Kisah Wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Pernyataan Pilu Ali bin Abi Thalib
Jum'at, 17 Desember 2021 - 07:00 WIB
"Engkau mengetahui apa yang mereka tidak ketahui, dan engkau menyingsingkan lengan untuk bekerja saat mereka merasa lelah. Engkau bersikap ksatria saat mereka gelisah, engkau bersikap sabar saat mereka kehilangan kesabaran, engkau memahami apa akibat dari yang mereka pinta."
"Mereka mendapatkan kelurusan dan kemenangan saat mereka mengambil pendapatmu, dan mereka mendapatkan dari pendapatmu apa yang mereka sebelumnya tidak perhitungkan."
"Engkau adalah orang yang tegas dan keras terhadap orang-orang kafir, dan bersikap penyayang dan benteng yang kuat bagi orang-orang beriman."
"Engkau telah terbang ke langit, dan engkau telah meraih surga, engkau telah pergi membawa keutamaan-keutamaan. Engkau telah menyaingi prestasi generasi-generasi terdahulu, hujjahmu tidak pernah melemah, kemenanganmu tidak pernah berkurang. Dirimu tidak pernah bersikap penakut, hatimu tidak pernah gentar, sehingga engkau menjadi laksana gunung yang kekar tidak tergoncang oleh badai yang kuat, dan hancur saat terkena serangan bertubi-tubi."
"Engkau, sebagaimana sabda Rasulullah SAW adalah orang yang paling beliau percaya sebagai sahabatnya dan paling siap memberikan bantuan kepadanya."
"Engkau sebagaimana sabda Rasulullah adalah sosok yang tubuhnya lemah namun kuat dalam menjalankan perintah Allah SWT."
"Engkau juga sosok yang rendah hati, engkau sosok yang tinggi di sisi Allah dan agung di mata manusia serta dilihat sangat kuat oleh mereka."
"Tidak ada orang yang berani mencelamu, atau merendahkanmu, juga tidak ada orang yang berani memanfaatkanmu, dan tidak ada orang yang dibeda-bedakan olehmu."
"Orang yang lemah dan dihina orang engkau posisikan menjadi sosok yang kuat dan mulia hingga dia mengambil haknya, dan orang yang kuat dan dimuliakan orang di hadapanmu menjadi lemah dan hina hingga engkau mengambil hak kebenaran darinya. Orang yang dekat maupun jauh di hadapanmu sama."
"Orang yang paling dekat bagimu adalah orang-orang yang paling taat dan paling tunduk kepada Allah SWT. Karaktermu adalah kebenaran, kejujuran, dan kelembutan."
"Ucapanmu adalah keputusan hukum dan kepastian. Pendapatmu adalah kelembutan dan ketegasan. Engkau, demi Allah, telah menorehkan prestasi yang sangat besar, sehingga engkau membuat lelah orang yang ingin menyusul prestasimu, setelah dirimu."
"Engkau telah meraih kebaikan dengan sangat gemilang. Engkau telah meninggalkan tangisan, dan namamu terukir agung di langit. Sehingga musibah kehilanganmu membuat hari-hari mendatang menjadi senyap. Inna lillahi wa inna lillahi raji'un. Kita adalah milik Allah dan kepada Allah-lah kita semua akan kembali."
"Kami ridha kepada Allah atas keputusan-keputusanNya, kami telah serahkan kepemimpinan kepadanya. Demi Allah kaum muslimin tidak akan merasakan musibah kehilangan seperti ini, setelahnya dan setelah wafatnya Rasulullah SAW."
"Engkau telah menjadi kemuliaan, benteng dan penolong bagi agama ini. Dan engkau juga telah menjadi benteng kokoh dan tempat bertahan, bagi orang-orang yang beriman. Dan engkau menjadi sosok yang keras dan membuat marah orang-orang munafik. Maka Allah takdirkan engkau segera menyusul Nabi-Nya. Semoga kami tidak diharamkan dari pahalamu, dan semoga Allah tidak membuat kami tersesat setelahmu.”
Maka manusia pun terdiam, hingga selesai kata-katanya. Setelah itu mereka menangis hingga terdengar dengan jelas tangisan mereka. Dan mereka berkata, “Benar kata-katamu, wahai menantu Rasulullah.”
