Surat Yusuf Ayat 100: Kisah Mimpi yang Menjadi Kenyataan, Ini Hikmahnya!
loading...
A
A
A
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf
Mimpi Nabi Yusuf 'alaihissalam akhirnya menjadi kenyataan tatkala keluarga besarnya datang ke Istana Kerajaan Mesir. Nabi Yusuf menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana sebagai penghormatan apa yang telah diperbuat kepada saudara-saudaranya.
Mereka merebahkan diri seraya sujud memberi hormat kepada Yusuf, sebagaimana lazimnya orang-orang memberi hormat kepada raja dan para pembesar pada waktu itu. Nabi Yusuf berkata, "Wahai ayahku! Inilah takbir mimpiku dahulu ketika saya masih kecil yang telah saya sampaikan kepada ayah dengan ucapan: "Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS Yusuf: 4)
Allah menjadikan mimpi Nabi Yusuf benar-benar menjadi kenyataan, bukan khayalan. Sebelas bintang itu adalah saudara-saudara Nabi Yusuf yang berjumlah sebelas orang. Sedang matahari dan bulan adalah ayah dan ibu beliau. Dengan keluarga inilah Allah memelihara keturunan Nabi Ishak, anak Nabi Ibrahim untuk mengembangkan agama tauhid di muka bumi ini.
Berikut kisahnya diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Yusuf :
Artinya: "Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, "Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana." (QS Yusuf ayat 100)
Pesan dan Hikmah
1. Kesuksesan Nabi Yusuf tidak lepas dari peran dan doa kedua orang tuanya. Maka sewajarnya Yusuf memperlakukan mereka dengan sikap yang terbaik. Diangkatnya kedua orang tuanya ke atas singgasana menunjukkan jika seorang anak memuliakan orang tuanya seperti raja maka kelak dia akan diangkat atau diperlakukan layaknya seorang raja.
2. Penghormatan dengan sujud di syariat Nabi Yakub dan Yusuf adalah hal yang lumrah. Sujud mereka dipahami bukan seperti sujud kita dalam ibadah salat, namun lebih mirip dengan membukukan tubuh layaknya rukuk dalam shalat. Berbeda dalam syariat kita umat nabi Muhammad, sujud kepada makhluk dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
3. Saat keluarganya memberikan penghormatan sujud, Yusuf teringat dengan mimpinya, diapun berkata, "Wahai ayahku inilah tabir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan." Ada yang mengatakan jarak antara mimpi dan terwujudnya adalah 40 tahun. Maka bermimpilah, kuatkan iman, keteguhan dan kesabaran untuk meraih mimpi.
4. Banyaknya nikmat yang diberikan kepada Yusuf tidak membuatnya lupa dengan Yang memberikannya, yaitu Allah. Dia selalu mengingat-Nya.
5. Di antara nikmat itu disebutkan Nabi Yusuf, "ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir." Yusuf tidak menyebutkan selamat dari sumur. Demi menjaga perasaan dan air muka para saudaranya. Beginilah orang beriman dan berakhlak, mampu memanej kemarahannya dengan bijak. Orang bijak pernah mengatakan Marahlah pada masalah yang memang seharusnya marah. Di waktu yang wajar untuk marah, dengan kadar marah yang pantas dan terukur.
6. Yusuf justru mengalihkan penyebab terputus dan salah paham antara saudaranya adalah ulah provokasi setan. Sering kali kejahatan yang kita lakukan tanpa disadari akibat provokasi atau bujuk rayu setan yang kita turuti.
7. "Dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir". Orang saleh yang tersembunyi pada akhirnya akan ditampakkan oleh Allah pada posisi dan kedudukannya yang dianggap layak menurut Allah. Karenanya jangan jadikan tempat sebagai tujuan untuk kita shalih. Ketika kita shalih di mana saja, maka kesalihannya akan berbuah kebaikan pada tempat tersebut. Seperti rahasia Makkah yang dulunya tidak dikenal, berkat kesalihan para Nabi, Mekkah pun menjadi terkenal seperti tekenalnya para Nabi tersebut.
8. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Inilah ucapan Yusuf yang menunjukkan sikap tauhid yang dalam dan kokoh. Segala peristiwa yang terjadi dalam hidup kita sudah merupakan kehendak Allah, dibaliknya ada kelembutan Allah, kebijaksanaan, pengetahuan juga pantauan Allah. Inilah yang membuat Yusuf selalu sabar dan tenang.
Untuk diketahui, Surat Yusuf terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum Hijrah Nabi. Surat ini dinamakan Surat Yusuf adalah karena seluruh isinya bercerita kisah Nabi Yusuf. Kisah tersebut salah satu di antara cerita-cerita yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat bagi beliau.
(Bersambung)!
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf
Mimpi Nabi Yusuf 'alaihissalam akhirnya menjadi kenyataan tatkala keluarga besarnya datang ke Istana Kerajaan Mesir. Nabi Yusuf menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana sebagai penghormatan apa yang telah diperbuat kepada saudara-saudaranya.
