Ngerinya Tiupan Sangkakala Mengguncang Langit dan Bumi
Selasa, 24 Mei 2022 - 23:25 WIB
3. Nafkhatul Ba'ats (Tiupan Kebangkitan)
Miliaran manusia sejak Adam hingga manusia yang hidup terakhir kali akan dibangkitkan untuk diadili di pengadilan Allah (Hari Hisab). Tak ada naungan dan perlindungan selain Allah pada hari itu. Menurut riwayat, lama waktu menunggu itu sekitar 50.000 tahun Akhirat.
Jarak antara tiupan pertama dan selanjutnya dikatakan sejarak empat puluh (tidak dijelaskan lebih rinci apakah hari, bulan atau tahun). Hanya Allah yang mengetahuinya.
Menurut jumhur ulama, peniupan Sangkakala sebanyak dua kali dinilai lebih shahih daripada tiupan tiga kali karena riwayat hadisnya dhaif (lemah). Seperti dikatakan Imam Al-Qurthubi berikut:
والصحيح أن النفخ في الصور أنهما نفختان لا ثلاث، وأن نفخة الفزع إنما تكون راجعة إلى نفخة الصعق لأن الأمرين لا زمان لهما أي فزعوا فزعا فماتوا منه
Artinya: "Yang benar, tiupan sangkakala terjadi dua kali, bukan tiga kali. Dan tiupan Al-Faza' (kaget) diikuti dengan as-Sha'aq (kematian). Karena kedua tiupan itu tidak ada waktu jedanya. Artinya, mereka kaget langsung mati." (Tafsir al-Qurthubi, 13/240)
Terlepas adanya khilaf di antara ulama terkait tiupan Sangkakala ini, kengerian Hari Kiamat patut kita jadikan hikmah agar menyiapkan bekal Akhirat. Hari ini kita sudah melihat sendiri banyaknya tanda-tanda Kiamat kecil. Seperti dicabutnya ilmu, wafatnya para ulama, dominannya kebodohan, minum khamr dan kehancuran nilai-nilai moral, perzinahan dianggap biasa, berlomba-lomba membangun gedung pencakar langit, dan lainnya.
Tanda Kiamat kecil ini merupakan peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Ketika Kiamat besar terjadi ditandai dengan peniupan Sangkakala, maka tertutuplah pintu taubat. Semoga Allah berkenan memberi kita taufik untuk beramal saleh.
Miliaran manusia sejak Adam hingga manusia yang hidup terakhir kali akan dibangkitkan untuk diadili di pengadilan Allah (Hari Hisab). Tak ada naungan dan perlindungan selain Allah pada hari itu. Menurut riwayat, lama waktu menunggu itu sekitar 50.000 tahun Akhirat.
Jarak antara tiupan pertama dan selanjutnya dikatakan sejarak empat puluh (tidak dijelaskan lebih rinci apakah hari, bulan atau tahun). Hanya Allah yang mengetahuinya.
Menurut jumhur ulama, peniupan Sangkakala sebanyak dua kali dinilai lebih shahih daripada tiupan tiga kali karena riwayat hadisnya dhaif (lemah). Seperti dikatakan Imam Al-Qurthubi berikut:
والصحيح أن النفخ في الصور أنهما نفختان لا ثلاث، وأن نفخة الفزع إنما تكون راجعة إلى نفخة الصعق لأن الأمرين لا زمان لهما أي فزعوا فزعا فماتوا منه
Artinya: "Yang benar, tiupan sangkakala terjadi dua kali, bukan tiga kali. Dan tiupan Al-Faza' (kaget) diikuti dengan as-Sha'aq (kematian). Karena kedua tiupan itu tidak ada waktu jedanya. Artinya, mereka kaget langsung mati." (Tafsir al-Qurthubi, 13/240)
Terlepas adanya khilaf di antara ulama terkait tiupan Sangkakala ini, kengerian Hari Kiamat patut kita jadikan hikmah agar menyiapkan bekal Akhirat. Hari ini kita sudah melihat sendiri banyaknya tanda-tanda Kiamat kecil. Seperti dicabutnya ilmu, wafatnya para ulama, dominannya kebodohan, minum khamr dan kehancuran nilai-nilai moral, perzinahan dianggap biasa, berlomba-lomba membangun gedung pencakar langit, dan lainnya.
Tanda Kiamat kecil ini merupakan peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Ketika Kiamat besar terjadi ditandai dengan peniupan Sangkakala, maka tertutuplah pintu taubat. Semoga Allah berkenan memberi kita taufik untuk beramal saleh.
(rhs)