Kisah Nabi Musa Menyalahkan Nabi Adam yang Membuat Anak Cucunya Diusir dari Surga
loading...
A
A
A
Hadis ini membantah para pendusta takdir, karena hadis ini menetapkan takdir terdahulu dan dalil-dalil yang menetapkan takdir adalah dalil-dalil yang ketetapannya pasti dan dalalah-nya juga pasti, maka tidak ada peluang untuk mendustakan dan mengingkari takdir.
Barangsiapa mendustakannya, maka dia tidak mengerti permasalahan yang sebenarnya.
Hadis ini dicatut oleh kelompok Jabariiyah di mana –kata mereka– hamba adalah orang yang terpaksa dalam perbuatannya. Padahal, hadis ini tidak menunjukkan itu. Adam tidak membantah Musa dengan cara ini. Dan masalahnya adalah seperti yang telah aku jelaskan dan aku tetapkan.
Menurut Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor, ada 9 pelajaran dan faedah hadis tentang perdebatan Nabi Adam dan Nabi Musa ini.
Petama, dialog antara orang-orang yang shalih dalam masalah yang musykil, seperti Nabi Adam yang berdialog dengan Nabi Musa. Dan diwajibkan atas peserta dialog untuk tunduk kepada kebenaran jika ia telah jelas setelah sebelumnya samar, seperti Musa yang tunduk pada hujjah Adam.
Kedua, kewajiban beriman kepada perkara ghaib yang benar. Allah telah memuji orang-orang mukmin bahwa mereka beriman kepada yang ghaib. Di antara perkara ghaib yang diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam adalah percakapan yang terjadi antara Nabi Adam dan Nabi Musa. Adapun perkara ghaib yang diklaim oleh sebagian orang tanpa berpijak pada dalil yang benar, maka hal itu termasuk berkata atas nama Allah tanpa ilmu.
Ketiga, pelaku dialog hendaknya mengenal kelebihan lawan dialognya. Nabi Adam dan Nabi Musa masing-masing menyebutkan keunggulan lawannya dan kelebihan yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Keempat, hadis ini menetapkan takdir yang mendahului. Banyak sekali dalil-dalil dalam hal ini. Hadis ini membantah Qadariyah, kelompok yang menafikan.
Kelima, keterangan tentang keutamaan khusus yang dimiliki oleh Nabi Adam. Allah menciptakannya dengan tanganNya, memerintahkan para Malaikat untuk sujud kepadanya, mengizinkannya tinggal di Surga-Nya. Sementara keistimewaan Nabi Musa bahwa Allah mengangkatnya dengan risalah dan Kalam-Nya. Dia memberinya Lauh yang mengandung penjelasan tentang segala sesuatu, dan Dia mendekatkannya ketika dia bermunajat kepada-Nya. Keistimewaan- keistimewaan ini dimiliki oleh keduanya. Sebagian telah disebutkan secara nyata di dalam Al-Qur'an dan sebagian lain ditunjukkan oleh hadis-hadis lain selain hadis ini.
Keenam, penetapan sifat tangan bagi Allah. Sifat ini tidak boleh dinafikkan dan tidak boleh didustakan, sebagaimana tidak boleh menyamakan tangan Allah dengan tangan para makhluk, berpijak pada firman Allah,
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat. ( QS. Asy-Syura : 11)
Ketujuh, keterangan tentang sebagian ilmu di dalam Taurat yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Musa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyatakan bahwa dalam Taurat terdapat, "Dan Adam durhaka kepada Tuhannya, maka dia pun sesat."
Ayat ini terdapat di Al-Qur'an sebagaimana di dalam Taurat yang Allah turunkan. Tetapi dalam Taurat sekarang, hal itu
sudah tidak ada.
Kedelapan, hadis ini mengandung hakikat ilmiah yang ghaib, bahwa Allah menulis Taurat empat puluh tahun sebelum diciptakan.
