya dan memanggilnya dengan kata ,"Wahai ibu...". Tentang Ummu Aiman, Rasulullah pun pernah bersabda :



"Beliau (Ummu Aiman) adalah termasuk ahli baitku." Beliau juga bersabda : "Ummu Aiman adalah ibuku setelah ibuku," (HR Al-Hakim)

Ketika Muhammad resmi diangkat menjadi Nabi, Ummu Aiman pun langsung menyatakan iman dan Islamnya. Sayangnya, sang suami enggan beriman. Demi keimanannya, Ummu Aiman pun bercerai. Lepas itu, Ummu Aiman menikah dengan Zaid bin Haritsah, anak angkat Rasulullah SAW. Maka, dari pernikahan ini lahirlah sosok Usamah bin Zaid yang gagah berani dan saleh.

Perjalanan hidup, kebersamaan, dan keimanan itulah yang membuat Ummu Aiman sangat mencintai Nabi. Pun, sebaliknya. Bahkan, saking cintanya, beliau pernah memarahi Nabi yang mulia. Hal ini kita ketahui sebagaimana riwayat yang disampaikan dari Anas bin Malik.

Hari itu, Nabi mengunjungi kediaman Ummu Aiman. Di rumah ibu asuhnya itu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam disuguhi minum. Tapi, beliau menolak. Tutur Anas, “Aku tidak tahu, apakah Nabi sedang puasa atau tidak menginginkan minuman itu?” Maka, pungkas Anas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini, “Ummu Aiman pun marah dan memaki Nabi.”

Di dalam syarah kitab Shahih Muslim, Imam an-Nawawi menjelaskan hadis ini dengan mengatakan, “Nabi menolak minuman itu karena puasa atau hal lainnya. Maka, Ummu Aiman pun marah-marah dan memaki beliau. Ia sangat menyayangi Nabi karena telah mengasuh dan merawatnya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah bersabda, ‘Ummu Aiman adalah ibu keduaku.’”

Saking sayangnya, Ummu Aiman pun menyukai segala sesuatu yang disenangi Rasulullah, dan bersedih terhadap sesuatu yang membuat Rasulullah bersedih. Bahkan, ketika Rasulullah wafat, beliau menyenandungkan syair yang memilukan.



Sampai-sampai shahabat Rasulullah Abu Bakar meminta Umar bin Khatthab pun menanyakan langsung ke Ummu Aiman tentang kesedihannya itu. "Apa yang membuat Anda menangis? Bukankah apa yang di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya?"

Ummu Aiman menjawab, "Bukanlah saya menangis karena tidak tahu apa yang di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya, hanya saja saya menangis karena telah terputusnya wahyu dari lagi". Jawaban Ummu Aiman membuat Abu Bakar dan Umar bin Khatthab menangis, sehingga mereka bertiga sama-sama menangis.

Sosok yang pernah memasang badan untuk membela Nabi Muhammad SAW dalam perang Uhud ini tergolong amat langka. Allah SWT pun memuliakannya. Umurnya dipanjangkan dalam keberkahan dan wafat di zaman kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan.

Ummu Aiman juga merupakan sosok perempuan muslimah yang rajin berpuasa, tahan lapar, berhijrah dengan berjalan yang diberi minum yang tidak diketahui asal-usulnya, minuman langsung dari langit sebagai penyembuh baginya.



Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
cover top ayah
اِنَّ هٰذِهٖ تَذۡكِرَةٌ ‌ۚ فَمَنۡ شَآءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ سَبِيۡلًا (٢٩) وَمَا تَشَآءُوۡنَ اِلَّاۤ اَنۡ يَّشَآءَ اللّٰهُ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا (٣٠) يُّدۡخِلُ مَنۡ يَّشَآءُ فِىۡ رَحۡمَتِهٖ‌ؕ وَالظّٰلِمِيۡنَ اَعَدَّ لَهُمۡ عَذَابًا اَلِيۡمًا (٣١)
Sungguh, ayat-ayat ini adalah peringatan, maka barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya tentu dia mengambil jalan menuju kepada Tuhannya. Tetapi kamu tidak mampu menempuh jalan itu, kecuali apabila Allah kehendaki. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. Dia memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya (surga). Adapun bagi orang-orang zhalim disediakan-Nya azab yang pedih.

(QS. Al-Insan Ayat 29-31)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More