Kisah Tazim Jaffer Pengikut Ajaran Aga Khan yang Selalu Merindukan Masjid
Sabtu, 17 Desember 2022 - 09:17 WIB
Kadang-kadang saya bertanya-tanya apakah saya masih menjalani hidup yang sama atau saya sudah dilahirkan kembali beberapa kali, karena rasanya banyak sekali yang berubah: pemerintahan, falsafah, pertanahan, perekonomian. Dan kami terus berusaha dan memperbaiki kehidupan kami.
Abang-abang saya mengelola sebuah usaha penggilingan padi dan tepung. Mereka memiliki pabrik, tetapi sebagian besar dari itu telah dinasionalisasikan pada 1960-an dan akhirnya mereka meninggalkan semuanya.
Karena Anda ingin mewawancarai saya, saya berusaha untuk mendapatkan beberapa tanggal-tanggal kejadian dan informasi lain dari keluarga saya. Saya menghubungi kakak perempuan saya yang tinggal di Vancouver. Dia berkata bahwa semua keterangan itu disimpan abang saya yang tinggal di London, tetapi kakak perempuan saya yang tinggal di Calgary mungkin masih ingat. Dan ternyata dia masih ingat beberapa tanggal-tanggal kejadian.
Saya menemukan sesuatu yang tidak pernah diberitahukan pada saya: bahwa ibu saya seorang janda (bercerai dari suaminya terdahulu) dan ayah saya menikahinya, dia sudah menikah ketika berumur dua belas tahun. Perkawinan pertamanya adalah hasil perjodohan. Suaminya sangat kejam. Dia memukul ibu sampai terjatuh dan lengannya patah. Lima atau enam orang datang untuk membawanya kembali. Ini cerita yang sangat mengejutkan bagi saya.
Karena kami dibesarkan dalam keluarga tradisional lalu kami mengalami banyak perubahan, suami saya dan saya merasa bahwa kami sangat liberal. Kami ingin anak-anak kami mendapatkan pendidikan yang liberal, yang tidak kami dapatkan.
Saya tidak diizinkan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Saya ingin menjadi seorang artis di bidang busana (peragawati) dan saya ingat abang-abang saya berkata pada saya bahwa jika saya mempunyai angan-angan itu dalam pikiran saya, mereka tidak akan mengirim saya ke Inggris, sebab waktu itu mereka hanya menyetujui untuk mengirim saya untuk mengikuti kursus.
Kami tidak menerapkan peraturan yang terlalu keras bagi anak-anak kami. Kami memberi mereka pendidikan yang sangat liberal. Anak-anak saya mempunyai hubungan dengan orang-orang India yang lain, sedikit di antaranya yang Muslim. Orang-orang Muslim yang mereka kenal sebagian besar berasal dari Pakistan --yaitu dari kalangan Sunni dan Syi'i.
Saya sangat terkejut ketika suatu hari teman saya dari Washington datang. Dia berbincang-bincang dengan Parisa, dan Parisa menyatakan bahwa dia tidak keberatan untuk suatu pernikahan yang dijodohkan. Saya tidak dapat mempercayai hal ini!
Dia bertanya pada Parisa apakah dia mendapatkan tekanan dari kami sehingga dia ingin segera menikah. Parisa mengatakan tidak, dia tidak mendapatkan tekanan apa pun. Saya pergi ke studio saya, di mana suami saya berada, dan saya berkata, "Bayangkan. Anak perempuanmu menginginkan perkawinan yang dijodohkan."
Hal itu sangat mengherankan saya. Terutama karena saya telah menentang tradisi. Saya tak dapat membayangkan apa yang menyebabkan dia berpikiran seperti itu.
Sudahkah dia mengatakan alasannya kepadamu?
Tidak. Tetapi saya kira saya tahu jawabannya. Mungkin karena dia terlalu cerdik sehingga dia ingin memindahkan tanggung jawab, jadi jika dia gagal dalam perkawinannya, kamilah yang bertanggung jawab, dan dia tidak perlu memberikan jawaban terhadap hal itu; atau karena kami telah memberikan segala sesuatunya kepadanya, dia ingin untuk lebih tradisional. Maka dia kembali kepada tradisi.
Apakah Anda akan merencanakan perkawinannya?
Jika saya menemukan seseorang yang sesuai, saya akan menjodohkannya. Walaupun begitu, saya telah memberitahunya bahwa jika dia menemukan seseorang yang baik dan menyenangkan, tidak apa-apa.
Jika dia seorang pemuda Isma'ili, itu merupakan pilihan pertama saya; tetapi jika bukan, saya tidak berkeberatan. Saya kira kelompok keturunan akan semakin besar. Saya juga berpikir mungkin ini salah satu cara untuk mengatasi problema perdamaian dunia. Sebab jika seorang Yahudi menikahi seorang Muslim, dan seorang Katolik Irlandia menikahi seorang Protestan, saya pikir kita dapat mengatasi beberapa masalah kita.