Kesembilan, hadis ini menetapkan bahwa Allah menulis Taurat dengan tangan-Nya. Ini termasuk keistimewaan Taurat sebagai keutamaan Musa. Wallahu'alam.
Barangsiapa mendustakannya, maka dia tidak mengerti permasalahan yang sebenarnya.
Hadis ini dicatut oleh kelompok Jabariiyah di mana –kata mereka– hamba adalah orang yang terpaksa dalam perbuatannya. Padahal, hadis ini tidak menunjukkan itu. Adam tidak membantah Musa dengan cara ini. Dan masalahnya adalah seperti yang telah aku jelaskan dan aku tetapkan.
Menurut Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor, ada 9 pelajaran dan faedah hadis tentang perdebatan Nabi Adam dan Nabi Musa ini.
Petama, dialog antara orang-orang yang shalih dalam masalah yang musykil, seperti Nabi Adam yang berdialog dengan Nabi Musa. Dan diwajibkan atas peserta dialog untuk tunduk kepada kebenaran jika ia telah jelas setelah sebelumnya samar, seperti Musa yang tunduk pada hujjah Adam.
Kedua, kewajiban beriman kepada perkara ghaib yang benar. Allah telah memuji orang-orang mukmin bahwa mereka beriman kepada yang ghaib. Di antara perkara ghaib yang diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam adalah percakapan yang terjadi antara Nabi Adam dan Nabi Musa. Adapun perkara ghaib yang diklaim oleh sebagian orang tanpa berpijak pada dalil yang benar, maka hal itu termasuk berkata atas nama Allah tanpa ilmu.
Ketiga, pelaku dialog hendaknya mengenal kelebihan lawan dialognya. Nabi Adam dan Nabi Musa masing-masing menyebutkan keunggulan lawannya dan kelebihan yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Keempat, hadis ini menetapkan takdir yang mendahului. Banyak sekali dalil-dalil dalam hal ini. Hadis ini membantah Qadariyah, kelompok yang menafikan.
Kelima, keterangan tentang keutamaan khusus yang dimiliki oleh Nabi Adam. Allah menciptakannya dengan tanganNya, memerintahkan para Malaikat untuk sujud kepadanya, mengizinkannya tinggal di Surga-Nya. Sementara keistimewaan Nabi Musa bahwa Allah mengangkatnya dengan risalah dan Kalam-Nya. Dia memberinya Lauh yang mengandung penjelasan tentang segala sesuatu, dan Dia mendekatkannya ketika dia bermunajat kepada-Nya. Keistimewaan- keistimewaan ini dimiliki oleh keduanya. Sebagian telah disebutkan secara nyata di dalam Al-Qur'an dan sebagian lain ditunjukkan oleh hadis-hadis lain selain hadis ini.
Baca Juga
Keenam, penetapan sifat tangan bagi Allah. Sifat ini tidak boleh dinafikkan dan tidak boleh didustakan, sebagaimana tidak boleh menyamakan tangan Allah dengan tangan para makhluk, berpijak pada firman Allah,
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat. ( QS. Asy-Syura : 11)
Ketujuh, keterangan tentang sebagian ilmu di dalam Taurat yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Musa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyatakan bahwa dalam Taurat terdapat, "Dan Adam durhaka kepada Tuhannya, maka dia pun sesat."
Ayat ini terdapat di Al-Qur'an sebagaimana di dalam Taurat yang Allah turunkan. Tetapi dalam Taurat sekarang, hal itu
sudah tidak ada.
Kedelapan, hadis ini mengandung hakikat ilmiah yang ghaib, bahwa Allah menulis Taurat empat puluh tahun sebelum diciptakan.
Kesembilan, hadis ini menetapkan bahwa Allah menulis Taurat dengan tangan-Nya. Ini termasuk keistimewaan Taurat sebagai keutamaan Musa. Wallahu'alam.
(mhy)