Asbabun Nuzul Sebab Turunnya Surat Yasin Ayat Pertama
Selasa, 08 November 2022 - 05:15 WIB
Asbabun nuzul atau sebab turunnya surat Yasin ayat pertama dijelaskan Imam As-Suyuthi dalam kitabnya berjudul Asbabun Nuzul. Beliau menjabarkan bahwa dalam ayat pertama dan kedua Surah Yasin, Allah berfirman dengan redaksi: “Yaasin. Walqur’anil-hakim,”. Yang artinya: “Yasin. Demi Al Quran yang penuh hikmah”.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa ketika Rasulullah SAW membaca Surat As-Sajdah dengan suara nyaring, orang-orang Quraisy merasa terganggu. Mereka kemudian bersiap-siap menyiksa Rasulullah SAW namun tiba-tiba tangan mereka terbelenggu di pundak-pundaknya. Lalu, mereka pun menjadi buta.
Mereka kemudian mengharapkan pertolongan Nabi dan berkata: “Kami sangat mengharapkan bantuan tuan atas nama Allah dan atas nama keluarga,”. Maka kemudian turunlah 10 ayat, yakni ayat pertama hingga ayat kesepuluh Surat Yasin.
Pada ayat ke-10, Allah berfirman: “Wa sawaa-un alaihim a-andzartahum am lam tundzirhum laa yu’minun,”. Yang artinya: “Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi mereka peringatan ataukah kamu tidak memberi peringatan pada mereka, mereka tidak akan beriman”.
Imam Al-Qurthubi, menurut Imam As-Suyuthi menjelaskan, yang dimaksud mereka dalam ayat tersebut adalah orang-orang Quraish pembangkang. Yang termasuk di dalamnya ada Abu Jahal, Al-Walid bin Al-Mughirah, dan seorang dari Bani Makhzum yang tidak diketahui namanya.
Jumlah Ayat
Berdasarkan tartib mushafi (urutan mushaf) surat Yasin ada di urutan ke 36 dari 114 surat, dan urutan ke 41 berdasrakan tartib nuzuli (urutan turunnya).
Dalam tafsirnya, at-tahrir wa at-tanwir, Ibnu ‘Asyur mengatakan bahwa beberapa ulama masih berselisih pendapat terkait jumlah ayat dalam surah ini, ada yang mengatakan 83 ayat, ada juga yang berpendapat 82 ayat. Namun, mayoritas sepakat kalau jumlah ayat pada surah Yasin totalnya adalah 83 ayat.
Secara keseluruhan pakar tafsir seperti at-Thabari, Zamakhsyari, dan Qurthubi mengkategorikan surat ini sebagai surat Makkiyah, meski pada ayat 12 dalam surat ini menurut Ibnu ‘Athiyah diturunkan di Madinah, namun pendapat ini ditolak oleh Ibnu ‘Asyur, ia menganggap bahwa ayat tersebut sejatinya turun di Makkah namun dijadikan hujjah oleh sebagian kelompok untuk mengatakannya turun di Madinah.
Surat ini dinamai Yasin karena dimulai dengan huruf Yaasiin. Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan, sebagaimana halnya arti huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa surat Al Quran, maka demikian pula arti Yaasiin yang terdapat pada ayat permulaan surat ini, yaitu Allah mengisyaratkan bahwa sesudah huruf tersebut akan dikemukakan hal-hal yang penting antara lain: Allah bersumpah dengan Al Quran bahwa Muhammad SAW benar-benar seorang rasul yang diutus-Nya kepada kaum yang belum pernah diutus kepada mereka rasul-rasul.
Kata Yasin sendiri merupakan salah satu dari 14 huruf muqatta’ah dalam Al-Quran yang tersebar di 29 surat. Masing-masing huruf memilki interpretasi yang berbeda, ada yang menafsirkannya dengan nama Allah, Alquran, nama surat, dan lain-lain. Sebagaimana yang ditulis oleh Lukman Hakim terkait penafsiran huruf muqatta’ah.
Mengutip dalam tafsir al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, ada 4 penafsiran terkait Ya-sin, bahwa kata Ya-Sin merupakan bentuk muqsam bih (kata yang digunakan untuk bersumpah), kata yang seperti ini juga dapat ditemukan dalam surah-surah lain seperti ad-dhuha, al-‘Asr, al-Tin, ar-Rahman, dan semacamnya.
Selanjutnya, At-Thabari menilai bahwa kata Ya-Sin merupakan bagian dari Asma’ Allah (nama-nama Allah), al-Thabari juga mengutip pendapat Qatadah yang menilai kata Ya-Sin adalah nama Al-Qur'an. Pendapat lain yang dinukil olehnya, dan sedikit berbeda ialah datang dari Ibnu ‘Abbas yang menafsirkan kata Ya-Sin dengan Yaa Insaan (wahai manusia).
Qalbu al-Quran
Surat Yasin juga dikenal dengan Qalbul Quran, para ulama Salaf menamai demikian berdasarkan teks hadis yang berbunyi:
لكل شيء قلبا و قلب القرآن يس
“Setiap sesuatu memilki qalb (inti/hati) dan qalb Al-Qur'an adalah Ya-Sin”
Ada beberapa hadis yang menjelaskan keutamaan membaca Ya-Sin, misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Darda’ dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda:
مَا مِنْ مَيِّتٍ يُقْرَأُ عَلَيْهِ سُوْرَةُ يس اِلاَّ هَوّنَ الله عَلَيْه
“Tidaklah seorang mayyit yang dibacakan atasnya surah Ya-Sin, kecuali Allah akan memberikan ketenangan/kemudahan padanya”
Dalam kitab Musnad ad-Darimi, juga dijelaskan sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ يس في ليَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ الله , غُفِرَ لَهُ فِي تِلْكَ الَّليْلَة
“Barangsiapa yang membaca surat Ya-Sin pada malam hari karena mengharap ridha Allah, diampuni baginya (dosa) di malam tersebut”
Ibnu Abbas mengatakan bahwa ketika Rasulullah SAW membaca Surat As-Sajdah dengan suara nyaring, orang-orang Quraisy merasa terganggu. Mereka kemudian bersiap-siap menyiksa Rasulullah SAW namun tiba-tiba tangan mereka terbelenggu di pundak-pundaknya. Lalu, mereka pun menjadi buta.
