Dzikir 70 Sahabat Nabi Saat Perang Uhud: Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil

Senin, 21 Maret 2022 - 15:22 WIB
Membaca hasbiyallah wa ni’mal wakil lebih diutamakan ketika dalam kondisi sulit. Dzikir ini sebagai simbol berserah diri bagi seorang hamba kepada Allah Taalla. (Foto/Ilustrasi: Ist)
Kalimat hasbunallah atau biasa juga dilanjutkan dengan wa ni’mal wakil yang memiliki arti “cukuplah bagi kami Allah sebagai penolong. Dia adalah sebaik-baiknya pelindung”. Kalimat ini tercantum dalam beberapa ayat Al Quran dan hadis Nabi .



Dalam Al-Quran pada surat Ali Imran ayat 172-173 tercantum kalimat hasbunallah wa ni’mal wakil yang memiliki arti cukuplah bagi kami Allah sebagai penolong. Ayat itu bercerita tentang kisah dzikir hasbunallah wa ni’mal wakil yang dibaca 70 sahabat Nabi . Ayat tersebut berbunyi:

الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ




(Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar”

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”. Maka perkataan itu menambah keimanan mereka. Dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung” ( QS Ali Imran : 172-173)



Laman Tafsir Al-Quran menyebut ungkapan ayat tersebut menceritakan tentang peristiwa perang Uhud yang terjadi pada Bulan Syawal 3 H. Dalam buku berjudul "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW " karya Moenawar Chalil dijelaskan terdapat 70 sahabat yang berpartisipasi dalam Perang Uhud. Salah satu di antaranya ialah paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Hamzah Ibn Abd Muthalib .

Hamzah telah gugur di peperangan ini. Nabi pun mengalami luka parah karena serangan lemparan potongan besi oleh Utbah Bin Abi Waqqash. Dalam sebuah riwayat dikatakan, salah satu gigi Nabi bagian depan pun patah.

Kemudian, Nabi dan para sahabat pulang ke Madinah. Hingga di suatu daerah bernama Hamra’al Asad, Nabi menerima kabar bahwa kaum musyrik Mekkah sedang bersiap diri untuk menyerang kaum muslim. Sementara waktu itu, kaum muslim sedang dirundung sedih dan letih akibat perang.

Kemudian, Nabi memerintahkan kembali semua anggota perang Uhud untuk kembali berperang. Saat itu, mereka mengucapkan kalimat yang terdapat dalam surat Ali-Imran ayat 173. Hasbunallah wa ni’mal wakil.

Beragam Makna

Prof M Quraish Shihab dalam bukunya berjudul "Kosakata Keagamaan" menjelaskan, kalimat dzikir tersebut memang berpotensi untuk melawan rasa takut dan diberikan rasa kecukupan. Yang dimaksud ialah Allah akan memberi apa yang hambanya butuhkan.

Selain itu, makna dari hasbunallah ini mengajak manusia untuk bersabar agar ia mampu mempersiapkannya dengan baik dan semoga diberikan kemuliaan yang hakiki.

Kata hasb ini, menurut Quraish Shihab, menguasai banyak makna. Makna itu di antaranya adalah:

Pertama, hitungan. Hal ini selaras dengan Surat ar-Rahman ayat 5, yang melahirkan makna “kemuliaan”. Kemuliaan seseorang itu diperhitungkan dari kedudukan orangtuanya atau para leluhur.

Kedua, kecukupan. Makna kedua ini selaras dengan kalimat hasbunallah wa ni’mal wakil dalam arti Allah akan memberi apa yang aku butuhkan atau yang terbaik atas setiap situasi yang dihadapi.

Ketiga, sekaligus akan bermakna dengan yang kami hadapi. Kami akan menerima dengan sabar dan akan menjadi bekal untuk kami siapkan untuk di kemudian hari dan mengharap agar kemuliaan selalu bersama kami.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Aisyah radliallahu 'anha berkata, Janganlah kamu meninggalkan shalat malam (qiyamul lail), karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkannya, bahkan apabila beliau sedang sakit atau kepayahan, beliau shalat dengan duduk.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1112)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More