Malaikat Jibril Membawa 2 Surah Ini ketika Rasulullah SAW Terkena Sihir
Rabu, 20 Juli 2022 - 05:15 WIB
Surah Muawwidzatatin adalah sebutan bagi surah al-Falaq dan an-Nas . Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kedua surat ini tatkala Rasulullah SAW terkena sihir dari orang Yahudi bernama Labid bin A’sham.
Surat ini dinamakan Muawwidzatatin karena ditujukan untuk memohon pertolongan atau perlindungan dari kejahatan. Ada yang juga yang menamakannya dengan al-Muqasyqasyatan, yaitu dua surah yang dapat membebaskan diri dari kemunafikan.
Imam al-Baihaqi meriwayatkan dalam kitab "Dalâ’il al-Nubuwwah" dari Kalbi, dari Abu Shaleh, dari Ibnu Abbas , dia berkata bahwa suatu ketika Rasulullah SAW menderita sakit parah. Dua malaikat kemudian mendatangi beliau, yang satu duduk dibagian kepala, dan yang satunya lagi duduk di bagian kaki.
Malaikat yang berada di bagian kaki bertanya, “Apa yang terjadi kepadanya?”
Dijawab oleh malaikat yang berada di bagian kepala, “Dia terkena sihir”. Ditanya lagi oleh malaikat di bagian kepala, “Siapa yang menyihirnya?” Dijawab lagi oleh malaikat di bagian kepala, “Labid bin A’sham, seorang Yahudi.”
Malaikat itu bertanya lagi, “Di mana sihirnya itu disimpan?”
Dijawab, “Di sebuah sumur milik si Fulan, dibawah batu. Hendaklah Muhammad pergi ke sumur itu, keringkan airnya, lalu angkat batunya. Setelah itu, ambillah kotak yang ada di bawahnya dan bakarlah kotak itu.”
Di pagi harinya, Rasulullah mengutus Amar bin Yasir serta beberapa orang sahabat untuk pergi ke sumur tersebut, ketika sampai di sana, mereka melihat airnya berwarna merah kecoklatan seperti air inai.
Mereka kemudian menimba airnya, mengangkat batu yang ada di dalamnya, dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari bawah batu tersebut dan membakarnya. Ternyata di dalam kotak itu ada seutas tali yang memiliki sebelas simpul.
Kemudian Allah menurunkan kedua surah (al-Muawwidzatain) ini. Dan Rasulullah membacanya. Setiap kali Rasulullah membaca satu ayat, maka terurailah satu simpul.”
Hal yang sama juga ada dalam kitab al-Dalâ’il. Abu Nu’aim meriwayatkan dari Jalur Abu Ja’far al-Razi dari Rabi’ bin Anas bin Malik berkata bahwa seorang laki-laki Yahudi membuatkan sesuatu terhadap Rasulullah hingga beliau menderita sakit parah. Ketika para sahabat menjenguk, mereka yakin bahwa Rasulullah telah terkena sihir, Malaikat Jibril kemudian turun membawa al-Mu’awwidzatain untuk mengobatinya. Akhirnya, Rasulullah pun sembuh.”
Jadi, jika kita ingin terhindar dari segala bentuk sihir. Maka dianjurkan untuk membaca al-Mu’awwidzatain.
Berikut redaksi dua surah Al-Mua’wwidzatain.
Surah Al-Falaq
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS al-Falaq [113]: 1-5)
Surah An-Nas
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ مَلِكِ النَّاسِۙ اِلٰهِ النَّاسِۙ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ
Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS al-Nas [114]: 1-6)
Waswas
Dalam surah al-Falaq disinggung mengenai sihir. Sihir adalah bentuk perilaku kejahatan manusia kepada manusia lain dengan bantuan setan. Kejahatan tukang sihir dalam surah al-Falaq ini diabadikan dalam cerita nukilan dalam hadits.
Selanjutnya, dalam surah an-Naas dijelaskan dua sifat yang merupakan sifat setan, yaitu waswâs dan khannâs. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam tafsirnya, kata waswas bermakna memasukkan gerakan atau suara yang sangat halus ke dalam jiwa, hingga tidak ada seorang pun yang dapat mendengarnya kecuali orang yang dimasuki oleh gerakan atau suara tersebut. Seperti setan yang membisikkan hal itu ke dalam jiwa manusia.
