Cobaan Nabi Ibrahim Menurun ke Nabi Ishaq, Susah Punya Anak
Sabtu, 25 April 2020 - 15:30 WIB
COBAAN Nabi Ishaq Alaihis Salam (AS) amatlah mirip dengan ayahandanya, Nabi Ibrahim AS, dalam hal keturunan. Nabi Ibrahim dikaruniai putra dari istrinya, Siti Sarah, pada saat usianya hampir 100 tahun. Ishaq lahir ketika ayah bundanya sudah renta. Rupanya, cobaan yang sama juga menimpa Nabi Ishaq AS.
Nabi Ibrahim memang dikaruniai Nabi Ismail dari istri keduanya, Siti Hajar. Namun itu pun didapatkan setelah penantian yang panjang. Usia Nabi Ismail dan Nabi Ishaq terpaut belasan tahun.Usia Siti Sarah sudah kepala sembilan ketika hamil. ( Baca juga: Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Saat Meninggikan Baitullah )
Suatu hari para malaikat datang dalam bentuk manusia. Mereka bertamu ke rumah Nabi Ibrahim AS. Sang khalilullah pun segera menyiapkan hidangan untuk menghormati tamu. Dipanggangnya daging sapi yang gemuk lalu disuguhkan kepada para tamu. Nabi Ibrahim baru tersadar bahwa para tamu itu merupakan jelmaan malaikat ketika mereka tak menyentuh makanan yang dihidangkan.
Para malaikat pun lalu menyampaikan kabar bahagia tentang kelahiran Ishaq. Betapa bahagia dan bersyukurnya Nabi Ibrahim. Dari balik tirai, Sarah pun mendengar kabar dari para utusan. Ia sempat terheran-heran karena kondisinya yang tak muda lagi. Ia heran sekaligus bahagia yang teramat sangat.
Maka ia datang dalam keadaan heran terhadap kabar gembira yang mereka sampaikan, bagaimana ia akan melahirkan sedangkan ia seorang wanita yang sudah tua lagi mandul (ketika itu usianya 90 tahun), sedangkan suaminya juga sudah lanjut usia.
قَالَتْ يَا وَيْلَتَىٰ أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَٰذَا بَعْلِي شَيْخًا ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ
Isterinya (Siti Sarah) berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh". (QS Hud: 72).
قَالُوا كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ ۖ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ
Mereka (malaikat) berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan. Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Adz Dzaariyat: 30)
Mendengar berita itu, Nabi Ibrahim pun menjadi tenang dan berbahagia; apa yang dinanti-nantikannya ternyata akan tiba.
Bulan-bulan setelahnya, rumah Ibrahim dipenuhi keceriaan. Sarah begitu bahagia dengan kehamilannya itu. Setelah menanti sembilan bulan, lahirlah Ishaq.
Sebagaimana kakaknya, Ismail, Ishaq pun mendapat pendidikan langsung dari sang ayah. Pendidikan sempurna dari sang kekasih Allah. Ishaq pun tumbuh besar menjadi sosok yang berakhlak mulia, cerdas, lagi berbakti kepada kedua orang tuanya. Keluarga kecil Ibrahim hidup dengan penuh syukur dan bahagia.
Alquranul Karim tidak menyebutkan secara panjang lebar kisah Nabi Ishaq AS, demikian pula tentang kaum yang kepada mereka diutus Nabi Ishaq. Akan tetapi Allah memuji Nabi Ishaq di beberapa tempat dalam Alquran, di antaranya pada Surat Shaad: 45-47:
وَٱذْكُرْ عِبَٰدَنَآ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ أُو۟لِى ٱلْأَيْدِى وَٱلْأَبْصَٰرِ
Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (QS. Shaad: 45)
إِنَّآ أَخْلَصْنَٰهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى ٱلدَّارِ
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS. Shaad: 46)
وَإِنَّهُمْ عِندَنَا لَمِنَ ٱلْمُصْطَفَيْنَ ٱلْأَخْيَارِ
Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (QS. Shaad: 47)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memuji Nabi Ishaq dalam sabdanya,
Nabi Ibrahim memang dikaruniai Nabi Ismail dari istri keduanya, Siti Hajar. Namun itu pun didapatkan setelah penantian yang panjang. Usia Nabi Ismail dan Nabi Ishaq terpaut belasan tahun.Usia Siti Sarah sudah kepala sembilan ketika hamil. ( Baca juga: Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Saat Meninggikan Baitullah )
Suatu hari para malaikat datang dalam bentuk manusia. Mereka bertamu ke rumah Nabi Ibrahim AS. Sang khalilullah pun segera menyiapkan hidangan untuk menghormati tamu. Dipanggangnya daging sapi yang gemuk lalu disuguhkan kepada para tamu. Nabi Ibrahim baru tersadar bahwa para tamu itu merupakan jelmaan malaikat ketika mereka tak menyentuh makanan yang dihidangkan.
Para malaikat pun lalu menyampaikan kabar bahagia tentang kelahiran Ishaq. Betapa bahagia dan bersyukurnya Nabi Ibrahim. Dari balik tirai, Sarah pun mendengar kabar dari para utusan. Ia sempat terheran-heran karena kondisinya yang tak muda lagi. Ia heran sekaligus bahagia yang teramat sangat.
Maka ia datang dalam keadaan heran terhadap kabar gembira yang mereka sampaikan, bagaimana ia akan melahirkan sedangkan ia seorang wanita yang sudah tua lagi mandul (ketika itu usianya 90 tahun), sedangkan suaminya juga sudah lanjut usia.
قَالَتْ يَا وَيْلَتَىٰ أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَٰذَا بَعْلِي شَيْخًا ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ
Isterinya (Siti Sarah) berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh". (QS Hud: 72).
قَالُوا كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ ۖ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ
Mereka (malaikat) berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan. Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Adz Dzaariyat: 30)
Mendengar berita itu, Nabi Ibrahim pun menjadi tenang dan berbahagia; apa yang dinanti-nantikannya ternyata akan tiba.
Bulan-bulan setelahnya, rumah Ibrahim dipenuhi keceriaan. Sarah begitu bahagia dengan kehamilannya itu. Setelah menanti sembilan bulan, lahirlah Ishaq.
Sebagaimana kakaknya, Ismail, Ishaq pun mendapat pendidikan langsung dari sang ayah. Pendidikan sempurna dari sang kekasih Allah. Ishaq pun tumbuh besar menjadi sosok yang berakhlak mulia, cerdas, lagi berbakti kepada kedua orang tuanya. Keluarga kecil Ibrahim hidup dengan penuh syukur dan bahagia.
Alquranul Karim tidak menyebutkan secara panjang lebar kisah Nabi Ishaq AS, demikian pula tentang kaum yang kepada mereka diutus Nabi Ishaq. Akan tetapi Allah memuji Nabi Ishaq di beberapa tempat dalam Alquran, di antaranya pada Surat Shaad: 45-47:
وَٱذْكُرْ عِبَٰدَنَآ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ أُو۟لِى ٱلْأَيْدِى وَٱلْأَبْصَٰرِ
Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (QS. Shaad: 45)
إِنَّآ أَخْلَصْنَٰهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى ٱلدَّارِ
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS. Shaad: 46)
وَإِنَّهُمْ عِندَنَا لَمِنَ ٱلْمُصْطَفَيْنَ ٱلْأَخْيَارِ
Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (QS. Shaad: 47)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memuji Nabi Ishaq dalam sabdanya,