Khutbah Jumat Bulan Syaban, Waktunya Bertaubat Sebelum Memasuki Ramadhan

Jum'at, 24 Februari 2023 - 05:10 WIB
loading...
Khutbah Jumat Bulan Syaban, Waktunya Bertaubat Sebelum Memasuki Ramadhan
Alangkah baiknya kita bersihkan hati di bulan Syaban ini sembari bertaubat kepada Allah sebelum datangnya bulan suci Ramadhan. Foto/Ist
A A A
Khutbah Jumat bulan Syaban kali ini mengangkat tema tentang anjuran bertaubat sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Sudah sepatutnya kita taubat nashuha dan memperbanyak istighfar sebelum masuknya bulan agung yang penuh keberkahan.

Berikut materi khutbah Jumat bulan Syaban dilansir dari Kemenag Kabupaten Purbalingga. Khutbah ini disampaikan oleh Subagyo, Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارْ، تَذْكِرَةً لِأُولِى الْقُلُوْبِ وَالْأَبْصَارْ، وَتَبْصِرَةً لِّذَوِي الْأَلْبَابِ وَالْإِعْتِبَارْ. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِٰلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلاَئِقِ وَالْبَشَرْ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نُوْرِ الْأَنْوَارْ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ الْأَطْهَارْ. أَمَّا بَعْدُ فَيَآأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ فِيْ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَتُوبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ


Jamaah Sholat Jumu'ah Rahimakumullah!

Kesempatan yang baik ini marilah kita meningkatkan keimanaan dan ketakwaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Takwa yang sebaik-baiknya yaitu dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah dan Rasul-Nya shollallohu 'alaihi wasallam.

Sya'ban adalah salah satu bulan istimewa, bulan yang dihormati dalam Islam, selain bulan-bulan Haram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab). Keistimewaan bulan ini dimulai sejak dari awal bulan hingga akhir bulan. Akan tetapi keistimewaan yang lebih terdapat pada malam Nisfu Sya'ban, yaitu malam ke-15 pertengahan bulan Syaban.

Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, Syaban memiliki banyak hal yang dapat memperkuat keimanan. Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan mulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ


Artinya: "Usamah bin Zaid berkata, 'Wahai Rasululllah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya'ban. Nabi menjawab: "Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Syaban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa." (HR An-Nasa'i)

Keterangan hadis ini mengingatkan kita tentang alasan mengapa Nabi Muhammad SAW selalu berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Beliau menjelaskan alasannya, karena hari-hari tersebut adalah waktu diangkatnya amal-amal saleh kepada Allah SWT. Bulan Sya'ban, dimana banyak oarang melalaikannya, justru Rasulullah SAW memperbanyak beribadah di bulan tersebut.

Ini merupakan isyarat bahwa ketika banyak manusia yang lalai dan lupa kepada Allah pada suatu waktu, lalu ada hamba yang memanfaatkan waktu tersebut, maka ia akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah.

Bukankah kita masih ingat bahwa di antara sholat-sholat yang begitu dianjurkan kepada kita adalah sholat lail (malam) yang merupakan sholat paling afdhal? Di antara alasan mengapa dia menjadi afdhal (utama), adalah karena pada waktu sholat lail itulah banyak manusia yang lalai.

Maka mari kita memanfaatkan waktu ini untuk memperbanyak ibadah, utamanya ibadah puasa. Sayidatina Aisyah radhiyallahu 'anha ketika ditanya bagaimana puasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada bulan Sya'ban? Beliau mengatakan:

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ


Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari bulan Syaban. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa berpuasa pada bulan Syaban seluruhnya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Walaupun yang dimaksud dengan puasa satu bulan penuh adalah memperbanyak puasa, sebagaimana dikatakan oleh para ulama berdasarkan informasi dari istri-istri Nabi SAW yang lainnya. Jadi dikatakan bahwa beliau berpuasa sebulan penuh karena beliau memperbanyak puasa di bulan tersebut.

Para ulama menyebutkan bahwa hikmah terbesar mengapa beliau memperbanyak puasa di bulan Sya'ban adalah sebagai persiapan, latihan dan pemanasan sebelum memasuki musabaqah atau perlombaan yang hakiki. Perlombaan hamba-hamba Allah di bulan Ramadhan untuk menuju predikat yang paling tinggi bagi seorang hamba yaitu predikat takwa.

Mungkin sebagian kita, sejak perginya bulan Ramadhan yang lalu tidak lagi pernah merasakan bagaimana indahnya berpuasa karena Allah. Maka saatnya kita mencoba berpuasa di bulan Sya'ban ini, agar tubuh kita pada saatnya nanti mudah menyesuaikan dengan bulan Ramadhan, di mana kita akan berlapar-lapar dan berhaus-haus karena Allah selama satu bulan penuh.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2922 seconds (0.1#10.140)