Bacaan dan Arti dalam Rangkaian Gerakan Sholat
Senin, 17 Oktober 2022 - 12:21 WIB
Sholat adalah ibadah yang paling pokok dan utama. Sholat menunjukkan kehambaan seorang muslim kepada Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sejatinya, Allah tidak butuh sholat dari hamba-Nya. Tapi hamba lah yang membutuh sholat untuk kebaikan dirinya sendiri di dunia dan kelak di akhirat di hadapan Allah Ta'ala.
Sholat juga merupakan tiang agama. Yakni ibadah utama yang akan dihisab pertama pada hari kiamat. Jika sholatnya baik, ia akan beruntung dan berbahagia. Jika sholatnya tidak baik, ia akan celaka. Bacaan sholat yang benar merupakan bagian dari baiknya sholat.
Berikut ini arti dari bacaan-bacaan setiap gerakan sholat , yang antara lain merujuk dari beberapa sumber, Antara lain dari Kitab Zad Al-Ma'ad dalam bab Hadyu An-Nabi fi Ash-Sholah (Petunjuk Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam tentang sholat) karya Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah :
1. Niat
“Usholli fardha shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala”.
Artinya: Aku niat salat fardu subuh, dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allahta’ala.
Diatas adalah contoh niat sholat subuh yang dilakukan sendirian. Sedang niat sholat yang lainnya di lafalkan sesuai sholat dan jumlah rakkat yang akan dilakukan. Ulama berpendapat perlu juga diniatkan untuk posisi imam atau makmum ketika sholat berjama'ah.
Namun, ada beberapa ulama lainnya yang berpendapat tidak perlu melafalkan niat apapun sebelum membaca takbiratul ihram atau sebelum membaca Allahu Akbar. Karena niat tersebut sudah mengikuti waktu sholat wajib yang akan dilakukan sehingga tidak perlu lagi penegasan khusus (melafalkan) terhadap sholat yang akan dilakukan.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Dan sesungguh-nya setiap orang hanya mendapat (balasan) berdasarkan niatnya.”
2. Takbir
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai shalat dengan ucapan:
Allahu Akbar
“Allah Mahabesar.”
3. Doa Iftitah
Kemudian membuka bacaan dengan berbagai macam do’a (do’a istiftah), beliau memuji, menyanjung dan memuliakan Allah. Kemudian sebelum membaca Al Fatihah beliau memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (ta’awwudz).
Doa Iftitah 1 :
Allahumma ba'id bainiy wa baina khotoyaaya kamaa baa'idta bainalmasyriqi walmaghribi. Allahumma naqqiiniy min khotoyaaya kamaa yunaqqii tsaubul abyadu minnad danasi. Allahummaghsilniyy min khotoyaaya bistalji wal maai wal barodi.
Artinya: "Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkan (sucikan) dariku kesalahanku sebagaimana Engkau bersihkan (sucikan) baju yang putih dari kotoran. Ya Allah cucilah (bersihkanlah) aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air, dan embun."
Doa Iftitah 2 :
Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.
"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim."
Doa iftitah dibaca dengan tidak nyaring.
4. Baca Al-Fatihah dan Surat dalam Al-Qur'an
Kemudian membaca al-Faatihah dengan berhenti pada tiap-tiap ayat (tartil).
Bismillahir rahmaa nirrahiim. Alhamdu lilla hi rabbil 'alamin. Ar rahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shirraatal musthaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghduubi 'alaihim waladh-dhaalliin.
Artinya : "Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang. Segala puji bagi Allah, tuhan seluruh alam, yang maha pengasih, maha penyayang, pemilik hari pembalasan. Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Seusai membaca al-Faatihah, beliau mengucapkan: “Aamiin,” dengan menjaharkan (mengeraskan) dan memanjang-kan suaranya.
Setelah membaca al-Faatihah, beliau membaca surat lainnya. Terkadang memanjangkannya, dan terkadang memendekkannya.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan bacaan pada shalat Shubuh dan dua raka’at pertama dari shalat Maghrib dan ‘Isya’. Serta memelankan bacaan pada shalat Zhuhur, ‘Ashar, raka’at ketiga dari shalat Maghrib serta dua raka’at terakhir dari shalat ‘Isya’. Beliau juga mengeraskannya pada shalat Jum’at, dua Hari Raya, Istisqa’, dan Gerhana.
