Kebohongan Paling Berbahaya Adalah Dusta pada Diri Sendiri, Istifti Qalbak!

Kamis, 04 Agustus 2022 - 21:56 WIB
Dalam sebuah hadits Rasulullah mengekspos realita ini. "Al-itsmu maa haaqa fii sodrikayang artinya dosa itu adalah sesuatu yang selalu menghantui di dadamu". Kebohongan pada orang lain hanya akan menjadi hantu (hunting) di dada orang yang berdusta.

Dan karenanya dalam menyikapi hidup yang penuh tipuan, baik pada diri sendiri maupun orang lain, baiknya hati selalu menjadi rujukan. Mungkin jika ingin saya bahasakan secara sederhana: "Jangan dustai dirimu". Atau "jujurlah kepada hati nuranimu".

Jangankan dalam urusan dunia, politik sebagai misal yang seringkali penuh dengan intrik dan kebohongan. Politisi tidak saja memakai baju koko dan songkok yang biasa dianggap sebagai simbol kesalehan. Bahkan sebagian mengekspos diri dengan ragam ritual. Ada yang tiba-tiba diberitakan rajin sholat dhuha, puasa sunnah, bahkan puasa Daud (setiap hari lagi).

Bahkan sebagian pula karena merasa kaya memaksakan diri mengadakan tempat ibadah untuk membangun imej hebat sekaligus tokoh (perjuangan) agama. Padahal jika jujur dengan kata hatinya akan mengakui: "Ada baiknya saya belajar dulu membaca Al-Qur'an yang benar."

Kebohongan pada diri atau pengkhianatan pada hati nurani ini menjadikan orang-orang itu tertekan secara batin. Sehingga ada rasa khawatir dan takut yang mengharuskannya mencari perlindungan. Di sìnilah kerap mencari pelarian. Dan tidak jarang dengan cara-cara busuk untuk merusak orang lain.

Hawa nafsu mendirikan rumah ibadah karena kekecewaan, apalagi dengan tujuan busuk, disebut kegiatan dhiror. Masjid yang demikian dalam Al-Qur'an disebutkan masjid dhiror. Bagaikan masjid yang didirikan di Madinah oleh kaum munafik untuk merongrong ketenangan Komunitas Muslim dan dengan i'tikad merusak masjid Rasulullah SAW.

Menghadapi musim politik seperti saat ini kecenderungan beragama dadakan akan muncul di mana-mana. Tapi pada akhirnya Umat ini juga dituntut untuk selalu merujuk pada kata hatinya. Agar tidak mudah terbuai dan jatuh dalam pelukan buaya darat atau musang yang berbulu domba.

Yang mengherankan adalah ketika ada orang yang seharusnya berada pada posisi yang terhormat (honorable), justru tidak saja jadi korban. Tapi menjadi pendukung fenomeno kebohongan dan pengkhiatan seperti ini.

Ingat, jujur dan apa adanya itu kadang pahit. Tapi lebih mulia dari dzulwajhain atau bermuka dua. Di hadapanmu tersenyum. Di belakang dia rela menikanmu. Pahit dalam kejujuran itu obat. Tapi manis dalam kebohongan itu penyakit.

"Istifti Qalbak!" (mintalah fatwa pada hatimu)!

(rhs)
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat isya' dan shalat subuh.  Sekiranya mereka mengetahui pahala yang ada pada keduanya, pasti mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 789)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More