Alasan Mengapa Penuntut Ilmu Dicintai dan Dimuliakan Allah
Selasa, 28 Desember 2021 - 22:51 WIB
Jika ingin menjadi orang yang dicintai dan dimuliakan Allah 'Azza wa Jalla, maka jadilah seorang penuntut ilmu. Betapa agungnya kedudukan orang yang menuntut ilmu sehingga Allah memerintahkan manusia agar-berdoa meohon ilmu kepada-Nya.
Berikut firman-Nya yang memerintahkan kita agar meminta ilmu pengetahuan kepada-Nya:
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS Thooha: 114)
Mengapa para penuntut ilmu mendapat tempat mulia di sisi Allah? Untuk diketahui, menuntut ilmu adalah pekerjaan yang sangat mulia dan merupakan warisan dari Para Nabi. Hal ini dijelaskan dalam hadis berikut:
إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ»
"Para Nabi itu tidaklah mewariskan harta emas dan perak, akan tetapi mereka para Nabi hanya mewariskan ilmu. Maka siapa yang telah mengambil itu, niscaya ia telah mengambil bagian yang sangat banyak dalam hidupnya." (HR Ibnu Majah)
Di akhirat kelak penuntut ilmu akan memiliki derajat yang dekat dengan para Nabi. Sebab merekalah yang mewarisi ilmu para Nabi, sebagaimana dalam hadis dijelaskan:
مَنْ جَاءَهُ الْمَوْتُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْمَ لِيُحْيِيَ بِهِ الْإِسْلَامَ فَبَيْنَهُ وَبَيْنَ الْأَنْبِيَاءِ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَةٌ وَاحِدَةٌ
"Ketika seseorang penuntut ilmu yang berniat menghidupkan agamanya meninggal dunia, maka derajatnya kelak dengan Para Nabi hanya jarak satu jarak saja." (HR. Ad-Daarimi)
Penuntut ilmu itu adalah seorang mujahidnya Allah. Bahkan lebih mulia lagi dari mujahid perangnya Allah. Ini dikatakan oleh Imam Hasan Bashri:
يُوْزَنُ مِدَادٌ العُلَمَاءُ بِدَمِ الشُّهَدَاءِ فَيُرَجَّحُ مِدَادُ الْعُلَمَاءِ بِدَمِ الشُّهَدَاءِ.
"Sekalipun penuntut ilmu itu malas, selama ia masih mau belajar, maka ia jauh lebih mulia dari orang yang gemar beribadah."
Disebutkan dalam hadis:
مُتَعَلِّمُ كَسْلاَنُ أَفْضَلُ عِنْدَ اللهِ مِنْ سَبْعِمِائَةِ عَابِدٍ مُجْتَهِدٍ
"Satu penuntut ilmu yang malas lebih mulia disii Allah daripada 700 orang yang rajin beribadah." (HR Al-Birmawi)
Imam Hasan Al-Bashri juga berkata:
لَوْ كَانَ لِلْعِلْمِ صُوْرَةٌ لَكَانَتْ صُوْرَتُهُ أَحْسَنَ مِنْ صُوْرَةِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ وَالنُّجُوْمِ وَالسَّمَاءِ
"Jikalau ilmu itu ada rupanya, laksana rupa ilmu itu lebih baik daripada rupa matahari, bulan, bintang dan langit."
Oleh sebab itu belajarlah dengan baik, dengan ilmu seseorang akan berharga. Mari simak kalam Imam Syafi'i berikut:
Berikut firman-Nya yang memerintahkan kita agar meminta ilmu pengetahuan kepada-Nya:
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS Thooha: 114)
Mengapa para penuntut ilmu mendapat tempat mulia di sisi Allah? Untuk diketahui, menuntut ilmu adalah pekerjaan yang sangat mulia dan merupakan warisan dari Para Nabi. Hal ini dijelaskan dalam hadis berikut:
إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ»
"Para Nabi itu tidaklah mewariskan harta emas dan perak, akan tetapi mereka para Nabi hanya mewariskan ilmu. Maka siapa yang telah mengambil itu, niscaya ia telah mengambil bagian yang sangat banyak dalam hidupnya." (HR Ibnu Majah)
Di akhirat kelak penuntut ilmu akan memiliki derajat yang dekat dengan para Nabi. Sebab merekalah yang mewarisi ilmu para Nabi, sebagaimana dalam hadis dijelaskan:
مَنْ جَاءَهُ الْمَوْتُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْمَ لِيُحْيِيَ بِهِ الْإِسْلَامَ فَبَيْنَهُ وَبَيْنَ الْأَنْبِيَاءِ فِي الْجَنَّةِ دَرَجَةٌ وَاحِدَةٌ
"Ketika seseorang penuntut ilmu yang berniat menghidupkan agamanya meninggal dunia, maka derajatnya kelak dengan Para Nabi hanya jarak satu jarak saja." (HR. Ad-Daarimi)
Penuntut ilmu itu adalah seorang mujahidnya Allah. Bahkan lebih mulia lagi dari mujahid perangnya Allah. Ini dikatakan oleh Imam Hasan Bashri:
يُوْزَنُ مِدَادٌ العُلَمَاءُ بِدَمِ الشُّهَدَاءِ فَيُرَجَّحُ مِدَادُ الْعُلَمَاءِ بِدَمِ الشُّهَدَاءِ.
"Sekalipun penuntut ilmu itu malas, selama ia masih mau belajar, maka ia jauh lebih mulia dari orang yang gemar beribadah."
Disebutkan dalam hadis:
مُتَعَلِّمُ كَسْلاَنُ أَفْضَلُ عِنْدَ اللهِ مِنْ سَبْعِمِائَةِ عَابِدٍ مُجْتَهِدٍ
"Satu penuntut ilmu yang malas lebih mulia disii Allah daripada 700 orang yang rajin beribadah." (HR Al-Birmawi)
Imam Hasan Al-Bashri juga berkata:
لَوْ كَانَ لِلْعِلْمِ صُوْرَةٌ لَكَانَتْ صُوْرَتُهُ أَحْسَنَ مِنْ صُوْرَةِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ وَالنُّجُوْمِ وَالسَّمَاءِ
"Jikalau ilmu itu ada rupanya, laksana rupa ilmu itu lebih baik daripada rupa matahari, bulan, bintang dan langit."
Oleh sebab itu belajarlah dengan baik, dengan ilmu seseorang akan berharga. Mari simak kalam Imam Syafi'i berikut: