Kisah Nabi Yosua Menahan Terbitnya Matahari
Kamis, 08 September 2022 - 10:13 WIB
Allah SWT berfirman: “Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, 'Serbulah mereka melalui pintu gerbang itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.' ( QS Al-Ma'idah (5) : 23)
Menurut Ibnu Katsir, 'dua orang laki-laki' yang dimaksud dalam ayat ini adalah Yusya' bin Nun dan Kalib bin Yaufna. Kedua laki-laki itu adalah tokoh Bani Israil yang ikut bergabung bersama kaumnya Musa. Mereka berdua inilah yang disebut dalam ayat sebagai dua orang bertakwa yang menyeru Bani Israil untuk masuk ke negeri Baitul Maqdis tanpa harus takut menghadapi penduduk kota tersebut.
Di dalam al-Qur'an Allah menyebutkan nama Yusya' secara samar, yakni dalam kisah Khidir, berkaitan dengan firman Allah SWT: “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya.” ( QS Al-Kahfi : 60)
Demikian juga firman-Nya: “Maka tatkalah mereka berdua berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya.” ( QS Al-Kahfi : 62)
Menurut Ibnu Katsir, hadis sahih dari riwayat Ubay bin Ka'ab, dari Nabi SAW: “Sesungguhnya, orang itu adalah Yusya' bin Nun.”
Kenabian Yusya' telah disepakati oleh Ahli Kitab. Sementara itu, sekelompok orang dari Ahli Kitab yang dikenal sebagai as-Samirah tidak mengakui kenabian seorang pun setelah Musa, kecuali Yusya' bin Nun karena ia disebutkan dengan jelas di dalam Taurat.
Mereka mengingkari semua nabi dan rasul yang datang setelah Yusya', termasuk di antaranya Nabi Isa dan Muhammad. Mereka menganggap pendapat mereka itu merupakan suatu kebenaran yang berasal dari Tuhan mereka.
Adapun kisah yang berasal dari Ibnu Jarir dan ulama lainnya dari kalangan ahli tafsir yang berasal dari Ibnu Ishaq dijelaskan: “Sesungguhnya, nubuwwah (kenabian) itu diserahterimakan dari Musa ke Yusya' pada masa akhir usia Musa as.
Selanjutnya, Musa meminta kepada Yusya' agar bersedia mengemban perintah dan larangan yang diterimanya dari Allah SWT.
Menurut Ibnu Katsir, 'dua orang laki-laki' yang dimaksud dalam ayat ini adalah Yusya' bin Nun dan Kalib bin Yaufna. Kedua laki-laki itu adalah tokoh Bani Israil yang ikut bergabung bersama kaumnya Musa. Mereka berdua inilah yang disebut dalam ayat sebagai dua orang bertakwa yang menyeru Bani Israil untuk masuk ke negeri Baitul Maqdis tanpa harus takut menghadapi penduduk kota tersebut.
Di dalam al-Qur'an Allah menyebutkan nama Yusya' secara samar, yakni dalam kisah Khidir, berkaitan dengan firman Allah SWT: “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya.” ( QS Al-Kahfi : 60)
Demikian juga firman-Nya: “Maka tatkalah mereka berdua berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya.” ( QS Al-Kahfi : 62)
Menurut Ibnu Katsir, hadis sahih dari riwayat Ubay bin Ka'ab, dari Nabi SAW: “Sesungguhnya, orang itu adalah Yusya' bin Nun.”
Kenabian Yusya' telah disepakati oleh Ahli Kitab. Sementara itu, sekelompok orang dari Ahli Kitab yang dikenal sebagai as-Samirah tidak mengakui kenabian seorang pun setelah Musa, kecuali Yusya' bin Nun karena ia disebutkan dengan jelas di dalam Taurat.
Mereka mengingkari semua nabi dan rasul yang datang setelah Yusya', termasuk di antaranya Nabi Isa dan Muhammad. Mereka menganggap pendapat mereka itu merupakan suatu kebenaran yang berasal dari Tuhan mereka.
Adapun kisah yang berasal dari Ibnu Jarir dan ulama lainnya dari kalangan ahli tafsir yang berasal dari Ibnu Ishaq dijelaskan: “Sesungguhnya, nubuwwah (kenabian) itu diserahterimakan dari Musa ke Yusya' pada masa akhir usia Musa as.
Selanjutnya, Musa meminta kepada Yusya' agar bersedia mengemban perintah dan larangan yang diterimanya dari Allah SWT.
Baca Juga
(mhy)