Kisah Abdul Muthalib Pernah Bernazar Menyembelih Ayah Rasulullah SAW

Jum'at, 21 Oktober 2022 - 22:57 WIB
Kisah nazar Abdul Muthalib yang nyaris menyembelih putra kesayangannya bernama Abdullah, ayah Rasulullah SAW menarik untuk diketahui. Foto Ilustrasi/Ist
Abdul Muthalib merupakan kakek Rasulullah SAW dari pihak ayahnya, yakni Abdullah. Terdapat sebuah kisah menarik, Abdullah (ayah Rasulullah SAW) nyaris disembelih oleh ayahnya sendiri.

Bukan tanpa alasan, hal ini didasarkan pada nazar yang pernah diucapkan oleh Abdul Muthalib. Dari Ibnu Abbas menceritakan mengenai nazarnya Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW.

وقد كان عبدالمطلب بن هاشم نذر إن توافى له عشرة رهط أن ينحر أحدهم فلما توافى له عشرة أقرع بينهم أيهم ينحر فطارت القرعة على عبدالله بن عبدالمطلب وكان أحب الناس إلى عبدالمطلب فقال عبدالمطلب اللهم هو أو مائة من الإبل ثم أقرع بينه وبين الإبل فطارت القرعة على المائة من الإبل

"Dulu Abdul Muthalib pernah bernadzar, jika dia memiliki 10 anak lelaki maka akan menyembelih salah satunya. Ketika Abdul Muthalib memiliki 10 anak lelaki, dia mengundi siapa anaknya yang akan disembelih. Ternyata yang keluar nama Abdullah. Sementara Abdullah adalah anaknya yang paling dia cintai. Kemudian Abdul Muthalib mengatakan, "Ya Allah, Abdullah atau 100 ekor unta." Kemudian dia mengundi antara Abdullah dan 100 unta. Lalu keluar 100 ekor unta." (Tarikh at-Thabari, 1/497)

Dikisahkan, nazar tersebut diucapkan karena Abdul Muthalib saat itu hanya memiliki seorang anak laki-laki, yaitu Harith. Terlebih, kala itu kondisi kakek Rasulullah SAW ini sedang berusaha untuk menggali sumur Zamzam dan kekurangan tenaga.

Uniknya, setelah nazar itu diucapkan, Abdul Muthalib dikaruniai 10 anak laki-laki. Guna menepatinya, dia memanggil seluruh anak laki-lakinya dan menuliskan setiap namanya di atas anak panah untuk nantinya dibawa ke juru panah di tempat berhala Hubal.

Tradisi masyarakat zaman itu, mereka sudah terbiasa meminta pertolongan juru panah ketika dilanda kebingungan. Setelah dilakukan, ternyata nama yang muncul untuk dikorbankan adalah Abdullah, anak bungsu Abdul Muthalib yang sangat disayanginya.

Untuk melakukan prosesi nazarnya, Abdullah dibawa ke sebuah tempat di antara berhala Isaf dan Na'ila. Akan tetapi, sebelum hal itu terjadi banyak orang Quraisy yang mencegahnya. Sebagai gantinya, mereka meminta Abdul Muthalib untuk memohon ampun kepada Hubal.

Abdul Muthalib yang masih bimbang kemudian bertanya terkait hal lain yang bisa dilakukan sebagai penebusan nazarnya yang tak terlaksana. Seorang dari Suku Makhzum bernama Mughira mengatakan bahwa harta bisa menggantinya.

Setelah itu, Abdul Muthalib datang ke seseorang di Jathrib yang sudah biasa menangani masalah seperti ini. Dia memberi solusi untuk menyediakan 10 ekor unta, kemudian diundi dengan anak panah bersama nama Abdullah juga.

Jika nama yang keluar tetap Abdullah, maka kalikan juga jumlah tebusannya hingga dewa berkenan. Pada akhirnya, ketika jumlah tebusan mencapai 100 ekor, barulah anak panah tersebut keluar atas nama unta itu.

Namun, Abdul Muthalib belum percaya sepenuhnya. Dia mensyaratkan untuk mengulangi undian sampai tiga kali dan selalu keluar hasil yang sama. Pada akhirnya, 100 ekor unta itu disembelih sebagai pengganti nazar untuk menyembelih anaknya, yakni Abdullah.

Dalam satu riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: "dalam riwayat, beliau bersabda:

أنا ابن الذبيحين

Artinya: "Saya putra dua manusia yang akan disembelih (dikurbankan)". Maksud dua manusia itu adalah Nabi Ismail 'alaihissalam dan ayahnya Abdullah.

Wallahu A'lam

(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهٖ نَفۡسُهٗ ۖۚ وَنَحۡنُ اَقۡرَبُ اِلَيۡهِ مِنۡ حَبۡلِ الۡوَرِيۡدِ (١٦) اِذۡ يَتَلَقَّى الۡمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الۡيَمِيۡنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيۡدٌ (١٧) مَا يَلۡفِظُ مِنۡ قَوۡلٍ اِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيۡبٌ عَتِيۡدٌ (١٨) وَ جَآءَتۡ سَكۡرَةُ الۡمَوۡتِ بِالۡحَـقِّ‌ؕ ذٰلِكَ مَا كُنۡتَ مِنۡهُ تَحِيۡدُ (١٩)
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Ingatlah ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat. Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.

(QS. Qaf Ayat 16-19)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More