Wasiat Ali bin Abi Thalib kepada Kumail: Manusia Ada Tiga Macam, Berikut Ini Penjelasannya

Selasa, 17 Desember 2024 - 05:15 WIB
loading...
Wasiat Ali bin Abi Thalib...
Manusia ada tiga macam, seorang alim yang Rabbani, seorang yang belajar karena mengharapkan keselamatan, dan orang yang tidak mendapatkan pelajaran yang berperilaku seperti binatang. Ilustrasi: AI
A A A
Kumail bin Ziyad an-Nakha'i lahir pada tahun 633. Ia tinggal di Kufah dan menjadi pemuka kabilahnya. Kumail sangat dihormati dan ditaati oleh pengikutnya.

Ali al-Mada'ini menyebutkan bahwa di antara penduduk Kufah yang tekun beribadah adalah salah satunya adalah Kumail.

Ia termasuk di antara sekelompok penduduk Kufah yang berbicara kasar kepada gubernurnya, Sa'id bin al-Ash, di majelisnya. Akibat perbuatannya dan sekelompok orang lainnya, Sa'id melaporkan masalah tersebut kepada Khalifah Utsman bin Affan . Utsman kemudian menyuruhnya agar mereka diasingkan ke Syam.

Setelah Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah, Kumail termasuk di antara sahabatnya dan ikut serta bersamanya dalam Pertempuran Shiffin.

Ali pernah mengangkatnya menjadi gubernur wilayah Al-Jazirah setelah berhasil menguasainya. Gubernur yang pernah diangkat Ali sebelum Kumail adalah Malik al-Asytar.



Di wilayah ini, ia memiliki peranan dalam melawan pasukan Muawiyah bin Abu Sufyan yang ingin menyerang wilayahnya. Ia digantikan oleh Syabib bin Amir.

Wasiat Ali kepada Kumail

Dalam buku "Uyun Al-Hikayat Min Qashash Ash-Shalihin wa Nawodir Az-Zahidin" karya Imam Ibnul Jauzi mengungkap wasiat Khalifah Ali bin Abi Thalib kepada Kumail bin Ziyad. Wasiat tersebut sangat berharga.

Kumail bin Ziyad menyampaikan wasiat itu kepada Ali bin Muhammad Al-Madain dan Ali bin Muhammad menceritakan kembali kepada Ahmad bin Ubaid.

Berikut kisahnya:

Amirul Mukminin Ali bin Thalib memegang tangan Kumail bin Ziyad dan membawanya berjalan menuju Al-Jabban. Pada saat masuk waktu malam, maka beliau duduk dan berkata: “Wahai Kumail bin Ziyad, hati ini laksana bejana, dan hati yang paling baik adalah yang paling bisa menampung isi," ujar Ali bin Abi Thalib.

"Ingatlah perkataanku ini," kata Amirul Mukminin kemudian. "Manusia ada tiga macam, seorang alim yang Rabbani, seorang yang belajar karena mengharapkan keselamatan, dan orang yang tidak mendapatkan pelajaran yang berperilaku seperti binatang, yang mengikuti setiap ajakan orang dan berubah-ubah sikapnya sesuai arah mata angin. Mereka tidak mendapatkan pencerahan dengan cahaya ilmu pengetahuan. Mereka juga tidak berlindung ke tempat berlindung yang kokoh," lanjutnya.



Hai Kumail bin Ziyad, ujar Amirul Mukminin lagi, ilmu pengetahuan lebih baik dari harta. Karena ilmu pengetahuan akan menjagamu sementara harta harus engkau jaga.

Harta akan berkurang dengan diberikan ke orang lain, sementara ilmu pengetahuan makin kuat dengan diberikan kepada orang lain. Demikian juga ilmu pengetahuan adalah yang berkuasa, sementara harta adalah yang dikuasai.

"Hai Kumail bin Ziyad," ujar Ali bin Abi Thalib menekankan, "kecintaan kepada orang alim adalah agama yang harus dijalankan."

Ilmu pengetahuan membuat orang yang alim menjadi berlaku taat dalam kehidupannya, dan menjadi orang yang dibicarakan dengan baik setelah kematiannya.

Sementara nafkah harta akan habis dengan habisnya harta itu.

Hai Kumail bin Ziyad, ujar Amirul Mukminin lagi, para penimbun harta adalah orang-orang yang mati saat mereka masih hidup.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1895 seconds (0.1#10.140)