Mereka kemudian mengharapkan pertolongan Nabi dan berkata: “Kami sangat mengharapkan bantuan tuan atas nama Allah dan atas nama keluarga,”. Maka kemudian turunlah 10 ayat, yakni ayat pertama hingga ayat kesepuluh Surat Yasin.
Pada ayat ke-10, Allah berfirman: “Wa sawaa-un alaihim a-andzartahum am lam tundzirhum laa yu’minun,”. Yang artinya: “Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi mereka peringatan ataukah kamu tidak memberi peringatan pada mereka, mereka tidak akan beriman”.
Imam Al-Qurthubi, menurut Imam As-Suyuthi menjelaskan, yang dimaksud mereka dalam ayat tersebut adalah orang-orang Quraish pembangkang. Yang termasuk di dalamnya ada Abu Jahal, Al-Walid bin Al-Mughirah, dan seorang dari Bani Makhzum yang tidak diketahui namanya.
Jumlah Ayat
Berdasarkan tartib mushafi (urutan mushaf) surat Yasin ada di urutan ke 36 dari 114 surat, dan urutan ke 41 berdasrakan tartib nuzuli (urutan turunnya).
Dalam tafsirnya, at-tahrir wa at-tanwir, Ibnu ‘Asyur mengatakan bahwa beberapa ulama masih berselisih pendapat terkait jumlah ayat dalam surah ini, ada yang mengatakan 83 ayat, ada juga yang berpendapat 82 ayat. Namun, mayoritas sepakat kalau jumlah ayat pada surah Yasin totalnya adalah 83 ayat.
Secara keseluruhan pakar tafsir seperti at-Thabari, Zamakhsyari, dan Qurthubi mengkategorikan surat ini sebagai surat Makkiyah, meski pada ayat 12 dalam surat ini menurut Ibnu ‘Athiyah diturunkan di Madinah, namun pendapat ini ditolak oleh Ibnu ‘Asyur, ia menganggap bahwa ayat tersebut sejatinya turun di Makkah namun dijadikan hujjah oleh sebagian kelompok untuk mengatakannya turun di Madinah.
Surat ini dinamai Yasin karena dimulai dengan huruf Yaasiin. Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan, sebagaimana halnya arti huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa surat Al Quran, maka demikian pula arti Yaasiin yang terdapat pada ayat permulaan surat ini, yaitu Allah mengisyaratkan bahwa sesudah huruf tersebut akan dikemukakan hal-hal yang penting antara lain: Allah bersumpah dengan Al Quran bahwa Muhammad SAW benar-benar seorang rasul yang diutus-Nya kepada kaum yang belum pernah diutus kepada mereka rasul-rasul.
Kata Yasin sendiri merupakan salah satu dari 14 huruf muqatta’ah dalam Al-Quran yang tersebar di 29 surat. Masing-masing huruf memilki interpretasi yang berbeda, ada yang menafsirkannya dengan nama Allah, Alquran, nama surat, dan lain-lain. Sebagaimana yang ditulis oleh Lukman Hakim terkait penafsiran huruf muqatta’ah.
Mengutip dalam tafsir al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, ada 4 penafsiran terkait Ya-sin, bahwa kata Ya-Sin merupakan bentuk muqsam bih (kata yang digunakan untuk bersumpah), kata yang seperti ini juga dapat ditemukan dalam surah-surah lain seperti ad-dhuha, al-‘Asr, al-Tin, ar-Rahman, dan semacamnya.
Selanjutnya, At-Thabari menilai bahwa kata Ya-Sin merupakan bagian dari Asma’ Allah (nama-nama Allah), al-Thabari juga mengutip pendapat Qatadah yang menilai kata Ya-Sin adalah nama Al-Qur'an. Pendapat lain yang dinukil olehnya, dan sedikit berbeda ialah datang dari Ibnu ‘Abbas yang menafsirkan kata Ya-Sin dengan Yaa Insaan (wahai manusia).
Qalbu al-Quran
Surat Yasin juga dikenal dengan Qalbul Quran, para ulama Salaf menamai demikian berdasarkan teks hadis yang berbunyi:
لكل شيء قلبا و قلب القرآن يس
“Setiap sesuatu memilki qalb (inti/hati) dan qalb Al-Qur'an adalah Ya-Sin”
Ada beberapa hadis yang menjelaskan keutamaan membaca Ya-Sin, misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Darda’ dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda:
مَا مِنْ مَيِّتٍ يُقْرَأُ عَلَيْهِ سُوْرَةُ يس اِلاَّ هَوّنَ الله عَلَيْه
“Tidaklah seorang mayyit yang dibacakan atasnya surah Ya-Sin, kecuali Allah akan memberikan ketenangan/kemudahan padanya”
Dalam kitab Musnad ad-Darimi, juga dijelaskan sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ يس في ليَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ الله , غُفِرَ لَهُ فِي تِلْكَ الَّليْلَة
“Barangsiapa yang membaca surat Ya-Sin pada malam hari karena mengharap ridha Allah, diampuni baginya (dosa) di malam tersebut”
(mhy)