Sorban Kotor Abu Nawas yang Mendadak Menjadi Harum
Rabu, 17 Juni 2020 - 06:13 WIB
Abu Nawas adalah pujangga Arab dan merupakan salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Penyair ulung sekaligus tokoh sufi ini mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami dan hidup pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M). (
)
Pada suatu hari di kerajaan Raja Harun Ar-Rasyid telah terjadi huru hara. Rakyatnya tidak lagi mendapat ketenangan seperti biasanya karena telah terjadi penculikan dan pembunuhan yang misterius.
Raja dan para prajuritnya akhirnya mengetahui bahwa huru-hara tersebut bukan datang dari musuh, namun dari dalam istana sendiri yang diotaki oleh para menterinya.
( )
Namun, raja sangat kesulitan untuk mencari siap yang berseongkol terhadap tindakan penculikan dan pembunuhan tersebut karena dia melihat bahwa para menterinya semuanya taat kepadanya.
Dari itu, dipanggillah Abu Nawas yang dikenal memiliki otak yang cerdas.
"akhir-akhir ini aku gelisah, seolah ada seseorang yang hendak mengkudeta kerajaanku. Apa ada yang salah dengan kepemimpinanku?" tanya raja kepada Abu Nawas.
"Ampun beribu ampun baginda, apa yang bisa hamba lakukan untuk membantu?" kata Abu Nawas balik bertanya.
"Begini wahai Abu Nawas," ucap Baginda Raja. "Berilah cara kepadaku untuk menguji kesetiaan para menteriku," lanjutnya.
"Baiklah paduka, berilah hamba waktu sehari saja agar bisa memikirkan caranya," janji Abu Nawas sembari berpamitan.
Setibanya di rumah, Abu Nawas berpikir keras untuk menemukan cara yang terbaik dan jitu. Belum lagi ketemu jalan keluar, karena kelelahan, Abu Nawas tertidur. Tidur yang sungguh sangat lelap.
Pada keesokan harinya ketika ia hendak salat subuh, Abu Nawas tersadar masih punya pekerjaan rumah dari Baginda yang belum terjawab.
Terpenting salat dulu, urusan kerajaan biarlah nanti saja, pikir Abu Nawas. Ia pun mencari sorban. Secara tak sengaja ia menemukan sorban lawas. Sorban lusuh yang menebar aroma tidak sedap. Sorban itu memang telah lama tidak dicuci oleh sang istri.
Sorban bau ampek inilah yang membuat otak Abu Nawas mendapatkan jalan. Si cerdik ini menemukan cara jitu untuk menguji kesetiaan para menteri kerajaan.
Setelah salat subuh, Abu Nawas pun segera bergegas menuju istana menghadap Raja Harun Ar-Rasyid. Ia meminta Baginda Raja bersandiwara seolah telah memiliki sorban sakti.
Raja Harun Ar-Rasyid setuju dan melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Abu Nawas.
Setelah itu, maka dikumpulkanlah kelima menterinya untuk menghadap.
Pada suatu hari di kerajaan Raja Harun Ar-Rasyid telah terjadi huru hara. Rakyatnya tidak lagi mendapat ketenangan seperti biasanya karena telah terjadi penculikan dan pembunuhan yang misterius.
Raja dan para prajuritnya akhirnya mengetahui bahwa huru-hara tersebut bukan datang dari musuh, namun dari dalam istana sendiri yang diotaki oleh para menterinya.
( )
Namun, raja sangat kesulitan untuk mencari siap yang berseongkol terhadap tindakan penculikan dan pembunuhan tersebut karena dia melihat bahwa para menterinya semuanya taat kepadanya.
Dari itu, dipanggillah Abu Nawas yang dikenal memiliki otak yang cerdas.
"akhir-akhir ini aku gelisah, seolah ada seseorang yang hendak mengkudeta kerajaanku. Apa ada yang salah dengan kepemimpinanku?" tanya raja kepada Abu Nawas.
"Ampun beribu ampun baginda, apa yang bisa hamba lakukan untuk membantu?" kata Abu Nawas balik bertanya.
"Begini wahai Abu Nawas," ucap Baginda Raja. "Berilah cara kepadaku untuk menguji kesetiaan para menteriku," lanjutnya.
"Baiklah paduka, berilah hamba waktu sehari saja agar bisa memikirkan caranya," janji Abu Nawas sembari berpamitan.
Setibanya di rumah, Abu Nawas berpikir keras untuk menemukan cara yang terbaik dan jitu. Belum lagi ketemu jalan keluar, karena kelelahan, Abu Nawas tertidur. Tidur yang sungguh sangat lelap.
Pada keesokan harinya ketika ia hendak salat subuh, Abu Nawas tersadar masih punya pekerjaan rumah dari Baginda yang belum terjawab.
Terpenting salat dulu, urusan kerajaan biarlah nanti saja, pikir Abu Nawas. Ia pun mencari sorban. Secara tak sengaja ia menemukan sorban lawas. Sorban lusuh yang menebar aroma tidak sedap. Sorban itu memang telah lama tidak dicuci oleh sang istri.
Sorban bau ampek inilah yang membuat otak Abu Nawas mendapatkan jalan. Si cerdik ini menemukan cara jitu untuk menguji kesetiaan para menteri kerajaan.
Setelah salat subuh, Abu Nawas pun segera bergegas menuju istana menghadap Raja Harun Ar-Rasyid. Ia meminta Baginda Raja bersandiwara seolah telah memiliki sorban sakti.
Raja Harun Ar-Rasyid setuju dan melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Abu Nawas.
Setelah itu, maka dikumpulkanlah kelima menterinya untuk menghadap.
Lihat Juga :