Tafsir Surat Al-Mulk Ayat 2: Manusia Diuji Siapa yang Paling Baik Amalnya
Selasa, 01 November 2022 - 22:41 WIB
Surat Al-Mulk merupakan salah satu surat terbaik Al-Qur'an yang di dalamnya banyak nasihat dan pelajaran berharga. Berikut kami ulas tafsir Surat Al-Mulk ayat 2 yang menerangkan hakikat dan tujuan hidup manusia.
Untuk diketahui, bagi yang membaca dan mentadaburi Surat Al-Mulk setiap malam, kelak surat ini akan datang memberi syafa'at dan menjadi penghalang dari siksa kubur. Kandungan Surat Al-Mulk meliputi hakikat hidup, kematian, dan ujian bagi manusia. Selain itu bercerita tentang kekuasaan Allah dalam menciptakan langit yang berlapis-lapis, ancaman Azab bagi orang-orang Kafir, Janji Allah kepada orang mukmin.
Surat Al-Mulk Ayat 2
Alladzii kholaqol mawta walhayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalaa, wa Huwal 'Aziizul Ghofuur.
Artinya: "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun." (Surat Al-Mulk ayat 2)
Mengutip tafsir Ibnu Katsir, sebagian ulama menyimpulkan dari makna ayat ini bahwa Maut (kematian) itu adalah hal yang pasti karena ia adalah makhluk (yang diciptakan). Makna ayat bahwa Allah-lah yang menciptakan makhluk dari tiada menjadi ada, untuk menguji mereka siapakah di antara mereka yang paling baik amal perbuatannya.
Dalam tafsir Kemenag dijelaskan, ayat ini menerangkan bahwa Allah memegang kekuasaan kerajaan dunia dan kerajaan Akhirat. Dia-lah yang menentukan kematian setiap makhluk. Jika saat kematian itu tiba, tidak ada suatu apa pun yang dapat mempercepat atau memperlambatnya. Allah berfirman:
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS al-Munafiqun ayat 11)
Siapa yang Lebih Baik Amalnya
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah menciptakan kehidupan untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang beriman dan mengikuti petunjuk yang dibawa Nabi Muhammad SAW dan siapa pula yang mengingkarinya. Allah memberi kesempatan yang sangat luas kepada manusia untuk memilih mana yang baik menurut dirinya.
Berdasarkan ujian itu pula ditetapkan derajat dan martabat seorang manusia di sisi Allah. Semakin kuat iman seseorang semakin banyak amal saleh yang dikerjakannya. Semakin ia tunduk dan patuh mengikuti hukum dan peraturan Allah, semakin tinggi pula derajat dan martabat yang diperolehnya di sisi Allah. Sebaliknya jika manusia tidak beriman kepada-Nya dan tidak taat kepada-Nya, ia akan memperoleh tempat paling hina di Akhirat.
Kehidupan duniawi adalah ujian untuk manusia, siapa di antara mereka yang menggunakan akal dan pikirannya memahami agama Allah, dan memilih mana perbuatan yang paling baik dikerjakannya. Juga untuk mengetahui siapa yang sabar mengekang diri dari mengerjakan larangan-Nya.
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia Mahaperkasa, tidak ada satu makhluk pun yang dapat menghalangi kehendak-Nya jika Dia hendak melakukan sesuatu, seperti memuliakan orang beriman dan mengazab orang yang durhaka kepada-Nya. Dia Maha Pengampun kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat kepada-Nya dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dikerjakannya dan berjanji tidak akan melakukan dosa tersebut.
Wallahu A'lam
Untuk diketahui, bagi yang membaca dan mentadaburi Surat Al-Mulk setiap malam, kelak surat ini akan datang memberi syafa'at dan menjadi penghalang dari siksa kubur. Kandungan Surat Al-Mulk meliputi hakikat hidup, kematian, dan ujian bagi manusia. Selain itu bercerita tentang kekuasaan Allah dalam menciptakan langit yang berlapis-lapis, ancaman Azab bagi orang-orang Kafir, Janji Allah kepada orang mukmin.
Surat Al-Mulk Ayat 2
اۨلَّذِىۡ خَلَقَ الۡمَوۡتَ وَالۡحَيٰوةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ اَيُّكُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡغَفُوۡرُۙ
Alladzii kholaqol mawta walhayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalaa, wa Huwal 'Aziizul Ghofuur.
Artinya: "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun." (Surat Al-Mulk ayat 2)
Mengutip tafsir Ibnu Katsir, sebagian ulama menyimpulkan dari makna ayat ini bahwa Maut (kematian) itu adalah hal yang pasti karena ia adalah makhluk (yang diciptakan). Makna ayat bahwa Allah-lah yang menciptakan makhluk dari tiada menjadi ada, untuk menguji mereka siapakah di antara mereka yang paling baik amal perbuatannya.
Dalam tafsir Kemenag dijelaskan, ayat ini menerangkan bahwa Allah memegang kekuasaan kerajaan dunia dan kerajaan Akhirat. Dia-lah yang menentukan kematian setiap makhluk. Jika saat kematian itu tiba, tidak ada suatu apa pun yang dapat mempercepat atau memperlambatnya. Allah berfirman:
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS al-Munafiqun ayat 11)
Siapa yang Lebih Baik Amalnya
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah menciptakan kehidupan untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang beriman dan mengikuti petunjuk yang dibawa Nabi Muhammad SAW dan siapa pula yang mengingkarinya. Allah memberi kesempatan yang sangat luas kepada manusia untuk memilih mana yang baik menurut dirinya.
Berdasarkan ujian itu pula ditetapkan derajat dan martabat seorang manusia di sisi Allah. Semakin kuat iman seseorang semakin banyak amal saleh yang dikerjakannya. Semakin ia tunduk dan patuh mengikuti hukum dan peraturan Allah, semakin tinggi pula derajat dan martabat yang diperolehnya di sisi Allah. Sebaliknya jika manusia tidak beriman kepada-Nya dan tidak taat kepada-Nya, ia akan memperoleh tempat paling hina di Akhirat.
Kehidupan duniawi adalah ujian untuk manusia, siapa di antara mereka yang menggunakan akal dan pikirannya memahami agama Allah, dan memilih mana perbuatan yang paling baik dikerjakannya. Juga untuk mengetahui siapa yang sabar mengekang diri dari mengerjakan larangan-Nya.
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia Mahaperkasa, tidak ada satu makhluk pun yang dapat menghalangi kehendak-Nya jika Dia hendak melakukan sesuatu, seperti memuliakan orang beriman dan mengazab orang yang durhaka kepada-Nya. Dia Maha Pengampun kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat kepada-Nya dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dikerjakannya dan berjanji tidak akan melakukan dosa tersebut.
Wallahu A'lam
(rhs)