Mendidik Remaja Mencontoh Generasi Salafus Shalih, Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
Generasi As Salafus Shalih adalah generasi umat yang cerdas dan sangat berkarakter ilahiah. Sayangnya, di masa saat ini, banyak pemuda dari kalangan anak-anak kita justru meninggalkan generasi Salafus Shalih ini sebagai panutan. Mereka menjadikan tokoh barat dan artis di luar Islam sebagai panutan.
Seperti diketahui, generasi salaf adalah generasi terbaik dari umat Islam. Secara istilah, yang dimaksud salaf adalah tiga generasi awal umat Islam yang merupakan generasi terbaik, yaitu para sahabat Nabi, para tabi’in, dan tabi’ut tabi’in
Dalam kitab Shina'ah asy-Syabab karya Syaikh Muhammad Sain Hawwa disebutkan bahwa banyak ayat-ayat Al Qur'an memberi contoh-contoh menarik dan mengagumkan tentang pemuda . Yakni baik dalam kejujuran, kesungguhan, maupun dampak keimanannya dalam kehidupan dan masyarakat.
Misalnya, ketika Al Qur'an menceritakan tentang Nabi Ismail Alaihisallam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.""
(QS. As-Saffat : 102).
Hendaknya kita mendidik remaja kita seperti para generasi salaf terdahulu. Yakni generasi yang sangat mengadopsi Al Qur'an dan hadis nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam sebagai kekuatan keimanan dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti diketahui bahwa para sahabat menyaksikan wahyu turun dan menjadi saksi bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengamalkannya. Lalu generasi setelah sahabat, yakni para tabi’in, pun mendapat ilmu langsung dari para sahabat. Demikian juga generasi setelahnya (para tabi’ut tabi’in) yang meneladani mereka dengan baik.
Sehingga jika para remaja mengikuti langkah generasi terbaik itu, maka akan tumbuh nilai-nilai kebaikan, mengikuti sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akan makin taat kepada Allah Ta'ala.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal." (QS. Yusuf 12 : 111)
Syaikh Umar Bazmul menyatakan, sesungguhnya kita tidak bisa selamat dan tidak bisa sukses dalam menjalani agama dan menggapai tujuan yang hakiki, kecuali dengan mengikuti praktek beragamanya para salafus shalih.
Setiap hari kita membaca ayat Ihdinas shiraathal mustaqiim, shiraathalladziina an’amta alaihim ghairil maghdhuubi alaihim waladhdhaallin. (Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.)” (QS. Al Fatihah : 6-7).
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, beliau menjelaskan, yang dimaksud dengan ‘orang-orang yang telah Engkau beri nikmat‘ adalah yang disebutkan dalam surat An Nisa, ketika Allah berfirman (yang artinya), Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
Maka, shiratal mustaqim atau jalan yang lurus adalah cara beragama yang dipraktekkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka, merekalah generasi salafus shalih .
Wallahu A'lam
Seperti diketahui, generasi salaf adalah generasi terbaik dari umat Islam. Secara istilah, yang dimaksud salaf adalah tiga generasi awal umat Islam yang merupakan generasi terbaik, yaitu para sahabat Nabi, para tabi’in, dan tabi’ut tabi’in
Dalam kitab Shina'ah asy-Syabab karya Syaikh Muhammad Sain Hawwa disebutkan bahwa banyak ayat-ayat Al Qur'an memberi contoh-contoh menarik dan mengagumkan tentang pemuda . Yakni baik dalam kejujuran, kesungguhan, maupun dampak keimanannya dalam kehidupan dan masyarakat.
Misalnya, ketika Al Qur'an menceritakan tentang Nabi Ismail Alaihisallam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.""
(QS. As-Saffat : 102).
Hendaknya kita mendidik remaja kita seperti para generasi salaf terdahulu. Yakni generasi yang sangat mengadopsi Al Qur'an dan hadis nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam sebagai kekuatan keimanan dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti diketahui bahwa para sahabat menyaksikan wahyu turun dan menjadi saksi bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengamalkannya. Lalu generasi setelah sahabat, yakni para tabi’in, pun mendapat ilmu langsung dari para sahabat. Demikian juga generasi setelahnya (para tabi’ut tabi’in) yang meneladani mereka dengan baik.
Sehingga jika para remaja mengikuti langkah generasi terbaik itu, maka akan tumbuh nilai-nilai kebaikan, mengikuti sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akan makin taat kepada Allah Ta'ala.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
لَـقَدْ كَا نَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَ لْبَا بِ ۗ
"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal." (QS. Yusuf 12 : 111)
Syaikh Umar Bazmul menyatakan, sesungguhnya kita tidak bisa selamat dan tidak bisa sukses dalam menjalani agama dan menggapai tujuan yang hakiki, kecuali dengan mengikuti praktek beragamanya para salafus shalih.
Setiap hari kita membaca ayat Ihdinas shiraathal mustaqiim, shiraathalladziina an’amta alaihim ghairil maghdhuubi alaihim waladhdhaallin. (Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.)” (QS. Al Fatihah : 6-7).
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, beliau menjelaskan, yang dimaksud dengan ‘orang-orang yang telah Engkau beri nikmat‘ adalah yang disebutkan dalam surat An Nisa, ketika Allah berfirman (yang artinya), Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
Maka, shiratal mustaqim atau jalan yang lurus adalah cara beragama yang dipraktekkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka, merekalah generasi salafus shalih .
Wallahu A'lam
(wid)