Kisah Tazim Jaffer Pengikut Ajaran Aga Khan yang Selalu Merindukan Masjid

Sabtu, 17 Desember 2022 - 09:17 WIB
Saya tidak diizinkan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Saya ingin menjadi seorang artis di bidang busana (peragawati) dan saya ingat abang-abang saya berkata pada saya bahwa jika saya mempunyai angan-angan itu dalam pikiran saya, mereka tidak akan mengirim saya ke Inggris, sebab waktu itu mereka hanya menyetujui untuk mengirim saya untuk mengikuti kursus.

Kami tidak menerapkan peraturan yang terlalu keras bagi anak-anak kami. Kami memberi mereka pendidikan yang sangat liberal. Anak-anak saya mempunyai hubungan dengan orang-orang India yang lain, sedikit di antaranya yang Muslim. Orang-orang Muslim yang mereka kenal sebagian besar berasal dari Pakistan --yaitu dari kalangan Sunni dan Syi'i.

Saya sangat terkejut ketika suatu hari teman saya dari Washington datang. Dia berbincang-bincang dengan Parisa, dan Parisa menyatakan bahwa dia tidak keberatan untuk suatu pernikahan yang dijodohkan. Saya tidak dapat mempercayai hal ini!

Dia bertanya pada Parisa apakah dia mendapatkan tekanan dari kami sehingga dia ingin segera menikah. Parisa mengatakan tidak, dia tidak mendapatkan tekanan apa pun. Saya pergi ke studio saya, di mana suami saya berada, dan saya berkata, "Bayangkan. Anak perempuanmu menginginkan perkawinan yang dijodohkan."



Hal itu sangat mengherankan saya. Terutama karena saya telah menentang tradisi. Saya tak dapat membayangkan apa yang menyebabkan dia berpikiran seperti itu.

Sudahkah dia mengatakan alasannya kepadamu?

Tidak. Tetapi saya kira saya tahu jawabannya. Mungkin karena dia terlalu cerdik sehingga dia ingin memindahkan tanggung jawab, jadi jika dia gagal dalam perkawinannya, kamilah yang bertanggung jawab, dan dia tidak perlu memberikan jawaban terhadap hal itu; atau karena kami telah memberikan segala sesuatunya kepadanya, dia ingin untuk lebih tradisional. Maka dia kembali kepada tradisi.

Apakah Anda akan merencanakan perkawinannya?

Jika saya menemukan seseorang yang sesuai, saya akan menjodohkannya. Walaupun begitu, saya telah memberitahunya bahwa jika dia menemukan seseorang yang baik dan menyenangkan, tidak apa-apa.

Jika dia seorang pemuda Isma'ili, itu merupakan pilihan pertama saya; tetapi jika bukan, saya tidak berkeberatan. Saya kira kelompok keturunan akan semakin besar. Saya juga berpikir mungkin ini salah satu cara untuk mengatasi problema perdamaian dunia. Sebab jika seorang Yahudi menikahi seorang Muslim, dan seorang Katolik Irlandia menikahi seorang Protestan, saya pikir kita dapat mengatasi beberapa masalah kita.

Pendapat saya sangat liberal, tetapi untuk beberapa hal saya sangat konservatif.



Apakah Anda lebih menyukai perkawinan yang dijodohkan?

Saya tidak akan mengiklankannya di koran, sebagaimana yang dilakukan sebagian orang India, tetapi saya akan melakukannya dengan kata-kata. Saya mengatakan ini pada kakak-kakak perempuan saya. Salah seorang dari mereka berkata, "Wah, jangan katakan pada orang-orang bahwa kamu mencari seorang pemuda!"

Akhir-akhir ini di Youngstown mereka membangun sebuah masjid. Di masjid tersebut ada segala jenis Muslim yang berbeda-beda. Sebagian besar tata cara ibadah mereka, sholat dan doa mereka, dan etika mereka berbeda dari yang saya lakukan.

Masjid itu lebih bersifat Internasional. Di sana terdapat orang-orang Muslim dari Timur Tengah, Pakistan, India. Jika kami pergi ke masjid, kami duduk di lantai, tapi kaum wanita Isma'ili tidak perlu menutup kepala mereka. Tapi di Pakistan mereka barus menutup kepala mereka, itu karena adanya perbedaan kode etik untuk wanita.

Ketika saya pergi ke masjid di sini, saya membawa kerudung saya di bahu. Saya pergi ke sana untuk suatu kegiatan sosial. Sholat diadakan di ruang sholat di lantai atas. Kami di lantai bawah sedang makan dan saya masih menyandang kerudung saya di bahu. Rambut saya kelihatan dan saya kira hal itu tidak dapat diterima.

Salah satu dari lelaki di sana berdiri dan membuat pengumuman, "Ada beberapa wanita yang sangat tidak menghormati dan mereka tidak menutup kepala mereka."

Saya menutup kepala saya dan saya mulai mengomel pada orang di samping saya, "Saya pikir ini ruangan umum, bukan ruang sholat."

Setiap orang menanggapinya dengan berbeda-beda.

Tetapi saya masih sering pergi ke sana, sebab saya rindu jika tidak pergi ke masjid.



Mengapa Anda tidak menutup kepala dan kaki Anda?

Aliran Aga khan berusaha untuk mengikuti zaman, dan menjaga tradisi secara tidak berlebihan serta tidak menonjolkannya. Dia menerjemahkan Al-Quran dan dia dapat mengubahnya menurut waktu dan tempat. Isma'ili di Pakistan mempunyai aturan yang berbeda dengan Isma'ili, katakanlah, di Inggris, dan Isma'ili di Afganistan mempunyai estetika kultural yang sangat berbeda.

Saya pikir saya telah terbiasa diperlakukan seperti ini di mana-mana. Tetapi saya tetap merindukan masjid. Ada waktu dan tempat ketika Anda menginginkan makanan Anda sendiri, selera Anda sendiri. Kerinduan itu tidak akan hilang. Anda dapat kehilangan segalanya tetapi ada beberapa hal tertentu yang tetap Anda rindukan.

Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbiasa membaca doa: YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu). Kemudian aku pun bertanya, Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang anda bawa. Lalu apakah anda masih khawatir kepada kami? Beliau menjawab: Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Dia bolak-balikkan menurut yang dikehendaki-Nya.

(HR. Tirmidzi No. 2066)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More