Pandemi Corona dan Ujian Ketakwaan
Senin, 27 April 2020 - 08:35 WIB
Muhammad Said
Guru Besar Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kita memasuki bulan suci Ramadhan di tengah kepanikan global karena serangan virus corona, wabah yang menyebar begitu cepat, menyedot pikiran dan perasaan sehingga terjadi kekhawatiran, kegelisahan dan ketakutan secara global.
Kalau merujuk pada keterangan ayat Alquran pada Surat Al-Baqarah: 155, Allah SWT telah menyampaikan secara tegas bahwa “Kami sungguh akan menguji kamu semuanya dengan sedikit ketakutan, dengan kelaparan, dengan kekurangan harta benda, dengan bergugurannya jiwa-jiwa manusia dan dengan buah-buahan. Maka sampaikan berita gembira kepada mereka yang bersabar.”
Keterangannya menjelaskan bahwa pandemi virus corona yang tengah melanda dunia global saat ini adalah bagian dari ujian Allah SWT. Betapa kini terjadi ketakutan massal, terjadi kekurangan harta benda, jutaan orang kehilangan pekerjaan, dan banyak korban yang gugur.
Pandemi ini merupakan cobaan bagi manusia oleh karena manusia yang dengan kejahilannya, keangkuhannya, kesombongannya telah menempuh berbagai cara yang bertentangan dengan kodrat kemanusiaan, norma sosial, dan nilai-nilai agama.
Jelas pula keterangan dalam Alquran bahwa, “Telah tampak kerusakan di darat, laut dan udara tidak lain karena sebab tangan-tangan jahil manusia.” Manusia, karena kebodohannya, memangsa manusia lain dengan jabatan dan kekuasaan dan kekuatan yang dimilikinya.
Karena itu, mari kita jadikan pandemi virus korona ini sebagai sebuah tangga naik, untuk meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, juga meningkatkan derajat kesabaran kita. Menurut keterangan Alquran, barang siapa yang bertakwa dan bersabar kepada Allah maka sungguh dan pasti mendapatkan kemenangan di sisi Allah, bahkan Allah akan mengirimkan 3.000 malaikat untuk melindunginya dan musibah dan bencana.
Mari kita jadikan puasa Ramadan di tengah pandemi virus korona ini sebagai instrumen untuk kita segera kembali kepada suara kebenaran yang bersumber dalam hati kita. Itulah suara hati nurani yang tidak pernah berdusta, walaupun mulut kita sering kali mengingkari kebenaran dari dalam itu. Mari kita bersegera kepada ampunan Allah SWT dan bersegera kepada surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi yang disiapkan kepada orang yang bertakwa.
Puasa sebagai sarana ibadah untuk membentuk mukmin menjadi hamba Allah SWT yang memiliki jati diri, komitmen keimanan, komitmen kesabaran, loyalitas, dan dedikasi penuh kepada Allah SWT. Semoga dengan pandemi ini, dan dengan puasa Ramadan kali ini kita terus meningkatkan kesadaran kita, terbangkitkan motivasi kita untuk meningkatkan spiritualitas kita, meningkatkan permohonan ampunan kepada Allah SWT, agar kita hidup di dunia ini dengan ketenangan, kedamaian, dan kebahagian. Demikian pula di akhirat nanti.
Guru Besar Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kita memasuki bulan suci Ramadhan di tengah kepanikan global karena serangan virus corona, wabah yang menyebar begitu cepat, menyedot pikiran dan perasaan sehingga terjadi kekhawatiran, kegelisahan dan ketakutan secara global.
Kalau merujuk pada keterangan ayat Alquran pada Surat Al-Baqarah: 155, Allah SWT telah menyampaikan secara tegas bahwa “Kami sungguh akan menguji kamu semuanya dengan sedikit ketakutan, dengan kelaparan, dengan kekurangan harta benda, dengan bergugurannya jiwa-jiwa manusia dan dengan buah-buahan. Maka sampaikan berita gembira kepada mereka yang bersabar.”
Keterangannya menjelaskan bahwa pandemi virus corona yang tengah melanda dunia global saat ini adalah bagian dari ujian Allah SWT. Betapa kini terjadi ketakutan massal, terjadi kekurangan harta benda, jutaan orang kehilangan pekerjaan, dan banyak korban yang gugur.
Pandemi ini merupakan cobaan bagi manusia oleh karena manusia yang dengan kejahilannya, keangkuhannya, kesombongannya telah menempuh berbagai cara yang bertentangan dengan kodrat kemanusiaan, norma sosial, dan nilai-nilai agama.
Jelas pula keterangan dalam Alquran bahwa, “Telah tampak kerusakan di darat, laut dan udara tidak lain karena sebab tangan-tangan jahil manusia.” Manusia, karena kebodohannya, memangsa manusia lain dengan jabatan dan kekuasaan dan kekuatan yang dimilikinya.
Karena itu, mari kita jadikan pandemi virus korona ini sebagai sebuah tangga naik, untuk meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, juga meningkatkan derajat kesabaran kita. Menurut keterangan Alquran, barang siapa yang bertakwa dan bersabar kepada Allah maka sungguh dan pasti mendapatkan kemenangan di sisi Allah, bahkan Allah akan mengirimkan 3.000 malaikat untuk melindunginya dan musibah dan bencana.
Mari kita jadikan puasa Ramadan di tengah pandemi virus korona ini sebagai instrumen untuk kita segera kembali kepada suara kebenaran yang bersumber dalam hati kita. Itulah suara hati nurani yang tidak pernah berdusta, walaupun mulut kita sering kali mengingkari kebenaran dari dalam itu. Mari kita bersegera kepada ampunan Allah SWT dan bersegera kepada surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi yang disiapkan kepada orang yang bertakwa.
Puasa sebagai sarana ibadah untuk membentuk mukmin menjadi hamba Allah SWT yang memiliki jati diri, komitmen keimanan, komitmen kesabaran, loyalitas, dan dedikasi penuh kepada Allah SWT. Semoga dengan pandemi ini, dan dengan puasa Ramadan kali ini kita terus meningkatkan kesadaran kita, terbangkitkan motivasi kita untuk meningkatkan spiritualitas kita, meningkatkan permohonan ampunan kepada Allah SWT, agar kita hidup di dunia ini dengan ketenangan, kedamaian, dan kebahagian. Demikian pula di akhirat nanti.
(ysw)