Nuzulul Qur'an, Mengapa Disebut Malam Istimewa? Apa Keutamaannya?
loading...
A
A
A
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari)
3. Malam yang penuh berkah.
“ Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi”. (QS. Al-Dukhan : 3)
Para ulama tafsir, salah satunya al-Qurtubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa yang dimaksud ‘malam yang diberkahi’ pada ayat tersebut adalah malam lailatul qadar yaitu malam dimana diturunkannya Al-Quran.
4. Pada malam ini para malaikat turun dan juga Malaikat Jibril a.s.
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”. (QS. Al-Qadr : 4)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa banyaknya malaikat yang turun pada malam tersebut menandakan banyaknya berkah yang turun pada malam itu, karena malaikat turun bersamaan dengan turunnya berkah.
5. Malam dicatatnya takdir tahunan
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”. (QS. Al-Dukhan : 4)
Yang dimaksud dengan ‘urusan’ di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezeki, untung baik, untung buruk dan sebagainya.
Bulan Ramadhan menjadi bulan yang mulia di antara bulan lain karena pada bulan inilah Al-Qur'an diturunkan, begitupun lailatul qadar yang menjadi malam paling mulia di antara malam-malam lain karena pada malam ini pulalah Al-Qur'an diturunkan sebagaimana yang termaktub dalam surah al-Qadr ayat 1.
Untuk itu, momentum yang berharga dan mulia ini harusnya bisa digunakan untuk meningkatkan ketakwaan dan memperoleh keberkahan dengan memperbanyak ibadah selama bulan Ramadan. Seperti itikaf di masjid, tadarus Al-Quran, memperbanyak zikir, memperbanyak sedekah, salat sunnah tarawih dan witir hingga tahajud. Serta memperbaiki perbuatan dan sikap dalam sehari-sehari.
Wallahu A'lam
3. Malam yang penuh berkah.
إِنَّآ أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ
“ Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi”. (QS. Al-Dukhan : 3)
Para ulama tafsir, salah satunya al-Qurtubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa yang dimaksud ‘malam yang diberkahi’ pada ayat tersebut adalah malam lailatul qadar yaitu malam dimana diturunkannya Al-Quran.
4. Pada malam ini para malaikat turun dan juga Malaikat Jibril a.s.
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”. (QS. Al-Qadr : 4)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa banyaknya malaikat yang turun pada malam tersebut menandakan banyaknya berkah yang turun pada malam itu, karena malaikat turun bersamaan dengan turunnya berkah.
5. Malam dicatatnya takdir tahunan
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”. (QS. Al-Dukhan : 4)
Yang dimaksud dengan ‘urusan’ di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezeki, untung baik, untung buruk dan sebagainya.
Bulan Ramadhan menjadi bulan yang mulia di antara bulan lain karena pada bulan inilah Al-Qur'an diturunkan, begitupun lailatul qadar yang menjadi malam paling mulia di antara malam-malam lain karena pada malam ini pulalah Al-Qur'an diturunkan sebagaimana yang termaktub dalam surah al-Qadr ayat 1.
Untuk itu, momentum yang berharga dan mulia ini harusnya bisa digunakan untuk meningkatkan ketakwaan dan memperoleh keberkahan dengan memperbanyak ibadah selama bulan Ramadan. Seperti itikaf di masjid, tadarus Al-Quran, memperbanyak zikir, memperbanyak sedekah, salat sunnah tarawih dan witir hingga tahajud. Serta memperbaiki perbuatan dan sikap dalam sehari-sehari.
Wallahu A'lam
(wid)