Mau Salat Tarawih 11 atau 23 Rakaat? Semuanya Baik dan Sah
Jum'at, 28 Februari 2025 - 11:46 WIB
Kelima, 23 tiga rakaat (20 + 3), riwayat Malik, Ibn Nashr dan Al Baihaqi. Demikian ini adalah madzhab Abu Hanifah, Syafi’i, Ats Tsauri, Ahmad, Abu Daud dan Ibnul Mubarak.
Keenam, 29 rakaat (28 +1).
Ketujuh, 39 rakaat (36 +3), Mazhab Maliki, atau (38 + 1).
Kedelapan, 41 rakaat (38 +3), riwayat Ibn Nashr dari persaksian Shalih Mawla Al Tau’amah tentang salatnya penduduk Madinah, atau (36at (40 +9); 40 tanpa witir adalah riwayat dari Al Aswad Ibn Yazid.
Kesepuluh, 34 rakaat tanpa witir (di Basrah, Iraq).
Kesebelas, 24 rakaat tanpa witir (dari Said Ibn Jubair).
Keduabelas, 16 rakaat tanpa witir.
Abu Hamzah mengatakan Rasulullah SAW telah melakukan dan memimpin sholat tarawih, terdiri dari 11 raka’at (8 +3). Dalilnya sebagai berikut.
1. Hadis Aisyah Radhiyallahu anhuma : ia ditanya oleh Abu Salamah Abdur Rahman tentang qiyamul lailnya Rasul pada bulan Ramadan, ia menjawab:
“Sesungguhnya beliau tidak pernah menambah pada bulan Ramadan, atau pada bulan lainnya. lebih dari sebelas raka’at. [HR Bukhari, Muslim]
Ibn Hajar berkata, “Jelas sekali, bahwa hadis ini menunjukkan salatnya Rasul (adalah) sama semua di sepanjang tahun.”
2. Hadis Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata: “Rasulullah SAW salat dengan kami pada bulan Ramadan 8 rakaat dan witir.
Ketika malam berikutnya, kami berkumpul di masjid dengan harapan beliau salat dengan kami. Maka kami terus berada di masjid hingga pagi, kemudian kami masuk bertanya, “Ya Rasulullah, tadi malam kami berkumpul di masjid, berharap anda salat bersama kami,” maka beliau bersabda, “Sesungguhnya aku khawatir diwajibkan atas kalian. “[HR Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Huzaimah, dihasankan oleh Al Albani. ShalatAt Tarawih, 18; Fath Al Aziz 4/265]
3. Pengakuan Nabi SAW tentang 8 raka’at dan 3 witir.
Ubay bin Ka’ab datang kepada Rasulullah, lalu berkata,”Ya Rasulullah, ada sesuatu yang saya kerjakan tadi malam (Ramadan).
Beliau bertanya, ”Apa itu, wahai Ubay?” Ia menjawab,”Para wanita di rumahku berkata, ’Sesungguhnya kami ini tidak membaca Al-Qur’an. Bagaimana kalau kami salat dengan salatmu?’
Ia berkata, ”Maka saya salat dengan mereka 8 rakaat dan witir. Maka hal itu menjadi sunnah yang diridhai. Beliau SAW tidak mengatakan apa-apa.”[HR Abu Ya’la, Thabrani dan Ibn Nashr, dihasankan oleh Al Haitsami dan Al Albani. Lihat Shalat At-Tarawih, 68].
Keenam, 29 rakaat (28 +1).
Ketujuh, 39 rakaat (36 +3), Mazhab Maliki, atau (38 + 1).
Kedelapan, 41 rakaat (38 +3), riwayat Ibn Nashr dari persaksian Shalih Mawla Al Tau’amah tentang salatnya penduduk Madinah, atau (36at (40 +9); 40 tanpa witir adalah riwayat dari Al Aswad Ibn Yazid.
Kesepuluh, 34 rakaat tanpa witir (di Basrah, Iraq).
Kesebelas, 24 rakaat tanpa witir (dari Said Ibn Jubair).
Keduabelas, 16 rakaat tanpa witir.
Abu Hamzah mengatakan Rasulullah SAW telah melakukan dan memimpin sholat tarawih, terdiri dari 11 raka’at (8 +3). Dalilnya sebagai berikut.
1. Hadis Aisyah Radhiyallahu anhuma : ia ditanya oleh Abu Salamah Abdur Rahman tentang qiyamul lailnya Rasul pada bulan Ramadan, ia menjawab:
إنَّهُ كَانَ لاَ يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ
“Sesungguhnya beliau tidak pernah menambah pada bulan Ramadan, atau pada bulan lainnya. lebih dari sebelas raka’at. [HR Bukhari, Muslim]
Ibn Hajar berkata, “Jelas sekali, bahwa hadis ini menunjukkan salatnya Rasul (adalah) sama semua di sepanjang tahun.”
2. Hadis Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata: “Rasulullah SAW salat dengan kami pada bulan Ramadan 8 rakaat dan witir.
Ketika malam berikutnya, kami berkumpul di masjid dengan harapan beliau salat dengan kami. Maka kami terus berada di masjid hingga pagi, kemudian kami masuk bertanya, “Ya Rasulullah, tadi malam kami berkumpul di masjid, berharap anda salat bersama kami,” maka beliau bersabda, “Sesungguhnya aku khawatir diwajibkan atas kalian. “[HR Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Huzaimah, dihasankan oleh Al Albani. ShalatAt Tarawih, 18; Fath Al Aziz 4/265]
3. Pengakuan Nabi SAW tentang 8 raka’at dan 3 witir.
Ubay bin Ka’ab datang kepada Rasulullah, lalu berkata,”Ya Rasulullah, ada sesuatu yang saya kerjakan tadi malam (Ramadan).
Beliau bertanya, ”Apa itu, wahai Ubay?” Ia menjawab,”Para wanita di rumahku berkata, ’Sesungguhnya kami ini tidak membaca Al-Qur’an. Bagaimana kalau kami salat dengan salatmu?’
Ia berkata, ”Maka saya salat dengan mereka 8 rakaat dan witir. Maka hal itu menjadi sunnah yang diridhai. Beliau SAW tidak mengatakan apa-apa.”[HR Abu Ya’la, Thabrani dan Ibn Nashr, dihasankan oleh Al Haitsami dan Al Albani. Lihat Shalat At-Tarawih, 68].
(mhy)
Lihat Juga :