Kisah Jin Mencuri Kabar dari Langit
Selasa, 14 Juni 2022 - 23:36 WIB
Dulu sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diutus, bangsa Jin dapat menduduki tempat-tempat di langit itu untuk mencuri kabar dan mengetahui rahasia-rahasia langit.
Mereka mencuri berita-berita Al-Qur'an di langit untuk disampaikan kepada ahli-ahli nujum dan tukang-tukang tenung yang mencampur-adukkan kebenaran dengan kebatilan. Kisah tesebut diceritakan dalam Al-Qur'an Surat Jin.
Artinya: "Dan sesungguhnya kami (Jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api." (QS. Al-Jin Ayat 8)
Pada ayat ini, Allah menceritakan pernyataan Jin ketika Dia mengutus Nabi Muhammad dan menurunkan Al-Qur'an serta menjaga beliau dari jin-jin itu. Langit ketika itu dijaga dengan ketat. Panah-panah dari api disediakan di seluruh penjuru langit untuk mencegah jin-jin mendekatinya sebagaimana yang sering mereka lakukan.
Ibnu 'Abbas berkata: "Dahulu Jin-jin itu dapat naik ke langit untuk mendengar wahyu. Ketika mereka mendengar suatu kata lalu mereka tambah dengan sembilan kata lainnya. Ucapan (yang mereka dengar) adalah benar tetapi tambahan-tambahan mereka semuanya bohong.
Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diutus menjadi Rasul, mereka dilarang menduduki tempat-tempat tersebut. Lalu mereka sampaikan larangan tersebut kepada Iblis; sedangkan ketika itu bintang-bintang belum dipakai untuk memanah jin-jin itu.
Lalu Iblis berkata kepada mereka: "Larangan itu disebabkan suatu kejadian di muka bumi," lalu Iblis mengirim tentara-tentaranya untuk menyelidiki kejadian tersebut. Mereka mendapatkan Rasulullah SAW sedang mengerjakan sholat di antara dua gunung di Mekkah, lalu mereka menemui Iblis dan menyampaikan penemuan mereka itu kepadanya, lalu Iblis berkata: "Inilah kejadian yang terjadi di permukaan bumi." (Riwayat at-Tirmizi dan ath-thabrani)
Mereka mencuri berita-berita Al-Qur'an di langit untuk disampaikan kepada ahli-ahli nujum dan tukang-tukang tenung yang mencampur-adukkan kebenaran dengan kebatilan. Kisah tesebut diceritakan dalam Al-Qur'an Surat Jin.
وَّاَنَّا لَمَسۡنَا السَّمَآءَ فَوَجَدۡنٰهَا مُلِئَتۡ حَرَسًا شَدِيۡدًا وَّشُهُبًا
Artinya: "Dan sesungguhnya kami (Jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api." (QS. Al-Jin Ayat 8)
Pada ayat ini, Allah menceritakan pernyataan Jin ketika Dia mengutus Nabi Muhammad dan menurunkan Al-Qur'an serta menjaga beliau dari jin-jin itu. Langit ketika itu dijaga dengan ketat. Panah-panah dari api disediakan di seluruh penjuru langit untuk mencegah jin-jin mendekatinya sebagaimana yang sering mereka lakukan.
Ibnu 'Abbas berkata: "Dahulu Jin-jin itu dapat naik ke langit untuk mendengar wahyu. Ketika mereka mendengar suatu kata lalu mereka tambah dengan sembilan kata lainnya. Ucapan (yang mereka dengar) adalah benar tetapi tambahan-tambahan mereka semuanya bohong.
Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diutus menjadi Rasul, mereka dilarang menduduki tempat-tempat tersebut. Lalu mereka sampaikan larangan tersebut kepada Iblis; sedangkan ketika itu bintang-bintang belum dipakai untuk memanah jin-jin itu.
Lalu Iblis berkata kepada mereka: "Larangan itu disebabkan suatu kejadian di muka bumi," lalu Iblis mengirim tentara-tentaranya untuk menyelidiki kejadian tersebut. Mereka mendapatkan Rasulullah SAW sedang mengerjakan sholat di antara dua gunung di Mekkah, lalu mereka menemui Iblis dan menyampaikan penemuan mereka itu kepadanya, lalu Iblis berkata: "Inilah kejadian yang terjadi di permukaan bumi." (Riwayat at-Tirmizi dan ath-thabrani)
(rhs)