Sedangkan khannâs dapat berarti bersembunyi. Saat setan berusaha memperdaya, dan mengganggu manusia, dan dia berzikir kepada Allah SWT, maka setan akan akan bersembunyi dan menyingkir setiap nama Allah disebutkan.
Pada ayat terakhir disebutkan minal jinnati wa al-nâas, yakni yang menjadi obyek bisikan setan adalah jin dan manusia. Oleh karenanya setan menjadi sekutu bagi jin dan manusia. Ayat ini menunjukkan permohonan perlindungan kepada Allah agar terhindar dari kejahatan serta dua jenis setan, yaitu setan jin dan setan manusia.
Surah al-Falaq mengandung permohonan perlindungan dari kejahatan yang berasal dari luar diri manusia. Sedangkan surah an-Nas mengandung permohonan perlindungan dari kejahatan yang berasal dari dalam diri manusia.
Ancaman Bencana
Selain itu Al-Muawwidzatain juga dapat menjadi permohonan perlindungan dari ancaman bencana. Dalam hadis lain dijelaskan,
وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ, قَالَ : بَيْنَا أَنَا أَسِيْرُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الْجُحْفَةِ , وَ الْأَبْوَاءِ, إِذْ غَشِيَتْنَا رِيْحٌ, وَظُلْمَةٌ شَدِيْدَةٌ, فَجَعَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ بِأَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ, وَأَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ, وَيَقُوْلُ : ( يَا عُقْبَةُ, تَعَوَّذْ بِهِمَا فَمَا تَعَوَّذَ مُتَعَوِّذٌ بِمِثْلِهِمَّا), قَالَ: وَسَمِعْتُهُ يَؤُمُّنَا بِهِمَا فِيْ الصَّلَاةِ
“Dari Uqbah bin Amir ra dia berkata: ketika aku berjalan bersama Rasulullah SAW antara Juhfan dan Abwa’, tiba-tiba kami diliputi angin dan cuaca yang sangat gelap. Maka Rasulullah SAW memohon perlindungan dengan membaca ‘Qul a’ûdzu birabbi al-falaq dan Qul a’ûdzu birabbi al-nâasi’ , dan kemudian bersabda: “Wahai ‘Uqbah, berlindunglah kepada Allah dengan (doa) yang menyerupai keduanya”. Uqbah berkata, “Dan aku mendengar beliau mengimami sholat dengan membaca kedua surah itu”
Surat ini dinamakan Muawwidzatatin karena ditujukan untuk memohon pertolongan atau perlindungan dari kejahatan. Ada yang juga yang menamakannya dengan al-Muqasyqasyatan, yaitu dua surah yang dapat membebaskan diri dari kemunafikan.
Imam al-Baihaqi meriwayatkan dalam kitab "Dalâ’il al-Nubuwwah" dari Kalbi, dari Abu Shaleh, dari Ibnu Abbas , dia berkata bahwa suatu ketika Rasulullah SAW menderita sakit parah. Dua malaikat kemudian mendatangi beliau, yang satu duduk dibagian kepala, dan yang satunya lagi duduk di bagian kaki.
Malaikat yang berada di bagian kaki bertanya, “Apa yang terjadi kepadanya?”
Dijawab oleh malaikat yang berada di bagian kepala, “Dia terkena sihir”. Ditanya lagi oleh malaikat di bagian kepala, “Siapa yang menyihirnya?” Dijawab lagi oleh malaikat di bagian kepala, “Labid bin A’sham, seorang Yahudi.”
Malaikat itu bertanya lagi, “Di mana sihirnya itu disimpan?”
Dijawab, “Di sebuah sumur milik si Fulan, dibawah batu. Hendaklah Muhammad pergi ke sumur itu, keringkan airnya, lalu angkat batunya. Setelah itu, ambillah kotak yang ada di bawahnya dan bakarlah kotak itu.”
Di pagi harinya, Rasulullah mengutus Amar bin Yasir serta beberapa orang sahabat untuk pergi ke sumur tersebut, ketika sampai di sana, mereka melihat airnya berwarna merah kecoklatan seperti air inai.
Mereka kemudian menimba airnya, mengangkat batu yang ada di dalamnya, dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari bawah batu tersebut dan membakarnya. Ternyata di dalam kotak itu ada seutas tali yang memiliki sebelas simpul.
