Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 13-15: Pemuda Mempunyai Sifat Mudah Menerima Kebenaran

Jum'at, 27 Mei 2022 - 18:24 WIB
Artinya: Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran." ( QS Al-Kahfi : 14)

Menurut Tafsir Kemenag, dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah SWT meneguhkan hati para pemuda itu dengan kekuatan iman, membulatkan tekad mereka kepada agama tauhid, dan memberikan keberanian untuk mengatakan kebenaran agama itu di hadapan raja Decyanus yang kafir dan sewenang-wenang.

Ketika raja itu mencela dan memaksa mereka untuk menyembah berhala, mereka dengan lantang berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia.” Dalam pernyataan mereka ini, terkandung dua pengakuan tentang kekuasaan Tuhan.

Pertama, pengakuan mereka tentang keesaan Tuhan dalam memelihara dan menciptakan alam semesta ini. Kedua, pengakuan mereka tentang keesaan Tuhan dan hak-Nya untuk disembah oleh makhluk. Orang-orang musyrik mengakui keesaan Tuhan dalam menciptakan dan memelihara alam semesta ini, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya:

وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗفَاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ

Dan jika engkau bertanya kepada mereka, ”Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Pasti mereka akan menjawab, ”Allah.” Maka mengapa mereka bisa dipalingkan (dari kebenaran). ( QS al-’Ankabut/29 : 61)

Namun demikian, orang musyrikin tidak mengakui keesaan Tuhan dan hak-Nya untuk disembah oleh para hamba-Nya. Mereka menyembah berhala sebagai sekutu Tuhan yang akan mendekatkan mereka kepada-Nya, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT:

مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ

…Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” ( QS Az-Zumar/39 : 3)

Sesudah para pemuda itu menyatakan pengakuan mereka tentang keesaan Tuhan, lalu mereka memberikan alasan penolakan terhadap penyembahan berhala-berhala sebagaimana yang dikehendaki oleh raja Decyanus. Mereka menyatakan bahwa jika mereka menyembah dan berdoa kepada selain Allah, itu berarti mengerjakan sesuatu yang jauh dari kebenaran.



Akal Pikiran

Pada ayat berikutnya, Allah taala berfirman:

هٰٓؤُلَاۤءِ قَوۡمُنَا اتَّخَذُوۡا مِنۡ دُوۡنِهٖۤ اٰلِهَةً‌ ؕ لَوۡ لَا يَاۡتُوۡنَ عَلَيۡهِمۡ بِسُلۡطٰنٍۢ بَيِّنٍ‌ ؕ فَمَنۡ اَظۡلَمُ مِمَّنِ افۡتَـرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا

Haaa'ulaaa'i qawmunat takhazuu min duunihiii aalihatal law laa yaatuuna 'alaihim bisultaanim baiyin; faman azlamu mimmaniftaraa 'alal laahi kazibaa

Artinya: Mereka itu kaum kami yang telah menjadikan tuhan-tuhan (untuk disembah) selain Dia. Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang jelas (tentang kepercayaan mereka)? Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? ( QS Al-Kahfi : 15)

Dalam ayat ini, Allah SWT menceritakan percakapan di antara para pemuda itu. Mereka mengatakan bahwa kaumnya yang berada di bawah kekuasaan Decyanus, meskipun lebih tua dan memiliki banyak pengalaman, namun menyekutukan Tuhan tanpa mempergunakan akal pikiran.

Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang benar, atau bukti yang kuat dan jelas untuk memperkuat kebenaran yang mereka katakan dan percayai. Pemuda-pemuda itu menyatakan bahwa kaum mereka seharusnya berbuat seperti yang mereka lakukan, yaitu menunjukkan bukti-bukti kebenaran agama yang mereka anut.

Anak-anak muda itu juga menyatakan bahwa tidak ada kezaliman yang lebih besar kecuali kezaliman orang yang berbuat dusta terhadap Allah, seperti mengatakan bahwa Tuhan itu mempunyai sekutu.

Kaum mereka telah mempersamakan martabat berhala-berhala dengan martabat Tuhan yang tinggi, tetapi mereka tidak dapat memberikan alasan yang benar, padahal agama seharusnya berdasarkan kepercayaan atau alasan yang benar. Mereka mengada-adakan nama-nama untuk sebutan Tuhan dengan hanya menuruti hawa nafsu mereka.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.  Abdullah berkata, Dikatakan, Siapakah orang-orang yang terasing itu?  beliau menjawab: Orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (yang sesat).

(HR. Ibnu Majah No. 3978)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More