Mereka merebahkan diri seraya sujud memberi hormat kepada Yusuf, sebagaimana lazimnya orang-orang memberi hormat kepada raja dan para pembesar pada waktu itu. Nabi Yusuf berkata, "Wahai ayahku! Inilah takbir mimpiku dahulu ketika saya masih kecil yang telah saya sampaikan kepada ayah dengan ucapan: "Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS Yusuf: 4)
Allah menjadikan mimpi Nabi Yusuf benar-benar menjadi kenyataan, bukan khayalan. Sebelas bintang itu adalah saudara-saudara Nabi Yusuf yang berjumlah sebelas orang. Sedang matahari dan bulan adalah ayah dan ibu beliau. Dengan keluarga inilah Allah memelihara keturunan Nabi Ishak, anak Nabi Ibrahim untuk mengembangkan agama tauhid di muka bumi ini.
Berikut kisahnya diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Yusuf :
وَرَفَعَ اَبَوَيۡهِ عَلَى الۡعَرۡشِ وَخَرُّوۡا لَهٗ سُجَّدًاۚ وَقَالَ يٰۤاَبَتِ هٰذَا تَاۡوِيۡلُ رُءۡيَاىَ مِنۡ قَبۡلُ قَدۡ جَعَلَهَا رَبِّىۡ حَقًّاؕ وَقَدۡ اَحۡسَنَ بِىۡۤ اِذۡ اَخۡرَجَنِىۡ مِنَ السِّجۡنِ وَجَآءَ بِكُمۡ مِّنَ الۡبَدۡوِ مِنۡۢ بَعۡدِ اَنۡ نَّزَغَ الشَّيۡطٰنُ بَيۡنِىۡ وَبَيۡنَ اِخۡوَتِىۡؕ اِنَّ رَبِّىۡ لَطِيۡفٌ لِّمَا يَشَآءُؕ اِنَّهٗ هُوَ الۡعَلِيۡمُ الۡحَكِيۡمُ
Artinya: "Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, "Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana." (QS Yusuf ayat 100)
Pesan dan Hikmah
1. Kesuksesan Nabi Yusuf tidak lepas dari peran dan doa kedua orang tuanya. Maka sewajarnya Yusuf memperlakukan mereka dengan sikap yang terbaik. Diangkatnya kedua orang tuanya ke atas singgasana menunjukkan jika seorang anak memuliakan orang tuanya seperti raja maka kelak dia akan diangkat atau diperlakukan layaknya seorang raja.
2. Penghormatan dengan sujud di syariat Nabi Yakub dan Yusuf adalah hal yang lumrah. Sujud mereka dipahami bukan seperti sujud kita dalam ibadah salat, namun lebih mirip dengan membukukan tubuh layaknya rukuk dalam shalat. Berbeda dalam syariat kita umat nabi Muhammad, sujud kepada makhluk dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
3. Saat keluarganya memberikan penghormatan sujud, Yusuf teringat dengan mimpinya, diapun berkata, "Wahai ayahku inilah tabir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan." Ada yang mengatakan jarak antara mimpi dan terwujudnya adalah 40 tahun. Maka bermimpilah, kuatkan iman, keteguhan dan kesabaran untuk meraih mimpi.
4. Banyaknya nikmat yang diberikan kepada Yusuf tidak membuatnya lupa dengan Yang memberikannya, yaitu Allah. Dia selalu mengingat-Nya.
5. Di antara nikmat itu disebutkan Nabi Yusuf, "ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir." Yusuf tidak menyebutkan selamat dari sumur. Demi menjaga perasaan dan air muka para saudaranya. Beginilah orang beriman dan berakhlak, mampu memanej kemarahannya dengan bijak. Orang bijak pernah mengatakan Marahlah pada masalah yang memang seharusnya marah. Di waktu yang wajar untuk marah, dengan kadar marah yang pantas dan terukur.
6. Yusuf justru mengalihkan penyebab terputus dan salah paham antara saudaranya adalah ulah provokasi setan. Sering kali kejahatan yang kita lakukan tanpa disadari akibat provokasi atau bujuk rayu setan yang kita turuti.
7. "Dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir". Orang saleh yang tersembunyi pada akhirnya akan ditampakkan oleh Allah pada posisi dan kedudukannya yang dianggap layak menurut Allah. Karenanya jangan jadikan tempat sebagai tujuan untuk kita shalih. Ketika kita shalih di mana saja, maka kesalihannya akan berbuah kebaikan pada tempat tersebut. Seperti rahasia Makkah yang dulunya tidak dikenal, berkat kesalihan para Nabi, Mekkah pun menjadi terkenal seperti tekenalnya para Nabi tersebut.
8. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Inilah ucapan Yusuf yang menunjukkan sikap tauhid yang dalam dan kokoh. Segala peristiwa yang terjadi dalam hidup kita sudah merupakan kehendak Allah, dibaliknya ada kelembutan Allah, kebijaksanaan, pengetahuan juga pantauan Allah. Inilah yang membuat Yusuf selalu sabar dan tenang.
Untuk diketahui, Surat Yusuf terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum Hijrah Nabi. Surat ini dinamakan Surat Yusuf adalah karena seluruh isinya bercerita kisah Nabi Yusuf. Kisah tersebut salah satu di antara cerita-cerita yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat bagi beliau.
(Bersambung)!
(rhs)