Diriwayatkan Oleh Imam Bukhari dari ‘Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca Faatihatul Kitab (Al Fatihah).”
Disunnahkan setelah itu membaca surat dalam Al Qur'an sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah dari Rasululah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Jika kalian tidak tambah selain Al Fatihah, maka itu sudah cukup. Namun bila kalian tambah setelahnya itu lebih baik.”
5. Ruku
Yaitu mengangkat kedua tangan dan membaca "allahu akbar". Kemudian badan dibungkukkan dan kedua tangan memegang lutut. Usahakan antara punggung dan kepala sama rata.
Setelah itu membaca :
"Subhaana robbiyal 'adziimi wabihamdih" sebanyak 3 kali.
Artinya: "Maha suci tuhan yang maha agung serta memujilah aku kepadanya."
6. Iktidal
Setelah rukuk, Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam mengangkat kepala tegak lurus sambil mengkat kedua tangan, sambil membaca :
Sami'allaahu liman hamidah
Artinya: "Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya."
Setelah berdiri tegak, lalu membaca :
Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u maa syi'ta min syain ba'du.
Artinya: "Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu."
7. Sujud
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah dalam Zad 'al Ma'ad yang sudah di syarah dan di tahqiq (diberi penjelasan) oleh Syaikh Ali Ahmad Ath-Thahthawi menjelaskan bahwa Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam saat hendak sujud, meletakkan kedua lututnya terlebih dahulu sebelum kedua tangannya.
Namun, ada yang berpendapat sebaliknya, yakni meletakkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum meletakkan lutut. Pendapat ini didukung oleh Imam Malik.
Kemudian beliau meletakkan kedua tangan, lalu kening lalu hidung.. Ketika turun ke bawah dari posisi iktidal, lakukan sambil membaca "Allahu akbar" dan sujud dengan membacanya 3 kali.
Subhaana robbiyal a'la wabihamdih.
Artinya: "Maha suci tuhan yang maha tinggi serta memujilah aku kepadanya."
8. Duduk Iftitasy (duduk di antara dua sujud)
Setelah sujud, Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam bangkit mengangkat kepala seraya membaca takbir "Allahu Akbar" tanpa mengangkat tangan. Kemudian Rasulullah duduk ifirasy, yaitu dengan melipat kaki kiri ke belakang dan duduk di atas kaki kiri itu. Sedang talapak kaki kanan diluruskan dengan jari jemari kaki kanan menghadap kiblat. Dan membaca :
Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.
Artinya: "Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."
Setelah selesai membaca lakukan gerakan sujud dengan bacaan yang sama sebelumnya. Selesai sujud, berdiri lagi dan melanjutkan rakaat selanjurnya. Jumlah rakaat tergantung dengan jenis sholat yang dilakukan.
9. Tasyahud Awal
Tasyahud awal dilakukan pada rakaat kedua. Setelah sujud yang kedua, posisi tasyahud awal yaitu dengan sikap kaki tegak dan kaki kiri diduduki (sama dengan duduk Iftitasy), sambil membaca:
Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa Muhammad.
Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad."
10. Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir dilakukan pada rakaat terakhir. Cara duduk dalam tasyahud akhir ini ada beberapa pendapat. Antara lain dengan Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam melebarkan pangkal pahanya hingga menyentuh tanah dan mengeluarkan telapak kaki dari satu arah.
Bacaan dan posisi gerakannya sama dengan tasyahud awal dengan ditambah dengan bacaan sholawat nabi yang lebih panjang
(Dari bacaan tasyahud awal) ditambah...
Allahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shollaita 'alaa Ibroohim wa 'alaa aali Ibroohimm innaka hamiidum majiid. Alloohumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa Ibroohim wa 'alaa aali Ibroohimm innaka hamiidum majiid.
Artinya: "Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia."
11. Salam
Apabila Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam telah selesai dari sholatnya (selesai tasyahud akhir), maka beliau mengucapkan salam dan menghadapkan wajahnya (menoleh) ke kanan, seraya mengucapkan
"Assalaamu alaikum wa rahmatullah"
Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu."
Dan menoleh ke arah kiri juga mengucapkan kalimat yang sama.
