Ini Pentingnya Menjaga Izzah dan Iffah
Minggu, 28 Juni 2020 - 17:11 WIB
Seorang muslimah yang cerdas adalah yang mampu menjaga kesucian dan kemuliaan dirinya. Muslimah harus memiliki izzah dan iffah. Izzah adalah kesucian atau kemuliaan, sebuah harga diri dan kehormatan perempuan sebagai seorang muslimah . Sedangkan iffah adalah menahan atau cara menjaga kesucian dan kemuliaan tersebut.
Secara istilah, menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan. Dan bagaimana seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Izzah juga merupakan kehormatan sebagai seorang muslimah . Sedangkan dengan iffah maka seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Malu adalah sebagian dari iman dan malu adalah akhlak islam. (Baca juga : Tiga Perkara yang Dapat Mengangkat Derajat )
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;
“Sesungguhnya perkataan yang diwarisi oleh orang-orang dari perkataan Nabi-Nabi terdahulu adalah, “Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu” (HR Bukhari).
Dengan begitu, izzah dan iffah adalah akhlak yang tinggi, mulia, dan dicintai oleh Allah Ta'ala. Bahkan akhlak ini merupakan sifat hamba-hamba Allah Ta'ala yang saleh, yang senantiasa memuji keagungan Allah Ta'ala takut akan siksa, azab, dan murka-Nya, serta selalu mencari keridhaan dan pahala-Nya.
Sifat izzah dan iffah ini sudah semestinya dimiliki setiap muslimah . Wanita muslimah harus sadar bahwa dirinya adalah anak-anak panah iblis yang beracun, yang siap meluluh lantakkan hati kaum Adam . Wanita adalah sumber fitnah dan sumber dosa bagi mereka kaum Adam .
Firman Allah Ta'ala
ﻭَﻟْﻴَﺴْﺘَﻌْﻔِﻒِ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻻَ ﻳَﺠِﺪُﻭْﻥَ ﻧِﻜَﺎﺣًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻐْﻨِﻴَﻬُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻠِﻪِ
“Dan orang-orang yang belum mampu untuk menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya sampai Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 33).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :
"Fitnah yang pertama menimpa bani Adam adalah fitnah wanita."
Karena itu, berhati-hatilah dengan fitnah akhir zaman , salah satunya adalah fitnah syahwat. Sebab fitnah syahwat adalah fitnah yang berkaitan dengan hawa nafsu, harta dan wanita. Rasul Yang Mulia, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, pernah mengatakan tentang fitnah akhir zaman.
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِـي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، اَلْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْقَائِِمُ خَيْـرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ وَاضْرِبُوا بِسُيُوفِكُمُ الْحِجَارَةَ، فَإِنْ دُخِلَ عَلَى أَحَدِكُمْ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ.
"Sesungguhnya menjelang datangnya hari kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari. Di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari. Orang yang duduk saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri. Orang yang berdiri saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan. Dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika salah seorang dari kalian dimasukinya (fitnah), maka jadilah seperti salah seorang anak Adam yang paling baik (Habil).’” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Hakim).
Muslimah semestinya sadar bahwa hancurnya kaum Bani Israil yang pertama kali disebabkan oleh wanita, sesuai dengan sabda Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا، وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بْنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاء
Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.”
Pertanyaannya kemudian, apa yang kita cari dengan hijrahnya para muslimah dengan hijabnya? Benarkah berhijrah? Sudahkah menutup pintu fitnah? Atau bahkan justru membuka pintu fitnah untuk dirinya sendiri? Mereka para muslimah justru bermudah-mudahan mencari popularitas agar viral di dunia maya atau dunia nyata. (Baca juga : Antara Wanita Muslimah dan Bidadari Surga )
Hendaknya, dengan hijab dan niqab yang dipakai, harusnya muslimah memahami ilmu menjaga izzah (harga diri) dan iffah (menahan diri dari yang Allah murkai) sebagai wanita terhormat layaknya Ummahatul Mukminin Khadijah dan Ibunda Aisyah.
