Ciri-ciri Imam Mahdi yang Datang pada Akhir Zaman
Jum'at, 14 Oktober 2022 - 13:40 WIB
As-Safarini dalam kitab "Lawaami' Al-Anwaar Al-Bahiyyah" mengatakan, riwayat mengenai munculnya Al-Mahdi sangat banyak sehingga mencapai derajat mutawatir maknawi dan hal itu telah masyhur di kalangan ulama Ahli Sunnah sehingga dimasukkan sebagai bagian dari akidah mereka.”
Selanjutnya ia mengatakan, “Keberadaan Al-Mahdi juga telah diriwayatkan dari sebagian sahabat dengan berbagai riwayat, begitu juga dari tabi'in dan ulama-ulama sesudah mereka sehingga semua itu menghasilkan ilmu yakin dan pasti. Maka dari itu, iman dengan munculnya Al-Mahdi adalah wajib sebagaimana yang telah ditetapkan para ulama dan menjadi bagian dari akidah ulama Ahli Sunnah Wal-jamaah."
As-Safarini juga mengatakan, sebagian ulama mengatakan, “Sesungguhnya keberadaan Al-Mahdi dari keluarga Nabi SAW adalah sesuatu yang mutawatir, maka kita tidak boleh berpaling dari memercayai keberadaannya."
Muhammad Al-Barzanji dalam "Al-Isyaa'ah" juga mengatakan, hadis-hadis tentang adanya Al-Mahdi dan kemunculannya di akhir zaman dan bahwasanya ia berasal dari keluarga Rasulullah SAW dari keturunan Fatimah ra telah mencapai batas mutawatir makna. "Oleh sebab itulah, kita tidak boleh mengingkarinya," ujarnya.
Muhammad bin Ali Asy-Syaukani dalam kitab "At-Taudhiih fii Tawaaturi ma Jaa'a fii Al-Mahdi Al-Muntazhar wa Ad-Dajjal wa Al-Masiih" mengatakan, hadis-hadis tentang Al-Mahdi adalah mutawatir tanpa ada keraguan dan kebimbangan di dalamnya. Bahkan predikat mutawatir digunakan untuk hadis-hadis yang derajatnya di bawah hadis-hadis tentang Al-Mahdi berdasarkan terminologi-terminologi yang ditarjih dalam ilmu ushul (pokok).
Adapun atsar-atsar dari sahabat yang menegaskan adanya Al-Mahdi juga sangat banyak dan dihukumi seperti hadis-hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW karena dalam masalah seperti itu tidak ada ruang untuk ijtihad."
Asy-Syaukani juga mengatakan, hadis-hadis mengenai Al-Mahdi Al-Muntazhar (yang ditunggu) adalah mutawatir, hadis-hadis mengenai Dajjal adalah mutawatir dan hadis-hadis mengenai turunnya Isa bin Maryam adalah juga mutawatir."
Shadiq bin Hasan dalam Al-dzaa'ah mengatakan, hadis-hadis tentang Al-Mahdi dengan bermacam-macam riwayatnya sangat banyak dan mencapai batas mutawatir. Hadis-hadis tersebut disebutkan dalam kitab-kitab sunnah dan kitab Islam lainnya dalam bentuk mu'jam maupun musnad.
Shadiq juga mengatakan, yang jika diringkas adalah: “Tidak diragukan lagi bahwa Al-Mahdi akan keluar pada akhir zaman berdasarkan hadis-hadis yang mencapai derajat mutawatir tentang hal itu sebagaimana juga yang telah disepakati jumhur ulama baik salaf maupun khalaf, kecuali orang yang perselisihannya tidak perlu dihitung,” sampai mengatakan, “Tidak boleh diragukan keberadaan Al-Mahdi yang ditunggu dan dijanjikan dari keturunan Fatimah karena ada dalil-dalil yang menunjukkannya. Bahkan mengingkarinya merupakan tindakan yang terlalu gegabah karena menentang teks-teks yang sudah sangat masyhur dan sudah mencapai batas mutawatir."
Selanjutnya ia mengatakan, “Keberadaan Al-Mahdi juga telah diriwayatkan dari sebagian sahabat dengan berbagai riwayat, begitu juga dari tabi'in dan ulama-ulama sesudah mereka sehingga semua itu menghasilkan ilmu yakin dan pasti. Maka dari itu, iman dengan munculnya Al-Mahdi adalah wajib sebagaimana yang telah ditetapkan para ulama dan menjadi bagian dari akidah ulama Ahli Sunnah Wal-jamaah."
As-Safarini juga mengatakan, sebagian ulama mengatakan, “Sesungguhnya keberadaan Al-Mahdi dari keluarga Nabi SAW adalah sesuatu yang mutawatir, maka kita tidak boleh berpaling dari memercayai keberadaannya."
Muhammad Al-Barzanji dalam "Al-Isyaa'ah" juga mengatakan, hadis-hadis tentang adanya Al-Mahdi dan kemunculannya di akhir zaman dan bahwasanya ia berasal dari keluarga Rasulullah SAW dari keturunan Fatimah ra telah mencapai batas mutawatir makna. "Oleh sebab itulah, kita tidak boleh mengingkarinya," ujarnya.
Muhammad bin Ali Asy-Syaukani dalam kitab "At-Taudhiih fii Tawaaturi ma Jaa'a fii Al-Mahdi Al-Muntazhar wa Ad-Dajjal wa Al-Masiih" mengatakan, hadis-hadis tentang Al-Mahdi adalah mutawatir tanpa ada keraguan dan kebimbangan di dalamnya. Bahkan predikat mutawatir digunakan untuk hadis-hadis yang derajatnya di bawah hadis-hadis tentang Al-Mahdi berdasarkan terminologi-terminologi yang ditarjih dalam ilmu ushul (pokok).
Adapun atsar-atsar dari sahabat yang menegaskan adanya Al-Mahdi juga sangat banyak dan dihukumi seperti hadis-hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW karena dalam masalah seperti itu tidak ada ruang untuk ijtihad."
Asy-Syaukani juga mengatakan, hadis-hadis mengenai Al-Mahdi Al-Muntazhar (yang ditunggu) adalah mutawatir, hadis-hadis mengenai Dajjal adalah mutawatir dan hadis-hadis mengenai turunnya Isa bin Maryam adalah juga mutawatir."
Shadiq bin Hasan dalam Al-dzaa'ah mengatakan, hadis-hadis tentang Al-Mahdi dengan bermacam-macam riwayatnya sangat banyak dan mencapai batas mutawatir. Hadis-hadis tersebut disebutkan dalam kitab-kitab sunnah dan kitab Islam lainnya dalam bentuk mu'jam maupun musnad.
Shadiq juga mengatakan, yang jika diringkas adalah: “Tidak diragukan lagi bahwa Al-Mahdi akan keluar pada akhir zaman berdasarkan hadis-hadis yang mencapai derajat mutawatir tentang hal itu sebagaimana juga yang telah disepakati jumhur ulama baik salaf maupun khalaf, kecuali orang yang perselisihannya tidak perlu dihitung,” sampai mengatakan, “Tidak boleh diragukan keberadaan Al-Mahdi yang ditunggu dan dijanjikan dari keturunan Fatimah karena ada dalil-dalil yang menunjukkannya. Bahkan mengingkarinya merupakan tindakan yang terlalu gegabah karena menentang teks-teks yang sudah sangat masyhur dan sudah mencapai batas mutawatir."
(mhy)
Lihat Juga :