Imam Mahdi Sudah Datang pada Oktober 2015?
Rabu, 12 Oktober 2022 - 05:15 WIB
Kedatangan Imam Mahdi, menurut Ali bin Abi Thalib memiliki beberapa tanda, di antaranya adalah munculnya komet, yang kemudian diiringi dengan tanda tanda sebelum datang saat dimana Imam Mahdi benar-benar muncul. Tahun tersebut sama dengan jumlah kata dalam tujuh pertama surat al-Isra, jika dikallikan dengan jumlah huruf Basmalah (19 huruf).
Sejauh ini, sejak 2007, peristiwa yang disebut Jaber Bolushi itu naga-naganya belum terjadi.
6.000 Hadis
Muhammad Baqir Sadr, dalam buku berjudul “Kembalinya Sang Mahdi” disebutkan baik madzhab Sunni maupun Syiah, keduanya sama-sama meyakini akan kehadiran Imam Mahdi suatu saat nanti. Di jalur Sunni hadis tentang Imam Mahdi mencapai 400 hadis, sementara apabila digabungkan dari jalur Sunni dan Syiah, hadis tentang Imam Mahdi mencapai 6.000 hadis.
Ibnu Katsir dalam "an-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim" menyebut salah satu tanda Kiamat yang besar adalah munculnya Imam Mahdi. Ahlus Sunnah memahami Imam Mahdi sebagai berikut:
Di akhir zaman akan muncul seorang laki-laki dari Ahlul Bait . Allah memberi kekuatan kepada agama Islam dengannya. Dia memerintah selama 7 tahun, memenuhi dunia dengan keadilan setelah (sebelumnya) dipenuhi oleh kezaliman dan kezaliman.
Ummat di zamannya akan diberikan kenikmatan yang belum pernah diberikan kepada selainnya. Bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya, langit menurunkan hujan, dan dilimpahkan harta yang banyak.
Orang ini mempunyai nama seperti nama Rasulullah SAW dan nama ayahnya seperti nama ayah Rasulullah SAW. Jadi, namanya Muhammad atau Ahmad bin ‘Abdullah.
Dia dari keturunan Fathimah binti Muhammad dari anaknya Hasan bin ‘Ali ra. Di antara ciri-ciri fisiknya adalah lebar dahinya, dan mancung hidungnya.
“Al-Mahdi akan muncul dari arah timur, bukan dari Sirdab Samira’ sebagaimana yang disangka oleh kaum Syi’ah (Rafidhah). Mereka menunggu sampai sekarang, padahal persangkaan mereka itu adalah igauan semata, pemikiran yang sangat lemah dan gila yang dimasukkan oleh syaithan. Persangkaan mereka tidak mempunyai alasan baik dari Al-Qur-an maupun As-Sunnah, bahkan tidak sesuai dengan akal yang sehat,” tulis Al-Hafizh Ibnu Katsir.
(mhy)