Cara Nabi Ibrahim dan Ismail Membangun Kakbah, Kiblat Umat Muslim di Dunia

Selasa, 05 Juli 2022 - 13:53 WIB
Nabi Ibrahim dan Ismail diperintahkan oleh Allah membangun Kakbah sebagai tempat ibadah bagi manusia menyembah Allah Taala. Foto/Ist
Kakbah (كعبة) adalah rumah ibadah pertama yang dibangun untuk manusia dan menjadi kiblat sholat bagi umat muslim di dunia. Bangunan persegi empat ini terletak di Masjidil Haram Mekkah.

Selain menjadi kiblat sholat, Kakbah adalah tempat yang tidak terpisahkan dari aktivitas jamaah Haji maupun umrah. Setiap orang yang menunaikan Haji wajib mengelilingi Kakbah (Thawaf) tujuh kali putaran sebagai bagian dari rukun haji.

Siapakah yang pertama kali membangun Kakbah? Selain disebut Baitullah, Kakbah juga disebut dengan Baitul Haram (rumah suci), Baitul Atiq (rumah tua), dan Awalul Bait (rumah pertama).

Menurut Al-Qur'an dan beberapa riwayat, orang pertama yang diperintahkan membangun Kakbah adalah Nabi Ibrahim dan Ismail 'alaihimussalam. Namun, sebagian riwayat mengatakan Kakbah sudah ada pada masa Nabi Adam dan bahkan sebelum beliau.

Syaikh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Raha dalam Kitabnya "Fadhilah Haji" mengatakan, ulama berbeda pendapat mengenai orang pertama yang membangun Ka'bah, apakah Nabi Adam atau para Malaikat. Sebagian ulama mengatakan bahwa penciptaan bumi bermula dari tempat berdirinya Kakbah sekarang ini.



Adapun prosesnya, pertama-tama hanya ada air. Kemudian muncul bentuk buih di atas air, dan garis adalah bagian bumi yang lain dihamparkan. Akan tetapi, bangunan itu diangkat ketika terjadi banjir besar pada zaman Nabi Nuh.

Setelah itu, Nabi Ibrahim dan Ismail diperintahkan membangunnya kembali. Syaikh Maulana menyampaikan firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 127: "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), "Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."

Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, yang mula-mula membangun Ka'bah adalah para Malaikat. Hal ini diriwayatkan melalui Abu Ja'far Al-Baqir, yaitu Muhammad ibnu Ali ibnul Husain. Imam Qurtubi mengetengahkan riwayat tersebut te­tapi di dalamnya terkandung garabah (keanehan).

Pendapat lain menyebutkan, orang yang mula-mula membangun Ka'bah adalah Nabi Adam. Demikian menurut riwayat Abdur. Disebutkan bahwa Nabi Adam mula-mula mem­bangunnya dari lima buah gunung, yaitu dari Gunung Hira, Gunung Tursina, Gunung Tur Zaitan, Gunung Libanon, dan Gunung Al-Judi. Akan tetapi, riwayat ini garib sekali.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ka'b Al-Ahbar dan Qatadah, dari Wahb ibnu Munabbih, bahwa orang yang mula-mula membangunnya ialah Nabi Syits. Kebanyakan orang-orang yang mengetengahkan riwayat ini mengambil sumber dari kitab-kitab kaum ahli kitab. Hal tersebut tentu tidak boleh dibenarkan, tidak boleh di­dustakan, tidak boleh pula dijadikan sebagai pegangan.

Cara Nabi Ibrahim dan Ismail Membangun Kakbah



Al-Qur'an memang tidak menyebutkan sifat detail fisik Kakbah. Namun, kita perlu mengetahui bagaimana cara Nabi Ibrahim dan Ismail membangun rumah suci ini.

Untuk diketahui, bagian Kakbah terdiri dari Hajar Aswad, pintu Ka'bah, pancuran emas atau saluran air (Mizab), Syazarawan (pembatas), Hijir Ismail, Multazam, Maqam Nabi Ibrahim, sudut Kakbah (Rukun Yamani, Syami dan Iraqi). Bangunan ini diselimuti kain kiswah berwarna hitam yang setiap musim haji diganti oleh Kerajaan Saudi sebagai penjaga dua kota suci.

Dikisahkan, Mekkah dulunya lembah yang tandus, tidak ada manusia menghuni daerah ini dan juga tidak ada mata air. Nabi Ibrahim meninggalkan istri (Ibunda hajar) dan anaknya (Ismail) di lembah ini dengan hanya berbekal tempat makanan yang berisi kurma dan gentong berisi air.

Allah menganugerahkan air keluar dari sumur Zamzam setelah Ibunda Hajar bersusah payah lari bolak balik mencari air dari Bukit Safa dan Marwah (sejarah diperintahkannya Sa'i). Ibunda Hajar pun meminum air Zamzam itu dan menyusui anaknya Ismail. Ketika itu Malaikat datang dan berkata kepadanya: "Janganlah kamu takut tersia-siakan. Sesungguh­nya di sini terdapat sebuah rumah milik Allah yang kelak akan diba­ngun oleh anak ini dan ayahnya. Sesungguhnya Allah tidak akan me­nyia-nyiakan penduduk rumah ini."

Tersebutlah bahwa rumah itu (Baitullah) masih berupa tanah yang menonjol ke atas mirip dengan gundukan tanah (bukit kecil). Apabila datang banjir, maka air mengalir ke sebelah kanan dan kirinya.

Disebutkan, Nabi Ibrahim membangun Baitullah sebelum meninggalkan keduanya (Ibunda Hajar dan anaknya). Namun, dilakukan Nabi Ibrahim hanyalah semata-mata untuk memelihara batasan-batasannya. Dengan kata lain, awalnya Nabi Ibrahim hanya membuat patok-patoknya saja, bukan membangunnya sampai tinggi.

Ketika Ismail besar, ke­duanya membangun Kakbah secara bersama-sama, seperti yang disebut­kan dalam Al-Qur'an (Surat Al-Baqarah ayat 125-128).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More