Kisah Nabi Ibrahim Menyeru: Diwajibkan Haji Atas Kalian..!
loading...
A
A
A
Ibnu Abbas ra menceritakan: Setelah Nabi Ibrahim selesai membangun Kakbah , dikatakan kepadanya: "Serulah manusia melaksanakan Haji !" Ibrahim menjawab: "Wahai Tuhanku, apakah suaraku sampai ke mereka?" Allah berfirman: "Serulah, dan kewajiban kami menyampaikan –seruan itu".
Kemudian Ibrahim berseru: “Wahai manusia, telah diwajibkan haji ke Baitul ‘Atiq (baitullah) atas kalian, maka berhajilah kalian.”
Ibnu Abbas melanjutkan, “Apa saja yang ada di antara langit dan bumi mendengar seruan itu, tidaklah engkau lihat manusia dari penjuru bumi datang bertalbiyah?”
Dalam lafaz lain dari Ibnu Abbas ra, ia berkata:
Ibrahim berdiri di atas batu lalu menyeru: “Wahai manusia, diwajibkan haji atas kalian. Orang-orang yang masih di sulbi para laki-laki dan di rahim para wanita mendengarnya. Lalu orang-orang beriman menjawabnya dan orang-orang yang telah Allah catat akan berhaji sampai hari kiamat “Labbaika Allahuma Labbaika (Kami penuhi seruan-Mu, ya Allah. Kami penuhi seruan-Mua, Ya Allah).” (Diriwayatkan Al-Faqihi dengan isnad shahih)
Allah SWT berfirman:
“Dan serulah manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” ( QS al-Hajj/22 : 27)
Nabi Ibrahim as telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia. Dan Allah SWT menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim tersebut dan menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga sekarang.
Sambutan terhadap seruan mulia Nabi Ibrahim tersebut akan berlangsung sampai akhir zaman. Bahkan ketika Nabi Isa as kelak turun untuk membunuh Dajjal beliau juga melaksanakan Haji ke Baitullah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan menyambut seruan Nabi Ibrahim as.
Sambutan luar biasa sepanjang zaman untuk ibadah haji ini adalah pengabulan doa Nabi Ibrahim as yang dipanjatkan ketika meninggalkan Istri dan anaknya di lembah Makkah atas perintah Allah.
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezeki mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” ( QS Ibrahim : 37)
Kemudian Ibrahim berseru: “Wahai manusia, telah diwajibkan haji ke Baitul ‘Atiq (baitullah) atas kalian, maka berhajilah kalian.”
Ibnu Abbas melanjutkan, “Apa saja yang ada di antara langit dan bumi mendengar seruan itu, tidaklah engkau lihat manusia dari penjuru bumi datang bertalbiyah?”
Dalam lafaz lain dari Ibnu Abbas ra, ia berkata:
Ibrahim berdiri di atas batu lalu menyeru: “Wahai manusia, diwajibkan haji atas kalian. Orang-orang yang masih di sulbi para laki-laki dan di rahim para wanita mendengarnya. Lalu orang-orang beriman menjawabnya dan orang-orang yang telah Allah catat akan berhaji sampai hari kiamat “Labbaika Allahuma Labbaika (Kami penuhi seruan-Mu, ya Allah. Kami penuhi seruan-Mua, Ya Allah).” (Diriwayatkan Al-Faqihi dengan isnad shahih)
Allah SWT berfirman:
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
“Dan serulah manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” ( QS al-Hajj/22 : 27)
Nabi Ibrahim as telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia. Dan Allah SWT menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim tersebut dan menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga sekarang.
Sambutan terhadap seruan mulia Nabi Ibrahim tersebut akan berlangsung sampai akhir zaman. Bahkan ketika Nabi Isa as kelak turun untuk membunuh Dajjal beliau juga melaksanakan Haji ke Baitullah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan menyambut seruan Nabi Ibrahim as.
Sambutan luar biasa sepanjang zaman untuk ibadah haji ini adalah pengabulan doa Nabi Ibrahim as yang dipanjatkan ketika meninggalkan Istri dan anaknya di lembah Makkah atas perintah Allah.
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezeki mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” ( QS Ibrahim : 37)
(mhy)