Wallahu A'lam
Sholat juga merupakan tiang agama. Yakni ibadah utama yang akan dihisab pertama pada hari kiamat. Jika sholatnya baik, ia akan beruntung dan berbahagia. Jika sholatnya tidak baik, ia akan celaka. Bacaan sholat yang benar merupakan bagian dari baiknya sholat.
Berikut ini arti dari bacaan-bacaan setiap gerakan sholat , yang antara lain merujuk dari beberapa sumber, Antara lain dari Kitab Zad Al-Ma'ad dalam bab Hadyu An-Nabi fi Ash-Sholah (Petunjuk Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam tentang sholat) karya Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah :
1. Niat
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى
“Usholli fardha shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa`an lillaahi ta’aala”.
Artinya: Aku niat salat fardu subuh, dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allahta’ala.
Diatas adalah contoh niat sholat subuh yang dilakukan sendirian. Sedang niat sholat yang lainnya di lafalkan sesuai sholat dan jumlah rakkat yang akan dilakukan. Ulama berpendapat perlu juga diniatkan untuk posisi imam atau makmum ketika sholat berjama'ah.
Namun, ada beberapa ulama lainnya yang berpendapat tidak perlu melafalkan niat apapun sebelum membaca takbiratul ihram atau sebelum membaca Allahu Akbar. Karena niat tersebut sudah mengikuti waktu sholat wajib yang akan dilakukan sehingga tidak perlu lagi penegasan khusus (melafalkan) terhadap sholat yang akan dilakukan.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Dan sesungguh-nya setiap orang hanya mendapat (balasan) berdasarkan niatnya.”
2. Takbir
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai shalat dengan ucapan:
اَللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
“Allah Mahabesar.”
3. Doa Iftitah
Kemudian membuka bacaan dengan berbagai macam do’a (do’a istiftah), beliau memuji, menyanjung dan memuliakan Allah. Kemudian sebelum membaca Al Fatihah beliau memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (ta’awwudz).
Doa Iftitah 1 :
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
Allahumma ba'id bainiy wa baina khotoyaaya kamaa baa'idta bainalmasyriqi walmaghribi. Allahumma naqqiiniy min khotoyaaya kamaa yunaqqii tsaubul abyadu minnad danasi. Allahummaghsilniyy min khotoyaaya bistalji wal maai wal barodi.
Artinya: "Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkan (sucikan) dariku kesalahanku sebagaimana Engkau bersihkan (sucikan) baju yang putih dari kotoran. Ya Allah cucilah (bersihkanlah) aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air, dan embun."
Doa Iftitah 2 :
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.
"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim."
Doa iftitah dibaca dengan tidak nyaring.
4. Baca Al-Fatihah dan Surat dalam Al-Qur'an
Kemudian membaca al-Faatihah dengan berhenti pada tiap-tiap ayat (tartil).
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Bismillahir rahmaa nirrahiim. Alhamdu lilla hi rabbil 'alamin. Ar rahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shirraatal musthaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghduubi 'alaihim waladh-dhaalliin.
Artinya : "Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang. Segala puji bagi Allah, tuhan seluruh alam, yang maha pengasih, maha penyayang, pemilik hari pembalasan. Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Seusai membaca al-Faatihah, beliau mengucapkan: “Aamiin,” dengan menjaharkan (mengeraskan) dan memanjang-kan suaranya.
Setelah membaca al-Faatihah, beliau membaca surat lainnya. Terkadang memanjangkannya, dan terkadang memendekkannya.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan bacaan pada shalat Shubuh dan dua raka’at pertama dari shalat Maghrib dan ‘Isya’. Serta memelankan bacaan pada shalat Zhuhur, ‘Ashar, raka’at ketiga dari shalat Maghrib serta dua raka’at terakhir dari shalat ‘Isya’. Beliau juga mengeraskannya pada shalat Jum’at, dua Hari Raya, Istisqa’, dan Gerhana.
Diriwayatkan Oleh Imam Bukhari dari ‘Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca Faatihatul Kitab (Al Fatihah).”
Disunnahkan setelah itu membaca surat dalam Al Qur'an sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah dari Rasululah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Jika kalian tidak tambah selain Al Fatihah, maka itu sudah cukup. Namun bila kalian tambah setelahnya itu lebih baik.”