Mereka terkenal dengan ilmu-ilmunya. Ummahatul mukminin bukan terkenal dengan foto-foto bersama binatang-binatang peliharaannya yang di-viralkan oleh orang lain, bahkan di-viralkan oleh muslimah sendiri. Muslimah seharusnya bisa mencontoh keteladanan Ummahatul Mukminin. Ini agar muslimah bisa lebih menjaga izzah dan iffah dirinya, dengan tidak bermudah-mudahan berselfie, ber-wefie dan ber-groufie ria.
Sejatinya, hadis Nabi SAW di atas adalah mengingatkan, bahwa apakah muslimah tidak sadar bahwa saat muslimah meng-upload foto bersama hewan peliharaannya atau menari-nari ria, di situlah iblis dan setan berperan serta menggerakkan hawa nafsunya agar muslimah bisa viral dengan hijab dan niqabnya.
Ingatlah wahai muslimah, bukankah viral yang hakiki adalah ketika para muslimah mampu menjaga izzah dan iffah serta muru'ahnya (kehormatan dirinya) sebagai wanita terhormat. Buatlah bidadari surga cemburu padamu yang ketika engkau viral diantara penduduk langit dengan ilmu akhiratmu, dengan lantunan murojaah Al-Qur'anmu.
Muslimah, tidakkah engkau ingin menjadi wanita terhormat dengan ilmu akhirat? Tidakkah engkau ingin membuat Ayah dan Zaujimu (suamimu) bisa memasuki Surga-NYA karena engkau mampu menjaga muru'ah keluargamu? Tidakkah engkau sadari bahwa dengan fotomu yang viral itu kelak bisa memperberat hisabmu. (Baca juga : Jika Bercadar Hanya Dianggap Sebagai Fashion )
Memang sudah sewajarnya, agar muslimah menyadari bahwa dirinya bukan konsumsi publik. Berhijab itu sudah bagus, niat berhijrah juga sangat bagus. Tapi alangkah baiknya dibarengi dengan akhlak dan ilmu agar kuat membentengi nafsu dan terhindar fitnah yang menipu. Praktekkan ilmu menjaga izzah, iffah, dan muru'ah.
Muslimah harus mempunyai rasa malu yang tinggi. Jangan biarkan orang lain bisa menikmat sepasang bola mata indahnya di dunia maya. Muslimah cukupkan diri dengan ilmu. Jangan pernah tertipu oleh tipu daya setan yang membuatnya ingin viral di publik.
Wallahu A'lam
Secara istilah, menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan. Dan bagaimana seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Izzah juga merupakan kehormatan sebagai seorang muslimah . Sedangkan dengan iffah maka seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Malu adalah sebagian dari iman dan malu adalah akhlak islam. (Baca juga : Tiga Perkara yang Dapat Mengangkat Derajat )
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;
“Sesungguhnya perkataan yang diwarisi oleh orang-orang dari perkataan Nabi-Nabi terdahulu adalah, “Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu” (HR Bukhari).
Dengan begitu, izzah dan iffah adalah akhlak yang tinggi, mulia, dan dicintai oleh Allah Ta'ala. Bahkan akhlak ini merupakan sifat hamba-hamba Allah Ta'ala yang saleh, yang senantiasa memuji keagungan Allah Ta'ala takut akan siksa, azab, dan murka-Nya, serta selalu mencari keridhaan dan pahala-Nya.
Sifat izzah dan iffah ini sudah semestinya dimiliki setiap muslimah . Wanita muslimah harus sadar bahwa dirinya adalah anak-anak panah iblis yang beracun, yang siap meluluh lantakkan hati kaum Adam . Wanita adalah sumber fitnah dan sumber dosa bagi mereka kaum Adam .
Firman Allah Ta'ala
ﻭَﻟْﻴَﺴْﺘَﻌْﻔِﻒِ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻻَ ﻳَﺠِﺪُﻭْﻥَ ﻧِﻜَﺎﺣًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻐْﻨِﻴَﻬُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻠِﻪِ
“Dan orang-orang yang belum mampu untuk menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya sampai Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 33).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :
"Fitnah yang pertama menimpa bani Adam adalah fitnah wanita."
