Kisah Pertemuan KH Hasyim Muzadi dengan Bos Hizbullah Hassan Nasrallah
loading...
A
A
A
Pertemuan KH Hasyim Muzadi dengan bos Hizbullah Hassan Nasrallah ini terjadi pada tahun 2009 silam, ketika Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) mengadakan kunjungan atau muhibbah ke Timur Tengah.
Hassan Nasrallah diyakini telah meninggal dalam serangan udara Israel yang dilakukan pada 27 September 2024. Serangan Negeri Yahudi itu juga diklaim telah menewaskan calon pemimpin baru Hizbullah, Hashem Safieddine.
Sayyid Hassan Nasrallah dikenal sebagai pemimpin Hizbullah yang cukup misterius dan punya peran besar di Lebanon. Karena itulah Israel menilai jika kematiannya membuat Hizbullah diambang kehancuran.
Menariknya, sosok berpengaruh seperti Hassan Nasrallah ternyata pernah bertemu dengan rombongan PBNU yang kala itu diketuai oleh KH Hasyim Muzadi . Bahkan pertemuan tersebut sempat mengejutkan para rombongan yang ikut.
Usai pertemuan dengan para ulama dan tokoh politik, dijadwalkan pertemuan KH Hasyim Muzadi dengan Hassan Nasrallah Komandan Hizbullah. Tentu ini kabar yang mengagetkan dalam rombongan.
Sebab pada saat itu sosok Hassan Nasrallah adalah seorang yang selalu dirahasiakan keberadaannya dan tidak sembarang orang yang bisa bertemu dengannya. Karena jika keberadaannya diketahui, sudah pasti Israel akan langsung mengincar lokasi tersebut.
Sekitar pukul 22.00 Kiai Hasyim yang saat itu berada di hotel di Ibu Kota Beirut dijemput beberapa mobil yang dikawal oleh serombongan laskar berseragam di antaranya ada beberapa ulama yang berjubah, yang merupakan pasukan Hizbullah.
Ketika hendak bertemu dengan Hassan Nasrallah, rombongan PBNU sempat disuruh menunggu di sebuah lobi gedung tua. Pada saat itulah pasukan Hizbullah menginformasikan jika KH Hasyim Muzadi saja yang bisa bertemu dengan pemimpin mereka.
Ketika bertemu dengan Hassan Nasrallah, KH Hasyim Muzadi menjelaskan jika pemimpin Hizbullah itu seketika berdiri dan menyambut sang ketua umum PBNU. Pada saat itu juga KH Hasyim menjelaskan jika di Indonesia juga memiliki gerakan jihad sendiri.
Dari situ Hassan Nasrallah mulai bertanya, kenapa kaum Sunni yang moderat bisa melahirkan pasukan jihad yang militan. Lantas KH Hasyim menjelaskan jika kaum Sunni memaknai jihad secara luas seperti mengembangkan pendidikan, kesejahteraan rakyat, tetapi kalau diperlukan kami juga siap jihad dengan senjata di medan perang.
Hassan Nasrallah juga bertanya tentang bagaimana bisa Indonesia menjadi negara mayoritas Islam terbesar di dunia. KH Hasyim menjelaskan jika hal tersebut disebabkan oleh jihad yang dilakukan oleh para ulama yang tergabung dalam Wali Songo.
Kemudian Sayyid Hasan Nasrallah menceritakan tentang perjuangan bangsa Arab dan umat Islam secara keseluruhan gagal melawan Israel karena dilanda perpecahan, baik karena akidah atau ideologi. Sayyid Hasan Nasrallah berharap Indonesia bisa menjadi mediator untuk menyatukan mereka.
Tidak hanya itu, Hassan juga berpesan pada KH Hasyim supaya tidak menilai Hizbullah sebagai gerakan terorisme, melainkan pejuang murni untuk membela kedaulatan bangsa Arab dari pendudukan Israel.
Itulah kisah dari pertemuan KH Hasyim Muzadi dengan bos Hizbullah Hassan Nasrallah pada tahun 2009 silam di Lebanon.
