Arab Pra-Islam: Hubal, Tuhan Impor yang Sangat Dipuja

Kamis, 30 Desember 2021 - 14:26 WIB
Pada masa pra-Islam, orang-orang Arab kebanyakan adalah penyembah berhala. (Foto/Ilustrasi : nabataea.net)
Para masa pra-Islam, orang Arab mulanya memeluk agama Ibrahim , yakni agama tauhid. Mereka berhaji ke Rumah-Nya, mengagungkan tanah dan bulan-bulan suci-Nya. Namun, seperti juga manusia lain, mereka menyimpang dari ajaran tersebut dan kemudian menyembah banyak tuhan dalam wujud patung.

Orang yang dianggap sebagai pelopor pertama penyembahan patung di kalangan orang Arab adalah Amr bin Luhay al-Khuza'i yang pernah berkuasa atas Ka'bah di Makkah.



Dr Abdul Aziz MA dalam bukunya berjudul "Chiefdom Madinah: Kerucut Kekuasaan pada Zaman Awal Islam" berkisah suatu ketika Amr menderita sakit, dan seseorang memberi tahu dirinya bahwa penyakit itu akan sembuh bila ia pergi mandi ke tempat pemandian di daerah bernama Balqa di Syria yang kala itu dihuni kaum Amalik.

Amr pun pergi ke sana, lalu mandi dan kemudian sehat. Di sana, Amr menyaksikan penduduk daerah itu menyembah patung, lalu dia meminta dan diberikanlah kepadanya sebuah patung bernama Hubal.

Setelah kembali ke Makkah, ia menegakkan patung itu di Kabah, dan ia pun membagikan patung-patung lainnya kepada banyak kalangan suku Arab. Sejak saat itulah penyembahan patung bermula.

Seorang ahli tentang berhala bernama Ibnu al-Kalabi meriwayatkan bahwa patung Hubal, berbentuk manusia yang tangan kanannya patah. Tidak ada penjelasan dari para ahli terkait patahnya tangan kanan patung Hubal, kecuali bahwa ketika hal ini diketahui oleh orang Quraisy, mereka lalu membuatkannya tangan baru yang terbuat dari emas.

Patung itu sendiri dipahat dari bahan batu (akik) merah atau merah ros. Dari keindahan pembuatan dan kehalusan pahatannya, patung ini diperkirakan dibuat oleh orang Syria atau seniman Yunani, diimpor dari sana lalu ditegakkan di tengah Ka'bah.

Patung ini diimpor Amr bin Luhay. Berhala Hubal merupakan satu dari 360 patung yang ada di sekitar Ka'bah ketika Nabi Muhammad SAW menaklukkan Makkah dan menghancurkan semua berhala.

Berhala Hubal menempati posisi tinggi di kalangan Quraisy, melebihi patung lain. Melalui Hubal, mereka memohon keberkahan dan terhindar dari petaka. Di depan Hubal pula mereka mengundi nasib atau mencari tahu keabsahan keturunan seseorang. Berhala ini dihormati oleh hampir semua kabilah Arab. Orang-orang yang beribadah kepada Hubal membaca talbiyah yang berbunyi:

Kami memenuhi panggilanmu Ya Allah

Sesungguhnya kami (hanyalah) debu

Engkau haramkan kami gunakan anak panah (berperang)

(Tapi) manusia menghalangi kami mencapai kemenangan (itu)



Penganut Politeisme

Hoyland, sebagaimana dikutip Abdul Aziz, memperkirakan bahwa hingga sekitar abad ke-4 M, penduduk Arabia adalah para penganut politeisme (syirk).

Di selatan, tuhan yang sangat populer adalah “Astar, kadang disebut “Asyrar—tetapi setiap kelompok masyarakat memiliki tuhan sendiri sebagai patron, seperti Almaqah untuk orang Saba-i, atau Wadd untuk orang Mina-i.

Di utara, selain Asyrar, artinya “Penguasa Syara”, yaitu gugusan pegunungan yang melintasi Petra, pusar Kerajaan Nabatea, tuhan yang populer di Petra antara lain al-Uzza.

Sedangkan di Gurun Syria dan Hauran terkenal tuhan al-Lit, sementara di wilayah Hijaz, Hubal dan Manat adalah tuhan yang populer.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More