Tak Harus di Masjid, Kang Babas: Nabi Yusuf Saja Terima Wahyu di Penjara
Minggu, 26 April 2020 - 15:48 WIB
JAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren Buntet, KH Muhammad Abbas Billy Yachsyi atau biasa dipangil Kang Babas menekankan bahwa mendekatkan diri kepada Allah SWT tidak harus di masjid.
Sayidah Rabiah al-Adawiyah juga bermunajat di kamar. Begitu juga Nabi Yusuf AS dan Nabi Musa AS. Nabi Yusuf mendapatkan wahyu ketika berada di penjara. Sedangkan Nabi Musa memperoleh wahyunya ketika berada di gunung. “Bermunajat kepada Allah di kamar juga bisa. Tidak harus di masjid,” kata Gus Babas, saat memberikan penjelasan pada pengajian kitab Tafsir Jalalain yang dibacanya pada Sabtu (25/4) dini hari.
Lebih jauh lagi, menurut dia, salat tarawih di rumah merupakan upaya untuk menjaga kesucian masjid di tengah pandemi virus Corona saat ini.
“Kita berupaya menjaga kesucian daripada rumah Allah, masjid, supaya jangan ada virus,” katanya. ( )
Sebab, menurutnya, virus lebih berbahaya dari sekadar najis. Kotoran ayam yang najis saja, katanya, tidak boleh masuk masjid karena mengandung sesuatu yang kotor, maka apalagi virus yang membahayakan.
“Jadi jangan dilihat najis atau tidaknya, tapi dilihat dari segi bahayanya itu,” tegas Kang Babas, sebagaima disiarkan laman resmi Nahdlatul Ulama.
Anjuran salat di rumah bukan berarti menjauhkan orang Islam dari tempat ibadahnya, masjid. Orang yang berpikiran demikian, jelasnya, merupakan bagian dari orang yang cinta agama tanpa ilmu pengetahuan. Pola pikir demikian harus diubah.
Para ulama dari berbagai negara di dunia memutuskan agar mengalihkan salat jamaah dari masjid ke rumah masing-masing demi mencegah hal berbahaya terjadi, yakni penyebaran virus Covid-19 yang saat ini tengah menjadi pandemi.
“Di dalam memutus epidemi ini, maka Jumat diganti dengan zuhur. Salatnya di rumah. Tarawihnya di rumah. Ya nggak jadi masalah,” ujar kiai yang menamatkan pendidikan tingginya di India itu. ( )
Sayidah Rabiah al-Adawiyah juga bermunajat di kamar. Begitu juga Nabi Yusuf AS dan Nabi Musa AS. Nabi Yusuf mendapatkan wahyu ketika berada di penjara. Sedangkan Nabi Musa memperoleh wahyunya ketika berada di gunung. “Bermunajat kepada Allah di kamar juga bisa. Tidak harus di masjid,” kata Gus Babas, saat memberikan penjelasan pada pengajian kitab Tafsir Jalalain yang dibacanya pada Sabtu (25/4) dini hari.
Lebih jauh lagi, menurut dia, salat tarawih di rumah merupakan upaya untuk menjaga kesucian masjid di tengah pandemi virus Corona saat ini.
“Kita berupaya menjaga kesucian daripada rumah Allah, masjid, supaya jangan ada virus,” katanya. ( )
Sebab, menurutnya, virus lebih berbahaya dari sekadar najis. Kotoran ayam yang najis saja, katanya, tidak boleh masuk masjid karena mengandung sesuatu yang kotor, maka apalagi virus yang membahayakan.
“Jadi jangan dilihat najis atau tidaknya, tapi dilihat dari segi bahayanya itu,” tegas Kang Babas, sebagaima disiarkan laman resmi Nahdlatul Ulama.
Anjuran salat di rumah bukan berarti menjauhkan orang Islam dari tempat ibadahnya, masjid. Orang yang berpikiran demikian, jelasnya, merupakan bagian dari orang yang cinta agama tanpa ilmu pengetahuan. Pola pikir demikian harus diubah.
Para ulama dari berbagai negara di dunia memutuskan agar mengalihkan salat jamaah dari masjid ke rumah masing-masing demi mencegah hal berbahaya terjadi, yakni penyebaran virus Covid-19 yang saat ini tengah menjadi pandemi.
“Di dalam memutus epidemi ini, maka Jumat diganti dengan zuhur. Salatnya di rumah. Tarawihnya di rumah. Ya nggak jadi masalah,” ujar kiai yang menamatkan pendidikan tingginya di India itu. ( )
(mhy)