Baca Juga: KH Hasyim Muzadi Dinilai Sosok yang Peduli Nasib Kiai dan Pesantren
Hassan Nasrallah diyakini telah meninggal dalam serangan udara Israel yang dilakukan pada 27 September 2024. Serangan Negeri Yahudi itu juga diklaim telah menewaskan calon pemimpin baru Hizbullah, Hashem Safieddine.
Sayyid Hassan Nasrallah dikenal sebagai pemimpin Hizbullah yang cukup misterius dan punya peran besar di Lebanon. Karena itulah Israel menilai jika kematiannya membuat Hizbullah diambang kehancuran.
Menariknya, sosok berpengaruh seperti Hassan Nasrallah ternyata pernah bertemu dengan rombongan PBNU yang kala itu diketuai oleh KH Hasyim Muzadi . Bahkan pertemuan tersebut sempat mengejutkan para rombongan yang ikut.
Kisah Pertemuan KH Hasyim Muzadi dengan Bos Hizbullah
Pada tahun 2009 lalu, PBNU yang dipimpin KH Hasyim Muzadi berkesempatan untuk mengikuti seminar internasional dunia Islam serta bersilaturahmi dengan para ulama baik Sunni maupun Syiah, juga dengan ulama Druz yang ada di Lebanon.Usai pertemuan dengan para ulama dan tokoh politik, dijadwalkan pertemuan KH Hasyim Muzadi dengan Hassan Nasrallah Komandan Hizbullah. Tentu ini kabar yang mengagetkan dalam rombongan.
Sebab pada saat itu sosok Hassan Nasrallah adalah seorang yang selalu dirahasiakan keberadaannya dan tidak sembarang orang yang bisa bertemu dengannya. Karena jika keberadaannya diketahui, sudah pasti Israel akan langsung mengincar lokasi tersebut.
Sekitar pukul 22.00 Kiai Hasyim yang saat itu berada di hotel di Ibu Kota Beirut dijemput beberapa mobil yang dikawal oleh serombongan laskar berseragam di antaranya ada beberapa ulama yang berjubah, yang merupakan pasukan Hizbullah.
Ketika hendak bertemu dengan Hassan Nasrallah, rombongan PBNU sempat disuruh menunggu di sebuah lobi gedung tua. Pada saat itulah pasukan Hizbullah menginformasikan jika KH Hasyim Muzadi saja yang bisa bertemu dengan pemimpin mereka.
Ketika bertemu dengan Hassan Nasrallah, KH Hasyim Muzadi menjelaskan jika pemimpin Hizbullah itu seketika berdiri dan menyambut sang ketua umum PBNU. Pada saat itu juga KH Hasyim menjelaskan jika di Indonesia juga memiliki gerakan jihad sendiri.
Dari situ Hassan Nasrallah mulai bertanya, kenapa kaum Sunni yang moderat bisa melahirkan pasukan jihad yang militan. Lantas KH Hasyim menjelaskan jika kaum Sunni memaknai jihad secara luas seperti mengembangkan pendidikan, kesejahteraan rakyat, tetapi kalau diperlukan kami juga siap jihad dengan senjata di medan perang.
Hassan Nasrallah juga bertanya tentang bagaimana bisa Indonesia menjadi negara mayoritas Islam terbesar di dunia. KH Hasyim menjelaskan jika hal tersebut disebabkan oleh jihad yang dilakukan oleh para ulama yang tergabung dalam Wali Songo.
Kemudian Sayyid Hasan Nasrallah menceritakan tentang perjuangan bangsa Arab dan umat Islam secara keseluruhan gagal melawan Israel karena dilanda perpecahan, baik karena akidah atau ideologi. Sayyid Hasan Nasrallah berharap Indonesia bisa menjadi mediator untuk menyatukan mereka.
Tidak hanya itu, Hassan juga berpesan pada KH Hasyim supaya tidak menilai Hizbullah sebagai gerakan terorisme, melainkan pejuang murni untuk membela kedaulatan bangsa Arab dari pendudukan Israel.
Itulah kisah dari pertemuan KH Hasyim Muzadi dengan bos Hizbullah Hassan Nasrallah pada tahun 2009 silam di Lebanon.
Baca Juga: KH Hasyim Muzadi Dinilai Sosok yang Peduli Nasib Kiai dan Pesantren
(wid)