Rajab Artinya Apa? Berikut Sejarah dan Asal-usul Penamaannya

Kamis, 03 Februari 2022 - 23:54 WIB
Arti bulan Rajab dan sejarah penamaannya perlu diketahui umat muslim agar menambah kecintaan terhadap bulan-bulan haram. Foto/Ist
Rajab artinya apa? Bagaimana sebenarnya sejarah asal-usulnya sampai dinamakan Rajab (رجب). Mari kita simak penjelasan berikut.

Rajab diambil dari kata Tarjiib (ترجيب) yang artinya mengagungkan atau memuliakan (تعظيم). Demikian keterangan yang dinukil dari Kitab I'anatut Thalibin.

Sementara keterangan yang dilansir dari al-habib.info, kata Rajab diungkapkan dalam kalimat Rajabtu as-Sya'ia (رجبت الشيئ), artinya aku mengagungkannya. Raajib (راجب) artinya orang yang mengagungkan tuannya. Menurut Al-Laits, dari sinilah asal-usul bulan ini dinamakan Rajab.

Pakar bahasa seperti Abu Ubaidah dan al-Asma'iy berpendapat bahwa Rajab berasal dari kata Rujbah (رجبة), bukan dari Tarjiib. Rujbah adalah kayu bercabang dua sebagai penopang pohon kurma. Fungsi ini mirip dengan rujmah (رجمة) hanya saja rujmah berbentuk bangunan batu. Teknologi ini digunakan Arab jahiliyah dalam rangka pemuliaan pohon kurma ketika berbuah lebat. (Lihat, Tahdzib al-Lughah, 11:39)

Orang Arab Jahiliyah mengagungkan bulan ke-7 kalender Qamariyah ini dengan beragam ritual, di samping penyembelihan hewan. Selain itu, mereka juga memberi banyak nama untuk menunjuk keagungannya. Ada sekitar 20 nama disematkan padanya, beberapa yang populer di antaranya:



1. Ashab (الأصب), karena mereka meyakini bahwa rahmat tercurah pada bulan itu.

2. Asham (لأصم) karena mereka tidak mendengar bunyi senjata tajam pada bulan itu.

3. Rajam (رَجم) karena mereka meyakini bahwa setan dirajam pada bulan itu.

4. 'Atirah (العتيرة) karena mereka menyembelih hewan pada bulan itu.

5. Munashilul Asinnah (مُنصِّلُ الأسنة) karena mereka mencabut besi dari senjata (mata tombak) pada bulan itu.

6. Mu'allaa (المعلى) Karena bulan itu ditinggikan menurut mereka.

Selain itu, Rajab dijuluki juga dengan Munafas (مُنَفس); Muthahhar (مُطهر); Haram (هَرَم); Mubri’ (المبرئ); Muqasyqasy (المقشقش); dan Hurum (الحُرم).

Asal-Usul Penamaan Rajab

Menurut Ibnu Al-Atsir, "Pada masa Jahiliyyah, mereka menamai bulan Rajab dengan Munashshlilul Asinnah, artinya mencabut mata tombak dan panah untuk membatalkan peperangan dan memutus sebab-sebab huru-hara. Karena Rajab menjadi penyebab terhentinya peperangan, maka sebutan itu dinisbatkan kepada Rajab.

Masyarakat Arab sejak dulu sangat memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Sejak zaman Nabi Ibrahim 'alaihissalam perang tidak boleh dilakukan pada keempat bulan itu. Apabila terjadi pembunuhan, maka akan dikenakan Diyah (denda).

Terkait penamaan "Rajab Al-Ashab" dan "Rajab al-Asham" dinukilkan hadis dari Rasulullah dimana beliau bersabda:

«یُسَمَّی شَهرُ الرَّجبِ الاَصَبَّ ِلاَنَّ الرّحمةَ تُصَبُّ عَلَی اُمَّتی فیهِ صَبّاً وَ یُقالُ الاصَمُّ لِاَنَّهُ نُهِیَ فیهِ عَن قِتالِ المُشركینَ وَ هُوَ مِنَ الشُّهورِ الحُرُم»;

"Bulan Rajab dinamakan Al-Ashab karena terlimpahkan rahmat Allah di dalamnya atas umatku, dan dinamakan al-Asham karena dilarang berperang di dalamnya dengan kaum musyrikin sebab Rajab termasuk dari bulan-bulan Haram."

Demikian arti bulan Rajab dan asal-usul penamaannya. Al-Qur'an mengabadikan keutamaan Rajab dalam Surat At-Taubah Ayat 36. Ayat ini sangat masyhur dan dijadikan dalil untuk menghormati bulan Rajab.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
اِذۡ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ اذۡكُرۡ نِعۡمَتِىۡ عَلَيۡكَ وَعَلٰى وَالِدَتِكَ‌ ۘ اِذۡ اَيَّدْتُكَ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِىۡ الۡمَهۡدِ وَكَهۡلًا ‌ ۚوَاِذۡ عَلَّمۡتُكَ الۡـكِتٰبَ وَالۡحِكۡمَةَ وَالتَّوۡرٰٮةَ وَالۡاِنۡجِيۡلَ‌ ۚ وَاِذۡ تَخۡلُقُ مِنَ الطِّيۡنِ كَهَيْئَةِ الطَّيۡرِ بِاِذۡنِىۡ فَتَـنۡفُخُ فِيۡهَا فَتَكُوۡنُ طَيۡرًۢا بِاِذۡنِىۡ‌ وَ تُبۡرِئُ الۡاَكۡمَهَ وَالۡاَبۡرَصَ بِاِذۡنِىۡ‌ ۚ وَاِذۡ تُخۡرِجُ الۡمَوۡتٰى بِاِذۡنِىۡ‌ ۚ وَاِذۡ كَفَفۡتُ بَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ عَنۡكَ اِذۡ جِئۡتَهُمۡ بِالۡبَيِّنٰتِ فَقَالَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡهُمۡ اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا سِحۡرٌ مُّبِيۡنٌ
Dan ingatlah ketika Allah berfirman, Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Rohulkudus. Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa. Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah, Taurat dan Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) di kala waktu engkau mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.

(QS. Al-Maidah Ayat 110)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More