Tanah Arab Menghijau Pertanda Kiamat? Ini Kata Ustaz Adi Hidayat

Kamis, 19 Januari 2023 - 05:10 WIB
Maka Allah menjawab pertanyaan ini dengan kalimat: قُلۡ اِنَّمَا عِلۡمُهَا عِنۡدَ اللّٰهِؕ yang artinya "Ilmu tentang hari Kiamat itu hanya di sisi Allah."

Sampaikan kepada mereka bahwa ilmu tentang hari Kimat itu adalah hak prerogatif Allah Ta'ala. Karena Kiamat itu tentang akhir kehidupan. Nabi hanya menjelaskan bagaimana cara menjalani kehidupan.

Di akhir hayat, Allah menegaskan: "Dan tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat waktunya."

Maknanya kira-kira begini, "Terus kalau Kiamatnya semakin dekat apa manfaatnya buat kamu." Maksud ayat Al-Quran di atas sebenarnya, ada hal penting yang harus diperhatikan setiap manusia, apakah bekalnya sudah siap menghadapi hari Kiamat.

"Andaikan sekarang terjadi Kiamat, bekal Anda bagaimana? Atau Kiamat kecil datang seperti meninggal dunia, apakah sudah punya bekal. Artinya, jangan berpikir dulu yang besar-besar sehingga lupa dengan hal yang paling besar yaitu cara kita menjalani kehidupan," jelas UAH.

Karena itulah Al-Qur'an menuntun kita untuk fokus beramal saleh dan mengisi kehidupan dengan cara yang benar dan bermanfaat. Sehingga baik Kiamat terjadi besok, lusa atau saat ini pun, kita sudah siap dengan amal-amal terbaik untuk kembali kepada Allah.

Tanda Kiamat Kecil

Di antara tanda-tanda perjalanan masa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW perlu diriset agar kita mengetahui di posisi (fase) mana kita sekarang. Tujuannya agar kita bisa menyiapkan amal dan mengetahui apa saja tantangannya.

UAH menceritakan, Nabi pernah ditanya oleh Malaikat Jibril yang menyamar jadi manusia untuk membimbing manusia tentang perkara Islam, iman, ihsan. Semua dijawab Nabi dengan benar. Ketika Malaikat yang menyamar bertanya tentang kapan Kiamat terjadi, Nabi menjawab dengan sangat bijak: "Yang ditanya tidak lebih tahu dari pada yang bertanya."

Jawaban Nabi tersebut menegaskan bahwa Ilmu tentang hari Kiamat itu hanya di sisi Allah. Untuk memberi penjelasan kepada umatnya, Nabi diberi tahu oleh Allah tentang tanda-tandanya.

Di antara tanda-tanda kecilnya, budak (pembantu) melahirkan tuannya. Orang-orang Arab Badui berlomba-lomba meninggikan bangunan. Pasar kian mudah diakses. Waktu semakin terasa cepat. Fitnah meluas, manipulasi mulai marak. Berita bohong (hoaks) mulai bertebaran dan sebagainya.

"Setelah fase ini muncul banyak peperangan, karena orang tidak perduli lagi dengan ibadah. Ulama banyak meninggal dunia, tidak ada yang membimbing lagi. Manusia kehilangan pegangan akhirnya banyak kekacauan sehingga mencapai puncaknya terjadinya perang," terang UAH.

Dalam bab perang ini ada hal yang menarik. Disebutkan dalam Hadis riwayat Ibnu Hibban Nomor 6700 dan dikuatkan dalam Shahih Muslim (Kitabuz Zakah).

لا تقومُ السَّاعةُ حتَّى يكثُرَ الهَرجُ وحتَّى تعودَ أرضُ العرَبِ مُروجًا وأنهارًا

Artinya: "Hari Kiamat tidak berlaku sehingga terjadi banyak keributan (peperangan) dan tanah Arab menjadi subur makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai." (HR Ibnu Hibban No 6700)

Maksudnya, terang UAH, Kiamat tidak akan terjadi sebelum melewati tanda berikut ini, yaitu banyaknya peperangan terjadi. Dengan peperangan itu kata Imam Nawawi dalam tafsirnya terjadilah sesuatu yang luar biasa.

Tanah Arab menjadi menghijau karena orang-orang mengabaikannya dan membiarkannya. Perempuan kehilangan suaminya dan kaum laki-laki menjadi sedikit akibat perang.

Alhasil tidak ada lagi yang mengurusinya sehingga membuat bumi Arab menjadi hijau begitu saja. Kemudian tumbuh banyak tanaman dan muncul sungai-sungai yang mengalir.

UAH menerangkan fenomena hari ini belum masuk ke tanda-tanda besar Kiamat. Namun, apabila sudah memasuki fase itu maka tantangan maksiatnya sangat tinggi.

Akan tiba satu masa ketika Nahi Mungkar (mencegah kemungkaran) lebih bernilai dari Amar Ma'ruf (mengajak kebaikan). Tantangannya semakin beragam, tapi pahalanya semakin besar pula.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, ia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Ajarkanlah aku suatu do'a yang bisa aku panjatkan saat shalat!. Maka Beliau pun berkata: Bacalah! ALLAHUMMA INNII ZHALAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN 'INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIIM (Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)

(HR. Bukhari No. 790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More