Kisah Ashabul Ukhdud dengan Tukang Sihir dan Pendeta
Selasa, 13 September 2022 - 05:15 WIB
Maka dia ditangkap dan disiksa terus sampai akhirnya dia menunjuk kepada pemuda. Kemudian si pemuda diperintahkan menghadap, lalu raja berkata kepadanya: "Hai anakku, aku telah mendengar bahwa dengan sihirmu, kamu bisa menyembahkan orang buta, sakit kusta, dan lain-lainnya."
Pemuda itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembahkan siapa pun. Yang dapat menyembuhkan hanyalah Allah."
Maka dia ditangkap lalu disiksa terus-menerus sehingga akhirnya dia menunjuk pendeta. Maka pendeta dihadapkan, lalu dikatakan kepadanya: "Keluarlah dari agamamu!"
Pendeta menolak, maka raja meminta gergaji, lalu diletakkan di tengah-tengah kepala sang pendeta, lantas dibelahnya tubuh pendeta sampai pinggangnya.
Setelah itu menteri dipanggil, kemudian dikatakan kepadanya: "Keluarlah dari agamamu!" tetapi menteri menolak. Maka dia pun dibelah sampai pinggangnya.
Kemudian si pemuda dihadapkan, lalu dikatakan kepadanya: "Keluarlah dari agamamu!"
Pemuda itu menolak, maka dia diserahkan kepada sekelompok pengikut raja, kemudian raja berkata: "Bawalah dia ke gunung. Apabila kamu sudah sampai ke puncaknya, maka jika dia mau keluar dari agamanya, (bawalah kembali), tetapi kalau tidak mau, lemparkanlah dia!"
Lantas mereka membawa pemuda itu ke puncak gunung. Maka pemuda itu berdoa: "Wahai Allah, jagalah aku dari kejahatan mereka dengan cara yang Engkau kehendaki."
Mendadak gunung itu bergetar dan berguncang dengan hebat sehingga mereka jatuh dan mati. Kemudian si pemuda menemui raja, lalu raja bertanya: "Apa yang terjadi dengan orang-orang yang membawa kamu tadi?"
Si pemuda menjawab: "Allah melindungi aku dari kejahatan mereka."
Maka pemuda itu diserahkan kepada sekelompok yang lain, lalu raja berkata: "Bawalah dia dengan perahu ke tengah laut. Kalau dia mau keluar dari agamanya, maka bawalah dia pulang. Tetapi jika dia tidak mau, maka lemparkanlah dia ke tengah laut!"
Lantas mereka membawa pemuda tersebut. Kemudian pemuda itu berdoa: "Ya Allah, jagalah aku dari kejahatan mereka dengan cara yang Engkau kehendaki."
Maka perahu yang mereka naiki itu terbalik dan mereka tenggelam. Kemudian pemuda itu pergi menemui raja. Raja bertanya: "Apa yang terjadi dengan orang-orang yang membawa kamu tadi?"
Si pemuda menjawab: "Allah melindungi aku dari kejahatan mereka. Sesungguhnya kamu tidak dapat membunuhku kecuali jika kamu mau melakukan apa yang aku perintahkan."
Raja bertanya: "Apa perintahmu?"
Si pemuda berkata: "Kumpulkanlah orang-orang di suatu tempat yang tinggi, lalu saliblah aku pada sebatang kayu. Setelah itu ambil anak panah dari tahung anak panahku, kemudian letakkan di tengah-tengah busur, lalu bacalah: bismillahi rabbilghulam (Dengan nama Allah, Tuhan si pemuda). Setelah itu baru panahlah aku. Jika kamu mau mengerjakan perintahku itu, maka kamu dapat membunuhku."
Raja bersedia melaksanakan perintah pemuda tersebut. Orang-orang dikumpulkan di suatu dataran tinggi, lalu pemuda itu disalib. Setelah itu diambilnya sebatang panah dari tahungnya, kemudian diletakkannya di tengah-tengah busur, lalu dibacalah bismillahi rabbilghulam. Pemuda itu dipanah tepat pada pelipisnya.