Kemudian Allah menurunkan kedua surah (al-Muawwidzatain) ini. Dan Rasulullah membacanya. Setiap kali Rasulullah membaca satu ayat, maka terurailah satu simpul.”
Hal yang sama juga ada dalam kitab al-Dalâ’il. Abu Nu’aim meriwayatkan dari Jalur Abu Ja’far al-Razi dari Rabi’ bin Anas bin Malik berkata bahwa seorang laki-laki Yahudi membuatkan sesuatu terhadap Rasulullah hingga beliau menderita sakit parah. Ketika para sahabat menjenguk, mereka yakin bahwa Rasulullah telah terkena sihir, Malaikat Jibril kemudian turun membawa al-Mu’awwidzatain untuk mengobatinya. Akhirnya, Rasulullah pun sembuh.”
Jadi, jika kita ingin terhindar dari segala bentuk sihir. Maka dianjurkan untuk membaca al-Mu’awwidzatain.
Berikut redaksi dua surah Al-Mua’wwidzatain.
Surah Al-Falaq
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS al-Falaq [113]: 1-5)
Surah An-Nas
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ مَلِكِ النَّاسِۙ اِلٰهِ النَّاسِۙ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ
Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS al-Nas [114]: 1-6)
Waswas
Dalam surah al-Falaq disinggung mengenai sihir. Sihir adalah bentuk perilaku kejahatan manusia kepada manusia lain dengan bantuan setan. Kejahatan tukang sihir dalam surah al-Falaq ini diabadikan dalam cerita nukilan dalam hadits.
Selanjutnya, dalam surah an-Naas dijelaskan dua sifat yang merupakan sifat setan, yaitu waswâs dan khannâs. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam tafsirnya, kata waswas bermakna memasukkan gerakan atau suara yang sangat halus ke dalam jiwa, hingga tidak ada seorang pun yang dapat mendengarnya kecuali orang yang dimasuki oleh gerakan atau suara tersebut. Seperti setan yang membisikkan hal itu ke dalam jiwa manusia.
Sedangkan khannâs dapat berarti bersembunyi. Saat setan berusaha memperdaya, dan mengganggu manusia, dan dia berzikir kepada Allah SWT, maka setan akan akan bersembunyi dan menyingkir setiap nama Allah disebutkan.
Pada ayat terakhir disebutkan minal jinnati wa al-nâas, yakni yang menjadi obyek bisikan setan adalah jin dan manusia. Oleh karenanya setan menjadi sekutu bagi jin dan manusia. Ayat ini menunjukkan permohonan perlindungan kepada Allah agar terhindar dari kejahatan serta dua jenis setan, yaitu setan jin dan setan manusia.
Surah al-Falaq mengandung permohonan perlindungan dari kejahatan yang berasal dari luar diri manusia. Sedangkan surah an-Nas mengandung permohonan perlindungan dari kejahatan yang berasal dari dalam diri manusia.
Ancaman Bencana
Selain itu Al-Muawwidzatain juga dapat menjadi permohonan perlindungan dari ancaman bencana. Dalam hadis lain dijelaskan,
وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ, قَالَ : بَيْنَا أَنَا أَسِيْرُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الْجُحْفَةِ , وَ الْأَبْوَاءِ, إِذْ غَشِيَتْنَا رِيْحٌ, وَظُلْمَةٌ شَدِيْدَةٌ, فَجَعَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ بِأَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ, وَأَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ, وَيَقُوْلُ : ( يَا عُقْبَةُ, تَعَوَّذْ بِهِمَا فَمَا تَعَوَّذَ مُتَعَوِّذٌ بِمِثْلِهِمَّا), قَالَ: وَسَمِعْتُهُ يَؤُمُّنَا بِهِمَا فِيْ الصَّلَاةِ
“Dari Uqbah bin Amir ra dia berkata: ketika aku berjalan bersama Rasulullah SAW antara Juhfan dan Abwa’, tiba-tiba kami diliputi angin dan cuaca yang sangat gelap. Maka Rasulullah SAW memohon perlindungan dengan membaca ‘Qul a’ûdzu birabbi al-falaq dan Qul a’ûdzu birabbi al-nâasi’ , dan kemudian bersabda: “Wahai ‘Uqbah, berlindunglah kepada Allah dengan (doa) yang menyerupai keduanya”. Uqbah berkata, “Dan aku mendengar beliau mengimami sholat dengan membaca kedua surah itu”
(mhy)