Pendapat saya sangat liberal, tetapi untuk beberapa hal saya sangat konservatif.
Apakah Anda lebih menyukai perkawinan yang dijodohkan?
Abang-abang saya mengelola sebuah usaha penggilingan padi dan tepung. Mereka memiliki pabrik, tetapi sebagian besar dari itu telah dinasionalisasikan pada 1960-an dan akhirnya mereka meninggalkan semuanya.
Karena Anda ingin mewawancarai saya, saya berusaha untuk mendapatkan beberapa tanggal-tanggal kejadian dan informasi lain dari keluarga saya. Saya menghubungi kakak perempuan saya yang tinggal di Vancouver. Dia berkata bahwa semua keterangan itu disimpan abang saya yang tinggal di London, tetapi kakak perempuan saya yang tinggal di Calgary mungkin masih ingat. Dan ternyata dia masih ingat beberapa tanggal-tanggal kejadian.
Saya menemukan sesuatu yang tidak pernah diberitahukan pada saya: bahwa ibu saya seorang janda (bercerai dari suaminya terdahulu) dan ayah saya menikahinya, dia sudah menikah ketika berumur dua belas tahun. Perkawinan pertamanya adalah hasil perjodohan. Suaminya sangat kejam. Dia memukul ibu sampai terjatuh dan lengannya patah. Lima atau enam orang datang untuk membawanya kembali. Ini cerita yang sangat mengejutkan bagi saya.
Karena kami dibesarkan dalam keluarga tradisional lalu kami mengalami banyak perubahan, suami saya dan saya merasa bahwa kami sangat liberal. Kami ingin anak-anak kami mendapatkan pendidikan yang liberal, yang tidak kami dapatkan.
Saya tidak diizinkan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Saya ingin menjadi seorang artis di bidang busana (peragawati) dan saya ingat abang-abang saya berkata pada saya bahwa jika saya mempunyai angan-angan itu dalam pikiran saya, mereka tidak akan mengirim saya ke Inggris, sebab waktu itu mereka hanya menyetujui untuk mengirim saya untuk mengikuti kursus.
Kami tidak menerapkan peraturan yang terlalu keras bagi anak-anak kami. Kami memberi mereka pendidikan yang sangat liberal. Anak-anak saya mempunyai hubungan dengan orang-orang India yang lain, sedikit di antaranya yang Muslim. Orang-orang Muslim yang mereka kenal sebagian besar berasal dari Pakistan --yaitu dari kalangan Sunni dan Syi'i.
Saya sangat terkejut ketika suatu hari teman saya dari Washington datang. Dia berbincang-bincang dengan Parisa, dan Parisa menyatakan bahwa dia tidak keberatan untuk suatu pernikahan yang dijodohkan. Saya tidak dapat mempercayai hal ini!
Dia bertanya pada Parisa apakah dia mendapatkan tekanan dari kami sehingga dia ingin segera menikah. Parisa mengatakan tidak, dia tidak mendapatkan tekanan apa pun. Saya pergi ke studio saya, di mana suami saya berada, dan saya berkata, "Bayangkan. Anak perempuanmu menginginkan perkawinan yang dijodohkan."
Hal itu sangat mengherankan saya. Terutama karena saya telah menentang tradisi. Saya tak dapat membayangkan apa yang menyebabkan dia berpikiran seperti itu.
Sudahkah dia mengatakan alasannya kepadamu?
Tidak. Tetapi saya kira saya tahu jawabannya. Mungkin karena dia terlalu cerdik sehingga dia ingin memindahkan tanggung jawab, jadi jika dia gagal dalam perkawinannya, kamilah yang bertanggung jawab, dan dia tidak perlu memberikan jawaban terhadap hal itu; atau karena kami telah memberikan segala sesuatunya kepadanya, dia ingin untuk lebih tradisional. Maka dia kembali kepada tradisi.
Apakah Anda akan merencanakan perkawinannya?
Jika saya menemukan seseorang yang sesuai, saya akan menjodohkannya. Walaupun begitu, saya telah memberitahunya bahwa jika dia menemukan seseorang yang baik dan menyenangkan, tidak apa-apa.
Jika dia seorang pemuda Isma'ili, itu merupakan pilihan pertama saya; tetapi jika bukan, saya tidak berkeberatan. Saya kira kelompok keturunan akan semakin besar. Saya juga berpikir mungkin ini salah satu cara untuk mengatasi problema perdamaian dunia. Sebab jika seorang Yahudi menikahi seorang Muslim, dan seorang Katolik Irlandia menikahi seorang Protestan, saya pikir kita dapat mengatasi beberapa masalah kita.
Pendapat saya sangat liberal, tetapi untuk beberapa hal saya sangat konservatif.
Baca Juga
Apakah Anda lebih menyukai perkawinan yang dijodohkan?
Lihat Juga :