Hinaan terhadap Rasulullah SAW dalam Al-Qur'an: Dari Dukun, Penyair, Sampai Tukang Bohong
Kamis, 17 Maret 2022 - 14:03 WIB
Sejarah mencatat, penyebaran Islam dari masa awal kerasulan Muhammad SAW melalui perjalanan yang cukup panjang dan terjal. Di awal masa dakwahnya sudah mendapatkan tekanan, baik secara psikis maupun fisik. Beberapa tekanan fisik seperti pukulan, lemparan batu, pemboikotan hingga percobaan pembunahan sudah pernah dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Beberapa tuduhan dan hinaan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang kemudian direkam dalam Al-Qur'an antara lain sebagai berikut:
Tuduhan sebagai dukun
Satu tuduhan yang dilayangkan kaum Quraisy ialah menganggap Nabi SAW sebagai dukun. Tuduhan itu kemudian dibantah oleh ayat Al-Qur'an dalam surat at-Tur ayat 29-30 yang bunyinya:
“Maka peringatkanlah karena dengan nikmat Tuhanmu (kamu) bukanlah seorang dukun dan bukan pula orang gila”
“Bahkan mereka berkata: “dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya”
Imam al-Suyuthi dalam "Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul" menyebut Ibnu Abbas ra dalam riwayatnya menceritakan bahwa ayat tersebut turun berkenaan dengan adanya orang-orang Quraisy yang berkumpul di Darun Nadwah untuk meembicarakan Muhammad SAW hingga salah satu dari mereka menyarankan untuk mengikat tubuh Nabi SAW dengan tali hingga datang masa ajalnya.
Ini juga yang dilakukan mereka kepada para penyihir sebelumnya seperti Zuhair dan Nabighah. Karena itu, Allah menurunkan ayat tersebut sebagai respons atas peristiwa tersebut.
Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Quranul Adzim menjelaskan bahwa ayat ini membantah tuduhan yang disampaikan oleh para pendusta dan pelaku kedzaliman. Ayat ini seakan-akan berbicara bahwa “engkau bukanlah seorang dukun seperti yang dituduhkan para pembesar Quraisy.
Tentang lafad كَاهِنٍ, al-Ragib al-Asfahani, dalam "al-Mufradat fi Garibil Quran" menerangkan bahwa kahin atau dukun ialah orang yang menyampaikan kabar dan berita masa lalu yang tersembunyi kemudian ditambahi dengan persangkaan yang boleh jadi benar, bisa juga salah.
Tuduhan sebagai penyair
Tuduhan ini berkaitan dengan risalah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW yakni berupa Al-Qur'an. Bagi mereka yang tidak beriman, ayat-ayat Al-Qur'an tidak lebih dari sekadar syair-syair yang diciptakan Muhammad. Ini setidaknya terekam dalam surat al-Anbiya’ ayat 5. Allah berfirman:
“Bahkan mereka mengatakan: “(Al-Qur'an) ialah mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasa (Muhammad), atau bahkan dia hanya seorang penyair, maka coba datangkanlah kepada kita suuatu tanda seperti halnya para rasul yang sudah diutus di masa terdahulu”
Husain at-Thabathaba’i dalam "al-Mizan fi Tafsiril Quran" menerangkan ayat tersebut dengan menggambarkan peningkatan penolakan terhadap risalah yang dibawa Nabi SAW.
Beberapa tuduhan dan hinaan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang kemudian direkam dalam Al-Qur'an antara lain sebagai berikut:
Baca Juga
Tuduhan sebagai dukun
Satu tuduhan yang dilayangkan kaum Quraisy ialah menganggap Nabi SAW sebagai dukun. Tuduhan itu kemudian dibantah oleh ayat Al-Qur'an dalam surat at-Tur ayat 29-30 yang bunyinya:
فَذَكِّرْ فَمَا أَنْتَ بِنِعْمَتِ رَبِّكَ بِكَاهِنٍ وَلَا مَجْنُونٍ
أَمْ يَقُولُونَ شَاعِرٌ نَتَرَبَّصُ بِهِ رَيْبَ الْمَنُونِ
أَمْ يَقُولُونَ شَاعِرٌ نَتَرَبَّصُ بِهِ رَيْبَ الْمَنُونِ
“Maka peringatkanlah karena dengan nikmat Tuhanmu (kamu) bukanlah seorang dukun dan bukan pula orang gila”
“Bahkan mereka berkata: “dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya”
Imam al-Suyuthi dalam "Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul" menyebut Ibnu Abbas ra dalam riwayatnya menceritakan bahwa ayat tersebut turun berkenaan dengan adanya orang-orang Quraisy yang berkumpul di Darun Nadwah untuk meembicarakan Muhammad SAW hingga salah satu dari mereka menyarankan untuk mengikat tubuh Nabi SAW dengan tali hingga datang masa ajalnya.
Ini juga yang dilakukan mereka kepada para penyihir sebelumnya seperti Zuhair dan Nabighah. Karena itu, Allah menurunkan ayat tersebut sebagai respons atas peristiwa tersebut.
Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Quranul Adzim menjelaskan bahwa ayat ini membantah tuduhan yang disampaikan oleh para pendusta dan pelaku kedzaliman. Ayat ini seakan-akan berbicara bahwa “engkau bukanlah seorang dukun seperti yang dituduhkan para pembesar Quraisy.
Tentang lafad كَاهِنٍ, al-Ragib al-Asfahani, dalam "al-Mufradat fi Garibil Quran" menerangkan bahwa kahin atau dukun ialah orang yang menyampaikan kabar dan berita masa lalu yang tersembunyi kemudian ditambahi dengan persangkaan yang boleh jadi benar, bisa juga salah.
Tuduhan sebagai penyair
Tuduhan ini berkaitan dengan risalah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW yakni berupa Al-Qur'an. Bagi mereka yang tidak beriman, ayat-ayat Al-Qur'an tidak lebih dari sekadar syair-syair yang diciptakan Muhammad. Ini setidaknya terekam dalam surat al-Anbiya’ ayat 5. Allah berfirman:
بَلْ قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ بَلِ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌ فَلْيَأْتِنَا بِآيَةٍ كَمَا أُرْسِلَ الْأَوَّلُونَ
“Bahkan mereka mengatakan: “(Al-Qur'an) ialah mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasa (Muhammad), atau bahkan dia hanya seorang penyair, maka coba datangkanlah kepada kita suuatu tanda seperti halnya para rasul yang sudah diutus di masa terdahulu”
Husain at-Thabathaba’i dalam "al-Mizan fi Tafsiril Quran" menerangkan ayat tersebut dengan menggambarkan peningkatan penolakan terhadap risalah yang dibawa Nabi SAW.