Lihat Juga: Sekum Muhammadiyah Cuit Nasihat Ali bin Abu Thalib: Kalau Ingin Ambil Semua, Kamu Kehilangan Segalanya
"Mereka mendapatkan kelurusan dan kemenangan saat mereka mengambil pendapatmu, dan mereka mendapatkan dari pendapatmu apa yang mereka sebelumnya tidak perhitungkan."
"Engkau adalah orang yang tegas dan keras terhadap orang-orang kafir, dan bersikap penyayang dan benteng yang kuat bagi orang-orang beriman."
"Engkau telah terbang ke langit, dan engkau telah meraih surga, engkau telah pergi membawa keutamaan-keutamaan. Engkau telah menyaingi prestasi generasi-generasi terdahulu, hujjahmu tidak pernah melemah, kemenanganmu tidak pernah berkurang. Dirimu tidak pernah bersikap penakut, hatimu tidak pernah gentar, sehingga engkau menjadi laksana gunung yang kekar tidak tergoncang oleh badai yang kuat, dan hancur saat terkena serangan bertubi-tubi."
"Engkau, sebagaimana sabda Rasulullah SAW adalah orang yang paling beliau percaya sebagai sahabatnya dan paling siap memberikan bantuan kepadanya."
"Engkau sebagaimana sabda Rasulullah adalah sosok yang tubuhnya lemah namun kuat dalam menjalankan perintah Allah SWT."
"Engkau juga sosok yang rendah hati, engkau sosok yang tinggi di sisi Allah dan agung di mata manusia serta dilihat sangat kuat oleh mereka."
"Tidak ada orang yang berani mencelamu, atau merendahkanmu, juga tidak ada orang yang berani memanfaatkanmu, dan tidak ada orang yang dibeda-bedakan olehmu."
"Orang yang lemah dan dihina orang engkau posisikan menjadi sosok yang kuat dan mulia hingga dia mengambil haknya, dan orang yang kuat dan dimuliakan orang di hadapanmu menjadi lemah dan hina hingga engkau mengambil hak kebenaran darinya. Orang yang dekat maupun jauh di hadapanmu sama."
"Orang yang paling dekat bagimu adalah orang-orang yang paling taat dan paling tunduk kepada Allah SWT. Karaktermu adalah kebenaran, kejujuran, dan kelembutan."
"Ucapanmu adalah keputusan hukum dan kepastian. Pendapatmu adalah kelembutan dan ketegasan. Engkau, demi Allah, telah menorehkan prestasi yang sangat besar, sehingga engkau membuat lelah orang yang ingin menyusul prestasimu, setelah dirimu."
"Engkau telah meraih kebaikan dengan sangat gemilang. Engkau telah meninggalkan tangisan, dan namamu terukir agung di langit. Sehingga musibah kehilanganmu membuat hari-hari mendatang menjadi senyap. Inna lillahi wa inna lillahi raji'un. Kita adalah milik Allah dan kepada Allah-lah kita semua akan kembali."
"Kami ridha kepada Allah atas keputusan-keputusanNya, kami telah serahkan kepemimpinan kepadanya. Demi Allah kaum muslimin tidak akan merasakan musibah kehilangan seperti ini, setelahnya dan setelah wafatnya Rasulullah SAW."
"Engkau telah menjadi kemuliaan, benteng dan penolong bagi agama ini. Dan engkau juga telah menjadi benteng kokoh dan tempat bertahan, bagi orang-orang yang beriman. Dan engkau menjadi sosok yang keras dan membuat marah orang-orang munafik. Maka Allah takdirkan engkau segera menyusul Nabi-Nya. Semoga kami tidak diharamkan dari pahalamu, dan semoga Allah tidak membuat kami tersesat setelahmu.”
Maka manusia pun terdiam, hingga selesai kata-katanya. Setelah itu mereka menangis hingga terdengar dengan jelas tangisan mereka. Dan mereka berkata, “Benar kata-katamu, wahai menantu Rasulullah.”
Lihat Juga: Sekum Muhammadiyah Cuit Nasihat Ali bin Abu Thalib: Kalau Ingin Ambil Semua, Kamu Kehilangan Segalanya
(mhy)