Bulan Rajab Bulan Haram, Apa Maksudnya?

Kamis, 03 Februari 2022 - 22:10 WIB
Bulan Rajab Bulan Haram,...
Bulan Rajab bulan haram yang disucikan Allah dan kita diperintahkan untuk memuliakannya. Foto/Ist
Bulan Rajab bulan haram. Mengapa Rajab disebut bulan haram? Berikut penjelasannya!

Dalam bahasa Arab bulan-bulan haram disebut dengan istilah Al-Asyhurul Hurum (الأشهر الحرم) atau bulan-bulan yang disucikan. Bulan-bulan itu terdiri dari Muharram, Rajab, Dzulqa'dah dan Dzulhijjah. Dalam tradisi Arab, Asyhurul Hurum pertanda mereka harus berhenti dari berperang.



Sejak zaman Nabi Ibrahim 'alahissalam perang tidak boleh dilakukan pada keempat bulan itu. Apabila terjadi pembunuhan, maka akan dikenakan Diyah (denda).

Al-Qodhi Abu Ya'la rahimahullah berkata: "Dinamakan bulan haram karena dua makna: Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Pada bulan itu larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan." (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36)

Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para Salaf sangat suka melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats-Tsauri mengatakan, "Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya." Bahkan Ibnu Umar, Al-Hasan Al-Bashri dan Abu Ishaq As-Sa'ibi melakukan puasa pada seluruh bulan haram, bukan hanya bulan Rajab atau salah satu dari bulan haram lainnya. (Lihat Latho-if Al Ma'arif, 214)

Dalam Al-Qur'an, Allah mensucikan bulan Rajab dari segala bentuk kezaliman. Berikut firman-Nya

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At-Taubah: 36)

Apakah Perang Dilarang di Bulan Haram Saja?

Muncul pertanyaan, mengapa peperangan hanya dilarang pada empat bulan itu saja, tidak pada bulan-bulan lain? Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya seperti dilansir islami.co menjawab pertanyaan ini. Beliau menyatakan bahwa bulan Muharram, Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah adalah bulan-bulan khusus yang Allah pilih sebagai waktu pelaksanaan ibadah haji atau umrah.

Pada bulan Dzulqa'dah yang menempati urutan ke-11 dalam sistem kalender qamariyah (Hijriyah), umat manusia khususnya penduduk Jazirah Arab, bersiap-siap untuk menunaikan ibadah haji dan umrah sehingga tidak berfikir untuk melakukan peperangan yang sangat menguras tenaga dan materi.

Sebulan kemudian, pada bulan Dzulhijjah, masyarakat menunaikan manasik haji secara intensif hingga akhir ritualnya. Setelah selesai ibadah haji, pada bulan Muharram, mereka diberikan rasa aman untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing dan beristirahat dengan tenang.

Kemudian, pada bulan Rajab yang ada di pertengahan tahun (bulan ke-7), masyarakat yang tinggal di ujung Jazirah Arab diberi kesempatan untuk berziarah ke Baitullah dan menunaikan ibadah umrah serta pulang kembali ke kampung halamannya dengan rasa aman.

Demikian penjelasan singkat tentang bulan Rajab bulan haram. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan taufik-Nya untuk kita.

(rhs)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Mu'adz bin Jabal bahwa Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam menggandeng tangannya dan berkata: Wahai Mu'adz, demi Allah, aku mencintaimu, aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan:  ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK (Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu (berdzikir kepada-Mu), dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.)

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1301)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More