Kisah Nabi Sulaiman: Putra Bungsu yang Jadi Penerus di Bawah Bimbingan sang Bunda

Rabu, 23 Maret 2022 - 16:46 WIB
Siang dan malam Nabi Daud as berdoa kepada Allah agar diberikan keturunan yang mulia. Doa-doa tersebut kemudian Allah Taala jawab dengan menghadirkan seorang anak yang bernama Sulaiman. Foto/Ilustrasi: Ist
Nama Sulaiman disebut dalam Al-Quran sebanyak 17 kali, tersebar dalam 7 surah, yaitu: surat al-Baqarah (2 kali), surat al-Nisa , al-An’am masing-masing 1 kali. Surat al-Anbiya 3 kali, surat al-Naml 7 kali, surat Saba’ 1 kali dan surat Shad 2 kali.

Sebagian besar ayat tersebut bercerita tentang sifat-sifat dan keutamaan yang Allah taala berikan kepada Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman adalah putra dari Nabi Daud yang paling bungsu dari sebelas bersaudara. Ia lahir dari seorang perempuan saleh dan taqwa yang bernama Tasyayu’ bint Sura.



Dikisahkan bahwa ibunya senantiasa mendorong Nabi Sulaiman untuk tekun beribadah. Ia dijuluki dengan sebutan Sulaiman al-Hakim karena kebijaksanaanya. Sedangkan dalam perjanjian lama, Nabi Sulaiman sering disebut sebagai Saloma dan dikenal sebagai seorang raja.



Sejak kecil Nabi Sulaiman dikenal saleh dan taat beribadah, sehingga kehadirannya di tengah keluarga dianggap sebagai karunia Allah Taala. Ketaatan dan ketakwaan tersebut Allah sebutkan dalam firman-Nya yang berbunyi:

وَوَهَبْنَا لِدَاوٗدَ سُلَيْمٰنَۗ نِعْمَ الْعَبْدُ ۗاِنَّهٗٓ اَوَّابٌۗ


“Dan kepada Dawud Kami karuniakan (anak bernama) Sulaiman; dia adalah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).” ((QS Shad [38]: 30)



Kata awwab pada ayat di atas bermakna al-ruju’u yakni kembali. M Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menafsirkan bahwa ayat ini merupakan informasi tentang karunia Allah kepada Nabi Daud as berupa seorang anak yang mulia bernama Sulaiman as.

Ia merupakan sebaik-baik hamba Allah pada masanya, karena ia selalu taat kepada Allah dan senantiasa mengembalikan segala persoalan kepada-Nya. Nabi Sulaiman as meyakini bahwa segala sesuatu yang direncanakan manusia tidak akan terlaksana tanpa bantuan Allah Ta'ala.

Dalam Tafsir Al-Marāgī disebutkan, kesalehan dan ketakwaan Nabi Sulaiman dipertegas melalui kebiasaannya melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Nabi Sulaiman bahkan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermunajat kepada Allah SWT. Karena ia yakin bahwa untuk mendapatkan pertolongan dan petunjuk Allah SWT, seseorang harus mendekatkan diri kepada-Nya terlebih dahulu.

Selain hamba yang taat dan takwa, Nabi Sulaiman juga seorang yang cerdas dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Sifatnya ini tidak lepas dari upaya Nabi Daud yang menginginkan agar anaknya tumbuh menjadi seorang raja yang cerdas dan bijaksana. Dari sekian banyak anak Nabi Daus as, hanya Nabi Sulaiman yang mampu memenuhi impiannya.

Selama bertahun-tahun, Nabi Daud telah menantikan seorang penerus yang cocok bagi kerajaannya. Namun ia tidak kunjung menemukan pengganti yang mampu mengampu tanggung jawab tersebut.

Siang dan malam Nabi Daud as berdoa kepada Allah agar diberikan keturunan yang mulia. Doa-doa tersebut kemudian Allah Ta'ala jawab dengan menghadirkan seorang anak yang bernama Sulaiman.



Dua Pemilik Kebun

Salah satu bukti kecerdasan Nabi Sulaiman adalah keputusan bijaknya mengenai sengketa antara pemilik kebun dan kabing. Kisah ini tertuang dalam QS Al-Anbiya’ [21]: 78-79 yang artinya:

وَدَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ إِذْ يَحْكُمَانِ فِي الْحَرْثِ إِذْ نَفَشَتْ فِيهِ غَنَمُ الْقَوْمِ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شَاهِدِينَ
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More