Kitab Paling Tebal dalam Sejarah Islam, Isinya 800 Jilid dan Panjangnya 40 Meter
Rabu, 21 Desember 2022 - 15:38 WIB
طمعا في أن يعلق بي طرف من الفضل، أبعد به عن الجهل، لعلي أصل إلى بهض ما وصل إليه الرجال قبلي ؟!
ولو لم يكن من فائدته عاجلا إلا تنظيف الوقت عن الاشتغال برعونات الطباع، التي تنقطع بها أوقات الرعاع، لكفى
"Aku selalu berambisi, agar seluruh keutamaan yang ada pada ulama itu bisa aku raih. Sehingga aku terhindar dari kebodohan. Dan semoga dengan upayaku tersebut, aku bisa mendapatkan dari para lelaki sejati itu, meski sebagiannya saja. Seandainya saja aku tidak berhasil mendapatkan semua harapan itu, selain aku bisa menjaga waktuku dari memperturutkan nafsu seperti hewan (Hanya makan, tidur dan berketurunan) itupun sudah cukup sebagai manfaat yang harus disyukuri."
4. Kitab Ini Belum Pernah Dikhatamkan Siapa Pun
Belum ada satu pun sarjana muslim ataupun ulama yang mengaku mengkhatamkan Kitab Al-Funun. Syaikh Hakim An-Nakhrawi mengatakan membaca hingga jilid ke 304, Ibnu Jauzi mengaku memiliki kitab itu hanya sampai jilid ke 150, Imam Haji hanya sampai jilid ke 400.
5. Sebagian Kitabnya Hilang saat Banghdad Dihancurkan Pasukan Mongol
Kitab Al-Funun termasuk perbendaharaan muslimin yang hilang bersama jutaan karya lainnya saat penghancuran Baghdad oleh tentara Mongol. Hari ini hanya ditemukan beberapa bagian kecil saja. Di antaranya yang diterbitkan oleh Darul Masyriq sebanyak dua jilid. Hal ini disebutkan oleh Syaikh Abdul Fatah Abu Ghuddah dalam kitabnya Qaimah az Zaman 'inda al Ulama'.
6. Ditulis dengan Pengorbanan Luar Biasa
Kitab ini ditulis oleh Imam Ibnu Aqil rahimahullah yang aktivitasnya kesehariannya sebagian besarnya disibukkan dengan membaca dan menulis. Di antara rahasia sang imam bisa menyelesaikan karya tulisnya ini adalah ia memangkas banyak aktivitasnya. Seperti waktu untuk makan, istirahat hingga ke toilet. Pengorbanan ini membuahkan hasil luar biasa. Disebutkan beliau merendam terlebih dahulu roti yang beliau makan dengan air demi memangkas durasi waktu makan.
Demikian fakta kitab terbesar dan paling tebal dalam sejarah Islam. Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan kita.
ولو لم يكن من فائدته عاجلا إلا تنظيف الوقت عن الاشتغال برعونات الطباع، التي تنقطع بها أوقات الرعاع، لكفى
"Aku selalu berambisi, agar seluruh keutamaan yang ada pada ulama itu bisa aku raih. Sehingga aku terhindar dari kebodohan. Dan semoga dengan upayaku tersebut, aku bisa mendapatkan dari para lelaki sejati itu, meski sebagiannya saja. Seandainya saja aku tidak berhasil mendapatkan semua harapan itu, selain aku bisa menjaga waktuku dari memperturutkan nafsu seperti hewan (Hanya makan, tidur dan berketurunan) itupun sudah cukup sebagai manfaat yang harus disyukuri."
4. Kitab Ini Belum Pernah Dikhatamkan Siapa Pun
Belum ada satu pun sarjana muslim ataupun ulama yang mengaku mengkhatamkan Kitab Al-Funun. Syaikh Hakim An-Nakhrawi mengatakan membaca hingga jilid ke 304, Ibnu Jauzi mengaku memiliki kitab itu hanya sampai jilid ke 150, Imam Haji hanya sampai jilid ke 400.
5. Sebagian Kitabnya Hilang saat Banghdad Dihancurkan Pasukan Mongol
Kitab Al-Funun termasuk perbendaharaan muslimin yang hilang bersama jutaan karya lainnya saat penghancuran Baghdad oleh tentara Mongol. Hari ini hanya ditemukan beberapa bagian kecil saja. Di antaranya yang diterbitkan oleh Darul Masyriq sebanyak dua jilid. Hal ini disebutkan oleh Syaikh Abdul Fatah Abu Ghuddah dalam kitabnya Qaimah az Zaman 'inda al Ulama'.
6. Ditulis dengan Pengorbanan Luar Biasa
Kitab ini ditulis oleh Imam Ibnu Aqil rahimahullah yang aktivitasnya kesehariannya sebagian besarnya disibukkan dengan membaca dan menulis. Di antara rahasia sang imam bisa menyelesaikan karya tulisnya ini adalah ia memangkas banyak aktivitasnya. Seperti waktu untuk makan, istirahat hingga ke toilet. Pengorbanan ini membuahkan hasil luar biasa. Disebutkan beliau merendam terlebih dahulu roti yang beliau makan dengan air demi memangkas durasi waktu makan.
Demikian fakta kitab terbesar dan paling tebal dalam sejarah Islam. Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan kita.
(rhs)