PBNU Ingatkan Bermedsos Bisa Membatalkan Puasa
Jum'at, 22 April 2022 - 11:50 WIB
JAKARTA - Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU ) KH Abdullah Syamsul Arifin alias Gus Aab mengingatkan bahwa perilaku seseorang berselancar di media sosial bisa membatalkan puasa . Syaratnya apabila terdapat unsur kemaksiatan di dalamnya.
Abdullah mengatakan, ada lima perkara yang dapat membatalkan puasa, yakni membicarakan keburukan orang lain, adu domba, berbohong, sumpah palsu hingga pandangan syahwat. Hal itulah yang menyebabkan internet rawan membatalkan puasa.
"Dia lupa, lisannya memang terjaga, tetapi di tangannya tergenggam gadget dan dia berinteraksi dengan dunia lain menggunakan tulisan yang dia bagikan melalui berbagai platform media sosial yang di dalamnya ada kebohongan, adu domba, ghibah, bahkan ada sumpah-sumpah palsu," kata Abdullah dikutip dari situs resmi NU, Jumat (22/4/2022).
Menurut Abdullah, di zaman modern ini, menjaga lisan tidak hanya diperuntukan untuk ucapan yang terlontar dari mulut, tapi juga jari-jari yang terus mengetik. Sebab, dari ketikan itulah baik dan buruknya seseorang bisa dilihat oleh orang lain.
"Salah satu yang menyamai lisan itu adalah jari-jari kita yang berselancar menulis di papan ketik yang ada di gadget kita, kemudian dibagikan di berbagai macam platform yang ada dunia maya," tuturnya.
Menurut Abdullah, terkadang seseorang tidak sadar telah melakukan hal yang berujung kemaksiatan. Misalnya, ketika adanya penyebaran informasi salah kemudian ikut membagikannya, sehingga banyak dikonsumsi khalayak ramai.
Baca juga: Buka Puasa Bersama Anggota GenSINDO: dari Tukar Cerita, Games, hingga Nasihat Ustaz
"Tidak jarang kita juga ikut menyebarkan berita-berita hoaks yang menimbulkan kekacauan karena adu domba dan pemberitaan-pemberitaan yang tidak benar. Ini harus kita jaga dan hindari agar puasa kita diterima dan mendapatkan balasan yang dijanjikan oleh Allah," katanya.
Abdullah mengatakan, ada lima perkara yang dapat membatalkan puasa, yakni membicarakan keburukan orang lain, adu domba, berbohong, sumpah palsu hingga pandangan syahwat. Hal itulah yang menyebabkan internet rawan membatalkan puasa.
"Dia lupa, lisannya memang terjaga, tetapi di tangannya tergenggam gadget dan dia berinteraksi dengan dunia lain menggunakan tulisan yang dia bagikan melalui berbagai platform media sosial yang di dalamnya ada kebohongan, adu domba, ghibah, bahkan ada sumpah-sumpah palsu," kata Abdullah dikutip dari situs resmi NU, Jumat (22/4/2022).
Menurut Abdullah, di zaman modern ini, menjaga lisan tidak hanya diperuntukan untuk ucapan yang terlontar dari mulut, tapi juga jari-jari yang terus mengetik. Sebab, dari ketikan itulah baik dan buruknya seseorang bisa dilihat oleh orang lain.
"Salah satu yang menyamai lisan itu adalah jari-jari kita yang berselancar menulis di papan ketik yang ada di gadget kita, kemudian dibagikan di berbagai macam platform yang ada dunia maya," tuturnya.
Menurut Abdullah, terkadang seseorang tidak sadar telah melakukan hal yang berujung kemaksiatan. Misalnya, ketika adanya penyebaran informasi salah kemudian ikut membagikannya, sehingga banyak dikonsumsi khalayak ramai.
Baca juga: Buka Puasa Bersama Anggota GenSINDO: dari Tukar Cerita, Games, hingga Nasihat Ustaz
"Tidak jarang kita juga ikut menyebarkan berita-berita hoaks yang menimbulkan kekacauan karena adu domba dan pemberitaan-pemberitaan yang tidak benar. Ini harus kita jaga dan hindari agar puasa kita diterima dan mendapatkan balasan yang dijanjikan oleh Allah," katanya.
(abd)