Karena itu, berhati-hatilah dengan fitnah akhir zaman , salah satunya adalah fitnah syahwat. Sebab fitnah syahwat adalah fitnah yang berkaitan dengan hawa nafsu, harta dan wanita. Rasul Yang Mulia, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, pernah mengatakan tentang fitnah akhir zaman.
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِـي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، اَلْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْقَائِِمُ خَيْـرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ وَاضْرِبُوا بِسُيُوفِكُمُ الْحِجَارَةَ، فَإِنْ دُخِلَ عَلَى أَحَدِكُمْ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ.
"Sesungguhnya menjelang datangnya hari kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari. Di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari. Orang yang duduk saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri. Orang yang berdiri saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan. Dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika salah seorang dari kalian dimasukinya (fitnah), maka jadilah seperti salah seorang anak Adam yang paling baik (Habil).’” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Hakim).
Muslimah semestinya sadar bahwa hancurnya kaum Bani Israil yang pertama kali disebabkan oleh wanita, sesuai dengan sabda Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا، وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بْنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاء
Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.”
Pertanyaannya kemudian, apa yang kita cari dengan hijrahnya para muslimah dengan hijabnya? Benarkah berhijrah? Sudahkah menutup pintu fitnah? Atau bahkan justru membuka pintu fitnah untuk dirinya sendiri? Mereka para muslimah justru bermudah-mudahan mencari popularitas agar viral di dunia maya atau dunia nyata. (Baca juga : Antara Wanita Muslimah dan Bidadari Surga )
Hendaknya, dengan hijab dan niqab yang dipakai, harusnya muslimah memahami ilmu menjaga izzah (harga diri) dan iffah (menahan diri dari yang Allah murkai) sebagai wanita terhormat layaknya Ummahatul Mukminin Khadijah dan Ibunda Aisyah.
Mereka terkenal dengan ilmu-ilmunya. Ummahatul mukminin bukan terkenal dengan foto-foto bersama binatang-binatang peliharaannya yang di-viralkan oleh orang lain, bahkan di-viralkan oleh muslimah sendiri. Muslimah seharusnya bisa mencontoh keteladanan Ummahatul Mukminin. Ini agar muslimah bisa lebih menjaga izzah dan iffah dirinya, dengan tidak bermudah-mudahan berselfie, ber-wefie dan ber-groufie ria.
Sejatinya, hadis Nabi SAW di atas adalah mengingatkan, bahwa apakah muslimah tidak sadar bahwa saat muslimah meng-upload foto bersama hewan peliharaannya atau menari-nari ria, di situlah iblis dan setan berperan serta menggerakkan hawa nafsunya agar muslimah bisa viral dengan hijab dan niqabnya.
Ingatlah wahai muslimah, bukankah viral yang hakiki adalah ketika para muslimah mampu menjaga izzah dan iffah serta muru'ahnya (kehormatan dirinya) sebagai wanita terhormat. Buatlah bidadari surga cemburu padamu yang ketika engkau viral diantara penduduk langit dengan ilmu akhiratmu, dengan lantunan murojaah Al-Qur'anmu.
Muslimah, tidakkah engkau ingin menjadi wanita terhormat dengan ilmu akhirat? Tidakkah engkau ingin membuat Ayah dan Zaujimu (suamimu) bisa memasuki Surga-NYA karena engkau mampu menjaga muru'ah keluargamu? Tidakkah engkau sadari bahwa dengan fotomu yang viral itu kelak bisa memperberat hisabmu. (Baca juga : Jika Bercadar Hanya Dianggap Sebagai Fashion )
Memang sudah sewajarnya, agar muslimah menyadari bahwa dirinya bukan konsumsi publik. Berhijab itu sudah bagus, niat berhijrah juga sangat bagus. Tapi alangkah baiknya dibarengi dengan akhlak dan ilmu agar kuat membentengi nafsu dan terhindar fitnah yang menipu. Praktekkan ilmu menjaga izzah, iffah, dan muru'ah.
Muslimah harus mempunyai rasa malu yang tinggi. Jangan biarkan orang lain bisa menikmat sepasang bola mata indahnya di dunia maya. Muslimah cukupkan diri dengan ilmu. Jangan pernah tertipu oleh tipu daya setan yang membuatnya ingin viral di publik.
Wallahu A'lam
(wid)