5. Ruku
Yaitu mengangkat kedua tangan dan membaca "allahu akbar". Kemudian badan dibungkukkan dan kedua tangan memegang lutut. Usahakan antara punggung dan kepala sama rata.
Setelah itu membaca :
"سبحان ربي العظيم وبحمده"
"Subhaana robbiyal 'adziimi wabihamdih" sebanyak 3 kali.
Artinya: "Maha suci tuhan yang maha agung serta memujilah aku kepadanya."
6. Iktidal
Setelah rukuk, Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam mengangkat kepala tegak lurus sambil mengkat kedua tangan, sambil membaca :
سمع الله لمن حمده
Sami'allaahu liman hamidah
Artinya: "Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya."
Setelah berdiri tegak, lalu membaca :
ربنا لك اللحمد ملء السموات وملء الأرض وملء ما شئت من شيء بعد
Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u maa syi'ta min syain ba'du.
Artinya: "Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu."
7. Sujud
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah dalam Zad 'al Ma'ad yang sudah di syarah dan di tahqiq (diberi penjelasan) oleh Syaikh Ali Ahmad Ath-Thahthawi menjelaskan bahwa Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam saat hendak sujud, meletakkan kedua lututnya terlebih dahulu sebelum kedua tangannya.
Namun, ada yang berpendapat sebaliknya, yakni meletakkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum meletakkan lutut. Pendapat ini didukung oleh Imam Malik.
Kemudian beliau meletakkan kedua tangan, lalu kening lalu hidung.. Ketika turun ke bawah dari posisi iktidal, lakukan sambil membaca "Allahu akbar" dan sujud dengan membacanya 3 kali.
سبحان ربي الأعلى وبحمده
. Sebanyak 3 kali.Subhaana robbiyal a'la wabihamdih.
Artinya: "Maha suci tuhan yang maha tinggi serta memujilah aku kepadanya."
8. Duduk Iftitasy (duduk di antara dua sujud)
Setelah sujud, Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam bangkit mengangkat kepala seraya membaca takbir "Allahu Akbar" tanpa mengangkat tangan. Kemudian Rasulullah duduk ifirasy, yaitu dengan melipat kaki kiri ke belakang dan duduk di atas kaki kiri itu. Sedang talapak kaki kanan diluruskan dengan jari jemari kaki kanan menghadap kiblat. Dan membaca :
رب اغفررلي وارحمني واجبرني وارفعني وارزقني واههدني وعافني واعف عني
Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.
Artinya: "Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."
Setelah selesai membaca lakukan gerakan sujud dengan bacaan yang sama sebelumnya. Selesai sujud, berdiri lagi dan melanjutkan rakaat selanjurnya. Jumlah rakaat tergantung dengan jenis sholat yang dilakukan.
9. Tasyahud Awal
Tasyahud awal dilakukan pada rakaat kedua. Setelah sujud yang kedua, posisi tasyahud awal yaitu dengan sikap kaki tegak dan kaki kiri diduduki (sama dengan duduk Iftitasy), sambil membaca:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِاَ . للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ
Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa Muhammad.
Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad."
10. Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir dilakukan pada rakaat terakhir. Cara duduk dalam tasyahud akhir ini ada beberapa pendapat. Antara lain dengan Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam melebarkan pangkal pahanya hingga menyentuh tanah dan mengeluarkan telapak kaki dari satu arah.
Bacaan dan posisi gerakannya sama dengan tasyahud awal dengan ditambah dengan bacaan sholawat nabi yang lebih panjang
تَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِاَ . للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
(Dari bacaan tasyahud awal) ditambah...
Allahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shollaita 'alaa Ibroohim wa 'alaa aali Ibroohimm innaka hamiidum majiid. Alloohumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa Ibroohim wa 'alaa aali Ibroohimm innaka hamiidum majiid.
Artinya: "Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia."
11. Salam
Apabila Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam telah selesai dari sholatnya (selesai tasyahud akhir), maka beliau mengucapkan salam dan menghadapkan wajahnya (menoleh) ke kanan, seraya mengucapkan
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
"Assalaamu alaikum wa rahmatullah"
Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu."
Dan menoleh ke arah kiri juga mengucapkan kalimat yang sama.
Wallahu A'lam
(wid)