Si pemuda meletakkan tangannya di pelipisnya yang terkena panah itu, lalu meninggal. Maka orang-orang berkata: "Kami beriman kepada Tuhannya pemuda itu, kami beriman kepada Tuhannya pemuda itu, kami beriman kepada Tuhannya pemuda itu."
Pemuda itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembahkan siapa pun. Yang dapat menyembuhkan hanyalah Allah."
Maka dia ditangkap lalu disiksa terus-menerus sehingga akhirnya dia menunjuk pendeta. Maka pendeta dihadapkan, lalu dikatakan kepadanya: "Keluarlah dari agamamu!"
Pendeta menolak, maka raja meminta gergaji, lalu diletakkan di tengah-tengah kepala sang pendeta, lantas dibelahnya tubuh pendeta sampai pinggangnya.
Setelah itu menteri dipanggil, kemudian dikatakan kepadanya: "Keluarlah dari agamamu!" tetapi menteri menolak. Maka dia pun dibelah sampai pinggangnya.
Kemudian si pemuda dihadapkan, lalu dikatakan kepadanya: "Keluarlah dari agamamu!"
Pemuda itu menolak, maka dia diserahkan kepada sekelompok pengikut raja, kemudian raja berkata: "Bawalah dia ke gunung. Apabila kamu sudah sampai ke puncaknya, maka jika dia mau keluar dari agamanya, (bawalah kembali), tetapi kalau tidak mau, lemparkanlah dia!"
Lantas mereka membawa pemuda itu ke puncak gunung. Maka pemuda itu berdoa: "Wahai Allah, jagalah aku dari kejahatan mereka dengan cara yang Engkau kehendaki."
Mendadak gunung itu bergetar dan berguncang dengan hebat sehingga mereka jatuh dan mati. Kemudian si pemuda menemui raja, lalu raja bertanya: "Apa yang terjadi dengan orang-orang yang membawa kamu tadi?"
Si pemuda menjawab: "Allah melindungi aku dari kejahatan mereka."
Maka pemuda itu diserahkan kepada sekelompok yang lain, lalu raja berkata: "Bawalah dia dengan perahu ke tengah laut. Kalau dia mau keluar dari agamanya, maka bawalah dia pulang. Tetapi jika dia tidak mau, maka lemparkanlah dia ke tengah laut!"
Lantas mereka membawa pemuda tersebut. Kemudian pemuda itu berdoa: "Ya Allah, jagalah aku dari kejahatan mereka dengan cara yang Engkau kehendaki."
Maka perahu yang mereka naiki itu terbalik dan mereka tenggelam. Kemudian pemuda itu pergi menemui raja. Raja bertanya: "Apa yang terjadi dengan orang-orang yang membawa kamu tadi?"
Baca Juga
Si pemuda menjawab: "Allah melindungi aku dari kejahatan mereka. Sesungguhnya kamu tidak dapat membunuhku kecuali jika kamu mau melakukan apa yang aku perintahkan."
Raja bertanya: "Apa perintahmu?"
Si pemuda berkata: "Kumpulkanlah orang-orang di suatu tempat yang tinggi, lalu saliblah aku pada sebatang kayu. Setelah itu ambil anak panah dari tahung anak panahku, kemudian letakkan di tengah-tengah busur, lalu bacalah: bismillahi rabbilghulam (Dengan nama Allah, Tuhan si pemuda). Setelah itu baru panahlah aku. Jika kamu mau mengerjakan perintahku itu, maka kamu dapat membunuhku."
Raja bersedia melaksanakan perintah pemuda tersebut. Orang-orang dikumpulkan di suatu dataran tinggi, lalu pemuda itu disalib. Setelah itu diambilnya sebatang panah dari tahungnya, kemudian diletakkannya di tengah-tengah busur, lalu dibacalah bismillahi rabbilghulam. Pemuda itu dipanah tepat pada pelipisnya.
Si pemuda meletakkan tangannya di pelipisnya yang terkena panah itu, lalu meninggal. Maka orang-orang berkata: "Kami beriman kepada Tuhannya pemuda itu, kami beriman kepada Tuhannya pemuda itu, kami beriman kepada Tuhannya pemuda itu."